Liga Italia
Kisah Pilu di Balik Apiknya Penampilan Mike Maignan Bersama AC Milan, Ada Pengorbanan Sang Ibu
Mike Maignan kini tengah menjadi buah bibir karena tampil gemilang bersama AC Milan.
Penulis: Christoper Desmawangga | Editor: Christoper Desmawangga
"Itu adalah bukti kerendahan hati. Itulah yang dia ajarkan kepada saya. Persyaratannya, kerendahan hatinya, datang dari dia."
Maignan kemudian menjelaskan bahwa piala dan mobil bukanlah hal yang paling membanggakan dalam kariernya, melainkan hal-hal baik yang terjadi pada keluarganya, khususnya ibunya.
Baca juga: AS Roma vs AC Milan di Pekan ke-3 Liga Italia: H2H, Formasi Pemain, Prediksi Skor dan Jam Tayang
"Segala sesuatu yang baik yang terjadi pada keluarga Anda, dan terlebih lagi pada ibu Anda, adalah kebanggaan terbesar Anda."
"Ketika Anda memiliki anak, Anda menikah, saudara perempuan Anda mendapatkan gelar, saudara laki-laki Anda berhasil, itu adalah momen-momen yang paling penting."
"Semua yang Anda lihat di luar sana, meskipun kami memiliki mobil, Bugattis, apa pun yang Anda inginkan, itu bukanlah kebanggaan."
"Kebanggaan kami adalah keberhasilan keluarga. Sisanya tidak ada artinya. Mereka dapat membawa saya kembali memenangkan empat Liga Champions, empat Piala Dunia, trofi-trofi terbesar dalam olahraga saya, jika saya tidak membuat ibu saya bangga, keluarga saya, saya tidak peduli."
"Pertahankan mereka! Yang saya inginkan adalah membuat keluarga saya bahagia. Dia adalah hal yang paling penting."
Baca juga: AS Roma vs AC Milan di Pekan ke-3 Liga Italia: H2H, Formasi Pemain, Prediksi Skor dan Jam Tayang
Profil Mike Maignan
Maignan berlatih sepakbola sejak tahun 2003 bersama akademi sepakbola Villiers le Bel JS.
Enam tahun di sana, Maignan direkrut akademi sepakbola salah satu klub profesional di Perancis, yakni Paris Saint Germain.
Ia lantas terus berada di Paris Saint Germain mulai dari U17 hingga U19.
Karir sepakbola pria kelahiran 3 Juli 1995 ini terus berlanjut hingga tembus skuat Paris Saint Germain B.
Tidak butuh waktu lama, ia berhasil menembus skuat utama Paris Saint Germain di tahun 2013.
Baca juga: Striker Southampton Jadi Alternatif Mehdi Taremi, AC Milan Ngebut Jelang Penutupan Jendela Transfer
Sayang beribu kali sayang, meski berhasil menembus skuad utama di usia 17 tahun, Maignan hanya bisa bertahan dua musim.
Dalam periode musim 2013/2014 dan 2014/2015, ia tidak satu kalipun turun ke lapangan hijau di kompetisi Ligue 1.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.