Liga Italia
Curhat Mantan Kiper AC Milan, Gianluigi Donnarumma: Kami Manusia, Bukan Robot!
Mantan penjaga gawang AC Milan, Gianluigi Donnarumma, menjadi salah satu pemain Timnas Italia yang kerap mendapatkan kritik keras.
Penulis: Christoper Desmawangga | Editor: Christoper Desmawangga
TRIBUNKALTIM.CO - Mantan penjaga gawang AC Milan, Gianluigi Donnarumma, menjadi salah satu pemain Timnas Italia yang kerap mendapatkan kritik keras.
Gianluigi Donnarumma yang bersinar bersama AC Milan, mengungkapkan apa yang dialaminya selama ini.
Kritik mulai mengalir deras ke Gianluigi Donnarumma, setelah ia memutuskan untuk hengkang dari AC Milan dan bergabung dengan Paris Saint-Germain (PSG).
Bahkan, ketika ia tampil bersama Timnas, Gianluigi Donnarumma masih kerap mendapatkan cemooh dari publik Italia, terutama fans AC Milan.
Penjaga gawang Italia berusia 24 tahun ini sebelumnya merupakan pemain yang dihormati di AC Milan.
Tetapi pergi setelah kontraknya berakhir pada Juli 2021.
Sejak saat itu, kesalahan-kesalahan besar yang dilakukan Donnarumma di level klub dan penampilan mengecewakan bersama Azzurri membuatnya menjadi sasaran kritik, terutama di antara para pendukung Rossoneri yang masih sakit hati.
Dalam sebuah wawancara dengan Sport Mediaset via Calciomercato.com, Donnarumma membahas bagaimana ia menghadapi para pengkritik.
"Ini sulit, tetapi Anda harus menjauhkan diri dari semuanya"
Baca juga: Cium Aroma Gratisan, AC Milan Datangkan Juan Miranda dari Real Betis, Pesaing Sepadan Theo Hernandez
Baca juga: Update Liga Italia, Bungkam Cagliari, AC Milan Tempel Inter Milan, Pioli akan Ketagihan Mainkan Adli
Baca juga: Siaran Langsung Liga Italia Hari Ini, Cagliari vs AC Milan, Kick Off 23.30 WIB di Bein Sports 1
"Kita semua adalah manusia, dan wajar jika kita menemukan berbagai hal di media sosial. Namun, sangat penting untuk menjaga jarak dan berusaha."
"Kesalahan akan terjadi karena kita bukan robot, tetapi kuncinya adalah bekerja keras dan berkembang sebagai sebuah tim."
Lalu, Donnarumma membahas kehidupannya di ibu kota Prancis dan menyebutkan bahwa meskipun Paris sangat memukau, pada awalnya sangat sulit karena ia harus meninggalkan zona nyamannya.
"Saya dibesarkan di Milan dan sulit untuk berpisah dengan tim, tetapi semuanya jauh lebih baik sekarang. Saya beradaptasi dengan baik, belajar bahasa, dan menjalin pertemanan."
"Mengenai karier saya, tujuan saya adalah memenangkan sebanyak mungkin yang saya bisa bersama klub dan tim nasional."
"Impian utama saya adalah memenangkan Liga Champions dan Piala Dunia bersama Italia. Saya akan memberikan segalanya dan berharap bisa meraihnya suatu hari nanti."
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.