Berita Kutim Terkini

Mengenal Hasdiah, Camat Sangatta Utara Pengusung Kampung Beragam di Kutai Timur

Untuk mewujudkan Kampung Beragam, tentunya ia mengadakan sosialisasi yang dibantu lintas sektor, pembentukan bank sampah RT.

Penulis: Nurila Firdaus | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/NURILA FIRDAUS
Camat Sangatta Utara, Hasdiah, pengusung Kampung Beragam menjadi pilot projek Hasdiah di Kecamatan Sangatta Utara sebab ada beberapa hal permasalahan yang urgent dan harus segera diselesaikan. 

Kampung Beragam menjadi pilot projek Hasdiah di Kecamatan Sangatta Utara sebab ada beberapa hal permasalahan yang urgent dan harus segera diselesaikan.

Dimana, Kampung Beragam memiliki arti bersih, aman dan gemar menanam.

"Ada beberapa aspek yang melatarbelakangi Kampung Beragam ini, pertama soal kebersihan, dimana soal sampah di Sangatta Utara masih menjadi polemik dan belum teratasi bahkan menjadi penyebab terjadinya banjir," ungkap Hasidiah, Jumat (1/9/2023).

Lanjutnya, dengan program Kampung Beragam tersebut, mengajak masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, dengan memanfaatkan sampah-sampah yang bernilai ekonomis untuk dijual.

Selain itu, dari sisi sosial, saat ini Kutai Timur termasuk memiliki angka stunting yang tinggi.

Sehingga program Kampung Beragam yang mengedukasi masyarakat soal pentingnya pemanfaatan lahan pekarang sangat cocok.

Dalam hal ini, masyarakat khususnya ibu-ibu PKK akan dibina dan diarahkan untuk memanfaatkan pekarangan ditanami saayur mayur dan buah-buahan serta kolam ikan sebagai pemenuhan gizi bagi keluarga.

"Disisi lain, dari aspek lingkungan juga akan berdampak positif sebab jika tertata rapi dan sampah tidak ada, maka lingkungan menjadi bersih dan sehat," imbuhnya.

Lebih jauh, program Kampung Beragam juga memberikan dampak positif dalam pengurangan kasus demam berdarah dengue (DBD), yang mana ia baru saja mendapat laporan kasus DBD di Kelurahan Teluk Lingga mencapai 10 kasus positif

Kendati demikian, ia memerlukan sinergitas antar pihak di tingkat kecamatan misalnya ibu-ibu PKK, Dasawisma, Bank Sampah RT, dan perusahaan.

Untuk mewujudkan Kampung Beragam, tentunya ia mengadakan sosialisasi yang dibantu lintas sektor, pembentukan bank sampah RT dan lomba Kampung Beragam antar RT.

"Jadi lomba Kampung Beragam itu ddigunakan sebagai apresiasi masyarakat yang telah melakukan program Kampung Bergam di setiap RTnya," imbuhnya.

Tentunya, dalam menjalankan program Kampung Beragam tidak selalu mulus, ada beberapa kendala salah satunya kurangnya komunikasi antara tingkat desa dengan masyarakat di RT.

"Misalnya soal lomba Kampung Beragam, padahal saya sudah kirim pemberitahuannya lewat desa, tapi masih ada saja RT yang ke sini (Kecamatan) mengaku belum tahu pengumuman lomba tersebut," tuturnya. 

(*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved