Berita Nasional Terkini
Sejarah Pulau Rempang yang Kini Jadi Sorotan, Ustadz Abdul Somad Sebut Warganya Keturunan Prajurit
Sejarah Pulau Rempang yang kini jadi sorotan. Simak profil lengkap Pulau Rempang. Ustadz Abdul Somad sebut warganya keturunan prajurit.
TRIBUNKALTIM.CO - Sejarah Pulau Rempang yang kini tengah jadi sorotan karena warga menolak direlokasi demi proyek Rempang Eco City.
Di mana sebenarnya Pulau Rempang, yang berada di Batam, Kepulauan Riau ini dan seperti apa sejarahnya?
Ustazd Abdul Somad menyebut warga Pulau Rempang adalah keturunan prajurit.
Konflik di Pulau Rempang yang berujung bentrok menjadi sorotan.
Baca juga: Jokowi Sebut Konflik Rempang hanya Salah Komunikasi: Masyarakat Kalau Ada Ganti Rugi Seneng Lho
Baca juga: Anies Baswedan Bahas Bentrok di Rempang, Sentil Investasi Ala Jokowi dan Sindir Penggusuran Era Ahok
Baca juga: 8 Fakta Demo Rempang Berakhir Ricuh, Walikota Ajak Bertemu Pusat, Warga: Jangan Gusur 16 Kampung Tua
Warga Pulau Rempang menolak direlokasi lantaran adanya proyek Rempang Eco City.
Proyek Rempang Eco City di Pulau Rempang ini digarap PT Makmur Elok Graha (MEG) milik Tomy Winata Bos Artha Graha Group itu ditargetkan bisa menarik investasi hingga Rp 381 triliun pada tahun 2080.
Namun, hal ini menuai kontroversi dari warga setempat lantaran sekitar 7.500 jiwa yang tinggal di kawasan tersebut akan digusur demi Rempang Eco City.
Hal itu sesuai dengan rencana Badan Pengusahaan (BP) Batam yang akan melakukan relokasi.
Relokasi itu dilakukan untuk mendukung rencana pengembangan investasi di Pulau Rempang.
Kontroversi itu berujung dengan penolakan hingga bentrok antara warga dengan aparat, Kamis (7/9/2023).
Bentrok terjadi antara warga Pulau Rempang, dengan tim gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, Direktorat Pengamanan Badan Pengusahaan (BP) Batam, dan Satpol PP.
Lantas seperti apa profil Pulau Rempang?
Profil Pulau Rempang
Dikutip dari Kompas.id, Pulau Rempang memiliki luas wilayah 16.583 hektare.
Dikutip TribunKaltim.co dari BangkaPos.com di artikel berjudul Kisah Sejarah Pulau Rempang yang Warganya Keturunan Prajurit, Ustaz Abdul Somad Ungkap Hal Ini, Pulau itu terdiri dari dua kelurahan, yakni Rempang Cate dan Sembulang.
Keduanya masuk dalam wilayah Kecamatan Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau.
Sementara berdasarkan data Badan Pusat Statistik, ada 7.512 jiwa yang tinggal di pulau Rempang.
Tokoh warga Pulau Rempang, Gerisman Ahmad mengatakan, di Pulau Rempang terdapat 16 kampung tua atau permukiman warga asli.
Warga asli tersebut erdiri dari suku Melayu, suku Orang Laut, dan suku Orang Darat yang diyakini telah bermukim di Pulau Rempang sejak tahun 1834.
Menurut Kemendikbud, Pulau Rempang termasuk juga Pulau Galang awalnya tidak masuk dalam Otorita Batam dan merupakan bagian dari Pemerintah Daerah Riau.
Namun setelah dikeluarkannya Kepres No. 28 Tahun 1992, wilayah kerja Otorita Batam diperluas meliputi wilayah Pulau Batam, Pulau Rempang, Pulau Galang dan pulau-pulau sekitarnya.
Pulau Rempang terhubung dengan pulau-pulau lain seperti Pulau Batam, dan Galang melalui Jembatan Barelang.
Jembatan ini adalah jembatan yang saling sambung-menyambung dan dibangun untuk memperluas Otorita Batam sebagai regulator daerah industri Pulau Batam.
Nama Barelang adalah singkatan dari Batam, Rempang, dan Galang.
Baca juga: Warga Pulau Rempang Tolak Relokasi, Menparekraf Minta Aparat Berlaku Penuh Kasih Sayang
Jembatan menghubungkan sejumlah pulau di Provinsi Kepulauan Riau, yaitu Pulau Batam, Pulau Tonton, Pulau Nipah, Pulau Rempang, Pulau Galang, dan Pulau Galang Baru.
Sejarah Pulau Rempang
Dikutip TribunKaltim.co dari BangkaPos.com di artikel berjudul Ustaz Abdul Somad Ungkap Sejarah Warga Pulau Rempang Keturunan Prajurit, Begini Seruannya, Sejarah Pulau Rempang diunggah Ustadz Abdul Somad, Minggu (10/9/2023).
Dalam unggahannya, Ustadz Abdul Somad atau UAS menyebut jika masyarakat Pulau Rempang adalah keturunan prajurit.
Minggu (10/9/2023), akun Instagram @ustadzabdulsomad_official, memosting gambar Ustaz Abdul Somad mengenakan pakaian adat melayu.
Bukan soal pakaian tersebut yang dibahas dalam postingan tersebut, tetapi sebuah tulisan berjudul *MASYARAKAT REMPANG* *_Keturunan Perajurit Terbilang_*.
Dalam postingan itu, tulisan itu dibuat oleh Prof. Dr. Dato' Abdul Malik, M.Pd. Belum diketahui siapa sosok tersebut,
Berikut postingan Ustaz Abdul Somad:
*MASYARAKAT REMPANG*
*_Keturunan Perajurit Terbilang_*
Oleh :
*Prof. Dr. Dato' Abdul Malik, M.Pd.* *)
Baca juga: Suasana Mencekam, Siswa Pingsan Hingga Kabur ke Hutan, Kena Gas Air Mata Bentrok di Pulau Rempang
*SEBETULNYA,* penduduk asli Rempang-Galang dan Bulang adalah keturunan para prajurit Kesultanan Riau-Lingga yang sudah eksis sejak 1720 masa pemerintahan Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah I.
Pada Perang Riau I (1782-1784) mereka menjadi prajurit Raja Haji Fisabilillah. Dan, dalam Perang Riau II (1784–1787) mereka prajurit Sultan Mahmud Riayat Syah.
Ketika Sultan Mahmud Riayat Syah berhijrah ke Daik-Lingga pada 1787, Rempang-Galang dan Bulang dijadikan basis pertahanan terbesar Kesultanan Riau-Lingga. Pemimpinnya Engku Muda Muhammad dan Panglima Raman yang ditunjuk oleh Sultan Mahmud.
Kala itu pasukan Belanda dan Inggris tak berani memasuki wilayah Kesultanan Riau-Lingga. Anak-cucu merekalah sekarang yang mendiami Rempang-Galang secara turun-temurun.
Pada Perang Riau itu nenek-moyang mereka disebut Pasukan Pertikaman Kesultanan. Nukilan itu ada ditulis di dalam Tuhfat al-Nafis karya Raja Ali Haji. Semoga mereka senantiasa dilindungi Allah SWT.***
*) _Tokoh Masyarakat Melayu Serantau.
Yang ada jabatan, tolong dengan kuasa.
Yang sanggup berteriak, tolong dengan suara.
Warga Pilih Tetap Bertahan

Pada 4 Tuntutan Tokoh warga Pulau Rempang, Gerisman Ahmad mengatakan penolakan warga terhadap penggusuran kampung adat adalah harga mati.
Menurutnya hal tersebut menyangkut harkat dan martabat orang Melayu.
Dikutip dari laman Kompas.id Gerisman mengatakan, 16 kampung tua di Pulau Rempang luasnya tak sampai 10 persen dari total luas pulau yang mencapai 16.583 hektare.
Ia meminta pemerintah membangun kawasan investasi terpadu di Rempang tanpa menggusur kampung-kampung tua itu.
Sementara itu, pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjung Pinang, Muhammad Syuzairi sebelumnya mengatakan, sesuai namanya, Rempang Eco City seharusnya pembangunannya tak boleh meminggirkan warga.
Menurutnya pembangunan harus berkelanjutan dan warga tak boleh hanya menjadi penonton.
”Seharusnya pemerintah bisa mendorong perusahaan supaya merangkul kampung-kampung tua menjadi kampung wisata. Warga harus diberdayakan, jangan malah disisihkan,” kata Syuzairi.
Baca juga: Seluruh Warganya akan Digusur demi Rempang Eco City, Ini Profil Pulau Rempang Kepulauan Riau
(*)
Update Berita Nasional Terkini
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Pulau Rempang
Rempang Eco City
Ustadz Abdul Somad
UAS
Batam
berita nasional terkini
sejarah pulau rempang
demo rempang
konflik pulau rempang
TribunKaltim.co
Kronologi Bupati Maluku Tenggara Diduga Rudapaksa Pegawai Kafe, Aktivis Soroti Kasus Hukumnya |
![]() |
---|
Nasib Apes Novi Bule Kader PDIP yang Labrak Rocky Gerung, Nyaris Dipersekusi Massa dan Terus Diteror |
![]() |
---|
No Rocky No Party Menggema di Mabes Polri usai Rocky Gerung Jalani Pemeriksaan Selama 9 Jam |
![]() |
---|
Penderitaan Ibu Muda di Cikarang sebelum Tewas Dibunuh Suami Diungkap Tetangga, Menangis Tak Berdaya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.