Berita Nasional Terkini

Tahapan Pengembalian Bayi Tertukar di Bogor Butuh Sebulan, Ini Nasib Perawat dan Bidan yang Lalai

Tahapan pengembalian bayi tertukar di Bogor butuh sebulan, ini nasib perawat dan bidan yang lalai.

KOMPAS.COM/AFDHALUL IKHSAN
Kedua ibu beserta bayinya yang tertukar telah dipertemukan saat mediasi atau penyampaian hasil tes DNA silang di Ruang Unit Reskrim Polres Bogor, Jawa Barat, Jumat (25/8/2023) malam. Tahapan pengembalian bayi tertukar di Bogor butuh sebulan, ini nasib perawat dan bidan yang lalai. 

TRIBUNKALTIM.CO - Tahapan pengembalian bayi tertukar di Bogor butuh sebulan, ini nasib perawat dan bidan yang lalai.

Kasus bayi tertukar di Bogor akhirnya berujung terang dengan keluarnya hasil Tes DNA.

Namun, meski sudah dipastikan bayi yang diasuh Dian dan Siti Mauliah tertukar, mereka tak bisa serta merta langsung membawa pulang anak biologis mereka.

Ada tahapan yang harus dilakukan, paling tidak selama sebulan.

Baca juga: Update Bayi Tertukar di Bogor, Siti dan Dian Tidak Dapat Langsung Bawa Pulang Anak Kandungnya

Kasus tertukarnya bayi di Bogor telah memasuki babak akhir.

Kemarin, Jumat (25/8/2023), Kapolres Bogor AKBP Rio Wahyu Anggoro mengumumkan bahwa bayi yang selama ini diasuh oleh Dian adalah anak dari Siti Mauliah.

Hal ini diketahui berdasarkan tes DNA yang dilakukan di Puslabfor Bareskrim Polri, Jakarta.

Setelah itu, tahapan selanjutnya yaitu pengembalian anak ke orang tua biologis.

Namun, ternyata kedua anak tersebut tidak dapat langsung untuk kembali ke orang tua masing-masing.

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Jasra Putra pun mengungkapkan proses pengembalian itu membutuhkan proses selama satu bulan sesuai kesepakatan kedua orang tua meski jika mengacu pada standard operating procedure (SOP), proses pengembalian membutuhkan waktu selama enam bulan.

"Ada satu bulan tahapan yang disepakati, diawal sebetulnya kita tawarkan enam bulan ya sesuai SOP tapi nampaknya bisa dipercepat selama satu bulan," katanya dalam program Kompas Siang di Kompas TV, Sabtu (26/8/2023).

Jasra menjelaskan alasan proses pengembalian tidak dapat dilakukan secara langsung lantaran perlunya proses transisi karena diyakini orangtua dan anak tersebut memiliki kenangan yang mendalam dan perlu untuk diberi waktu untuk mengikhlaskan.

"Kenapa ini penting dilakukan? karena memang satu tahun pengasuhan masing-masing keluarga ini tentu punya kenangan masing-masing, kedekatan yang kira-kira tidak mudah (untuk dilupakan -red)," katanya.

4 Tahapan Penukaran Anak: dari Asesmen hingga Uji Coba Menginap

Lalu, selama sebulan proses pengembalian, ada empat tahapan yang harus dilewati oleh masing-masing orang tua.

Pada minggu pertama, terhitung sejak Jumat kemarin, kedua orangtua akan melakukan assesmen terkait kesiapan penukaran anak.

Lalu di minggu kedua, uji coba pertemuan setiap hari antara orangtua dan anak biologisnya.

Kapolres Bogor, AKBP Rio Wahyu Anggoro bersama orang tua 2 bayi yang tertukar, Jumat (25/8/2023).
Kapolres Bogor, AKBP Rio Wahyu Anggoro bersama orang tua 2 bayi yang tertukar, Jumat (25/8/2023). (tangkapan layar Kompas TV)

Adapun pertemuan tersebut akan didampingi oleh KPAI dan Polres Bogor.

"Keluarga sepakat kedua-duanya kalau bisa tujuh kali (pertemuan) dalam seminggu, artinya setiap hari. Dan ini tentu akan ada grup WA keluarga dan termasuk kita di dalam untuk mendampingi," kata Jasra.

Lantas di minggu ketiga dan keempat, kedua anak akan melakukan uji coba menginap di rumah orangtua biologis masing-masing.

Jasra menjelaskan uji coba menginap tersebut akan dilakukan secara bertahap.

"Kemudian setelah itu akan diuji coba (menginap) 1x24 jam, lalu 2x24 jam, dan terakhir nanti akan kita coba juga 3x24 jam," katanya.

Setelah uji coba menginap selesai, Jasra mengungkapkan akan dilakukan asesmen ulang oleh pekerja sosial dan psikolog terhadap anak dan orangtua.

"Jadi diharapkan satu bulan ini, kita akan melihat perkembangannya dan mudah-mudahan bondingnya, walaupun ini tidak mudah ya, bisa didapatkan ke masing-masing orangtua," katanya.

Tes DNA Nyatakan Bayi Tertukar

Sebelumnya, Kapolres Bogor, AKBP Rio Wahyu Anggoro mengumumkan bahwa bayi yang selama ini diasuh oleh Dian adalah anak dari Siti Mauliah.

Hal ini diketahui berdasarkan tes DNA yang dilakukan di Puslabfor Polri, Jakarta pada Senin (21/8/2023).

"Berdasarkan dari Puslabfor Bareskrim Mabes Polri yang di mana ditemukan memang fix 99,99 persen berdasarkan data yang diberikan bahwa anak tersebut memang tertukar," ujarnya dikutip dari YouTube Kompas TV, Jumat (25/8/2023).

Lalu, Rio juga menjelaskan bahwa kasus ini akan diselesaikan dengan jalur restorative justice.

Keputusan ini, kata Rio, juga telah disepakati oleh Siti Mauliah dan Dian.

Momen haru terjadi usai pengumuman hasil tes DNA dua keluarga yang bayinya tertukar di RS Sentosa Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (26/8/2023). Kedua Ibu bayi tersebut berpelukan menerima hasil tes DNA tersebut.
Momen haru terjadi usai pengumuman hasil tes DNA dua keluarga yang bayinya tertukar di RS Sentosa Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (26/8/2023). Kedua Ibu bayi tersebut berpelukan menerima hasil tes DNA tersebut. (Tribun Bogor/Naufal)

"Oleh sebab itu, tadi kesepakatan di atas telah dibuatkan komitmen bersama, maka penyelesaian dalam hal ibu S dan ibu D, kami selesaikan dengan restorative justice," jelas Rio.

Rio juga mengungkapkan, seusai hasil tes DNA diumumkan, kedua anak akan diasuh oleh orangtua biologis.

"Tadi juga sudah diputuskan proses tumbuh dan kembang anak, maka akan menjadi tanggung jawab ayah dan ibu baru yang merupakan ayah biologisnya dia," katanya.

Kemudian, Rio juga mengumumkan bahwa kedua anak yang tertukar tersebut diangkat menjadi anak angkat Polres Bogor.

Hal ini, sambungnya, juga telah disetujui oleh Kapolda Jabar, Irjen Akhmad Wiyagus.

"Serta dua anak tersebut, atas seizin Bapak Kapolda, kami angkat menjadi anak angkat Polres Bogor. Segala tanggung jawab terhadap dua anak tersebut adalah merupakan tanggung jawab ketiga orang tuanya yaitu anak biologis si G dan bertambah satu (tanggung jawab) yaitu Polres Bogor," kata Rio.

Nasib Perawat

Kasus tertukarnya bayi di Rumah Sakit Sentosa Bogor telah selsai bagi para pasiennya.

Siti Mauliah telah mendapatkan bayi yang ia perjuangkan selama satu tahun, demikian juga Dian seperti Siti yang telah menemukan darah dagingnya sendiri.

Namun bagi rumah sakitnya, ini belum menjadi akhir. Rumah Sakit Sentosa mulai berbenah.

Rumah tersebut memberi hukuman terhadap para perawat rumah sakit tersebut sebagai buntut tertukarnya bayi yang dilahirkan di rumah sait itu.

Akibat perilaku ceroboh saat menangani pasien yang melahirkan hingga terjadi bayi tertukar, nasib mereka sekarang apes.

Direktur RS Sentosa Bogor drg. Margaretha Kurnia mengatakan, manajemen memberi sanksi terhadap 15 perawatnya.

Baca juga: Kasus Tuntas! Berita Bayi Tertukar di Bogor Terbaru, Kapolres Bogor: Tes DNA 99,9 Persen Tak Identik

"Kami sudah memberi sanksi sesuai aturan rumah sakit, itu dapat berkembang sesuai berkembangnya kasus ini," katanya.

Diketahui ada 15 perawat dan bidan yang diberi sanksi.

Di antaranya 10 perawat diberi SP1, sedangkan 5 lainnya dinonaktifkan.

Dilaporkan Tribun Bogor, gara-gara bayi tertukar, Siti Mauliah dan Dian sampai harus merawat bayi yang bukan anak kandungnya.

Siti dan Dian bahkan harus sampai menjalani tes DNA demi bisa membuktikan bayi tertukar di Bogor.

Kapolres Bogor AKBP Rio Wahyu Anggoro mengungkap dari hasil penyelidikan polisi, bayi tertukar pada H+1 pasca persalinan.

Diketahui Siti Mauliah dan Dian melahirkan di Rumah Sakit Sentosa Bogor pada 18 Juli 2022.

"Terjadi pada hari+1 pasca melahirkan," kata Rio.

Drg. Margaretha Kurnia mengakui ada kecerobohan yang menyebabkan kesalahan yang dilakukan oleh perawat.

Menurutnya perawat melakukan sebuah proses tahapan penanganan bayi lahir secara tidak hati-hati.

"Terjadi karena karena ada ketidakhati-hatian dalam petugas kami melaksanakan prosedur yang sudah ada," kata Margaretha.

Ia mengaku menyesali perbuatan perawat tersebut.

"Kami sangat menyesali, saya sebagai pimpinan juga sedih hal ini terjadi di rumah sakit pada kedua ibu," katanya.

Margaretha Kurnia mengungkap penyebab utama bayi tertukar di Bogor terjadi saat pasien akan dipulangkan.

"Dalam proses yang ada ketidakhati-hatian itu di dalam proses identifikasi saat bayi pulang," ungkapnya.

Margaretha membongkar borok perawat hingga menyebabkan bayi tertukar di Bogor.

"Ada proses yang harusnya dilakukan, tapi ada ketidakhati-hatian dalam proses identifikasi bayi," katanya.

Margaretha Kurnia menjelaskan sejak adanya laporan dari Siti Mauliah soal bayi tertukar, managemen RS Sentosa langsung melakukan penyelidikan internal.

Berencana Laporkan RS Sentosa

Orangtua bayi tertukar akan melaporkan manajemen RS Sentosa Bogor ke polisi.

Pasalnya dalam kasus bayi tertukar sejak Juli 2022 ini ada dugaan tindak pidana.

"Karena jelas di sini (kasus tertukar bayi) kami melihat adanya unsur pidana,” kata Rusdy Ridho, kuasa hukum salah seorang orang tua bayi tertukar, Sabtu (26/8).

Rusdy menuturkan meski pihak RS Sentosa sudah menyampaikan permohonan maaf, tapi tidak menghilangkan kesalahan yang diperbuat.

Dari sisi kemanusiaan, kliennya sudah memaafkan.

“Tapi sebab tertukar bayi ini, kan, harus terungkap karena sudah setahun berlalu,” ujar dia.

Rusdy mengatakan setelah keluar hasil tes DNA, kedua orang tua bayi tertukar itu sudah islah dan menerima hasil serta akan mengikuti proses tahapan pengembalian masing-masing bayi.

Namun, dari segi hukum Rusdy mengatakan ada kemungkinan akan membuat laporan bersama.

Kapolres Bogor Ajun Komisaris Besar Rio Wahyu Anggoro menyebut pihaknya pasti akan tetap menyelidiki dan mendalami penyebab tertukarnya bayi yang menghebohkan warga Kabupaten Bogor.

Rio berharap, upaya yang dilakukan dalam penegakan hukum ini menjadi contoh bagi pihak manapun, agar tidak kembali terulang.

“Ini, kan, kasus pertama di Indonesia, kasus bayi tertukar. Alhamdulillah berhasil kami ungkap dan kami selesaikan."

Rio menuturkan pihaknya menunggu laporan resmi dari kedua orang tua bayi tertukar untuk pengungkapan dugaan pidana.

“Penegakan hukum ini harus menjadi pembelajaran, khususnya bagi semua rumah sakit agar tidak kembali terulang atau ada lagi kasus seperti ini,” kata Rio.

Di sisi lain Dirut RS Sentosa Bogor, Margareta Kurnia akhirnya menyampaikan permohonan maaf dan mengakui adanya kelalaian yang dilakukan oleh pihaknya dalam kasus tertukarnya bayi miliki Siti Mauliah dan Dian.

"Tentunya hal ini terjadi karena adanya ketidakhati-hatian petugas kami dalam melaksanakan prosedur yang ada, dan kami sangat menyesalkan," kata, Sabtu (26/8).

Dia juga mengaku sedih atas kejadian tersebut.

"Saya sebagai pimpinan juga sangat sedih hal ini bisa terjadi di RS pada kedua ibu. Atas nama pribadi, atas nama RS, saya mohon maaf pada ibu S dan ibu D beserta keluarga," kata dia.

Margareta mengatakan bahwa di balik peristiwa ini pasti ada hikmahnya.

"Peristiwa ini tentunya tidak mungkin terjadi tanpa kehendaknya dan membawa hikmah dan kebaikan bagi kita bersama," ujarnya.

Adapun terkait rencana pihak orang tua bayi tertukar melaporkan kasus ini ke polisi, pihak RS Sentosa Bogor mengaku menghormati setiap hak hukum masyarakat.

"Ya, rumah sakit pada prinsipnya menghormati dan menghargai setiap hak hukum orang. Kedua, dengan tadi malam sudah bertemu dan kemudian sudah jelas tertukar sama siapa, itu semua harus diapresiasi langkah kepolisian mengundang semua stakeholder, dari KPAI, PMK, Dinsos," kata staf legal RS Sentosa Bogor, Gregg Djako.

Baca juga: Tangis dan Teriakan Menggema di Pengumuman Hasil Tes DNA Bayi Tertukar di Bogor, Siti: Harus Terima

Menurutnya, masalah bayi tertukar tersebut telah dilalui. Kini permasalahan tinggal bagaimana pihak keluarga dengan RS.

"Kami tetap pada prinsipnya sebagaimana di awal dulu, kita tidak lupa. Proses ini kan sudah berlangsung sejak Mei. Jadi kita tetap ingin semua penyelesaian itu adalah damai dan kekeluargaan," ujarnya.

Gregg berharap kasus bisa berakhir damai dan diselesaikan secara kekeluargaan.

"Seperti yang kita saksikan semalam antara keluarga berdamai, kami juga berharap bahwa perdamaian juga. Lalu kemudian proses penyelesaian terbaik secara kekeluargaan, bisa juga dilakukan dalam rumah sakit. Kami juga berharap begitu," sambungnya.

Gregg mengatakan pihak RS akan terus melakukan pendekatan kepada kedua keluarga tersebut. Dia juga mengatakan rumah sakit telah menerima konsekuensi atas kejadian tersebut.

"Rumah sakit sudah mendapat sanksi sendiri, yaitu sanksi sosial, kedua, menjadi sorotan negatif. Artinya itu juga sebenarnya kami harap menjadi pertimbangan. Rumah sakit kan sudah sampaikan dari awal tidak pernah menutup diri, supaya kita bisa membicarakan ini," sebut dia. (*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Butuh Sebulan, Ini Tahapan Pengembalian Bayi Tertukar di Bogor ke Orang Tua Biologis dan Perawat Yang Sebabkan Bayi Tertukar Kini Nasibnya Apes, Kecerobohan Mereka Terungkap

 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved