Berita Nasional Terkini

Terjawab Kapan Hujan Turun 2023, BMKG: Musim Kemarau Diprediksi Berakhir dalam Waktu Dekat

Terjawab sudah kapan mulai musim hujan 2023, ini perkiraan musim hujan bulan apa dari BMKG terbaru. 

Editor: Heriani AM
Warta Kota/Henry Lopulalan
KAPAN HUJAN TURUN - Ilustrasi saat cuaca sedang hujan lebat. Terjawab sudah kapan mulai musim hujan 2023, ini perkiraan musim hujan bulan apa dari BMKG terbaru.  

TRIBUNKALTIM.CO - Terjawab sudah kapan mulai musim hujan 2023, ini perkiraan musim hujan bulan apa dari BMKG terbaru. 

Ulasan seputar kapan mulai musim hujan 2023, musim hujan bulan apa hingga perkiraan hujan kapan turun dari BMKG terbaru sedang menjadi sorotan.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG telah merilis Prakiraan musim hujan 2023/2024 di sejumlah wilayah Indonesia.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau akan berakhir di sebagian besar wilayah Indonesia mulai akhir Oktober ini, dan awal musim hujan secara bertahap, dimulai awal November 2023.

Baca juga: BMKG Balikpapan Deteksi 415 Titik Panas di 7 Kabupaten di Kaltim, Picu Udara Berkabut Pada Pagi Hari

Baca juga: Terjawab Sudah Kapan Mulai Musim Hujan 2023, Ini Perkiraan Musim Hujan Bulan Apa dari BMKG Terbaru

Baca juga: Penajam Paser Utara Masuk Musim Hujan, Waspada Banjir dan Longsor

Namun, akibat tingginya keragaman iklim, maka awal musim hujan tidak terjadi secara serentak di seluruh wilayah Indonesia.

Sementara puncak musim hujan diprediksi akan terjadi pada bulan Januari - Februari 2024.

"Sesuai prediksi BMKG, puncak dampak El Nino terjadi pada bulan September, namun tadi kami juga menganalisis dari data satelit yang terkini, terlihat Oktober ini nampaknya intensitas El Nino belum turun. Fenomena El Nino ini diprediksi masih akan terus bertahan hingga tahun depan," ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Jakarta, Selasa (3/10).

Dwikorita mengatakan, level El Nino moderat akan terus bertahan dan berakhir pada bulan Februari-Maret 2024. Awal musim hujan sendiri, kata dia, berkaitan erat dengan peralihan Monsun Australia menjadi Monsun Asia.

KAPAN HUJAN TURUN - Ilustrasi hujan.
KAPAN HUJAN TURUN - Ilustrasi hujan. (Freepik designed by wirestock)

Saat ini, lanjut Dwikorita, Monsun Asia sudah mulai memasuki wilayah Indonesia sehingga diprediksi bulan November akan mulai turun hujan.

"Artinya pengaruh El Nino akan mulai berkurang oleh masuknya musim hujan sehingga diharapkan kemarau kering ini segera berakhir secara bertahap. Ada beberapa wilayah yang masuk musim penghujan sebelum November dan ada yang mundur, tapi sebagian besar pada bulan November," imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut, Dwikorita pun mewanti-wanti masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas yang dapat memicu terjadinya kebakaran lantaran kemarau kering masih belum berakhir.

"Masyarakat dimohon selama bulan Oktober ini kondisinya masih kering, maka tidak dibakar pun bisa terbakar. Jadi jangan mencoba-coba untuk dengan sengaja atau tidak sengaja untuk mengakibatkan nyala api karena pemadamannya akan sulit untuk dilakukan," pungkasnya.

Akibat Kemarau Panjang, Puluhan Hektar Sawah Kekeringan

Puluhan hektar sawah milik petani kecamatan Gunung Tanjung kabupaten Tasikmalaya mengalami gagal panen

Hal ini diakibatkan kemarau panjang membuat sawah para petani kekeringan.

Yana mulyana adalah satu dari ratusan petani yang mengalami gagal panen Tasikmalaya tahun ini akibat kekeringan yang dipengaruhi el nino.

Petani asal Kecamatan Gunung Tanjung Kabupaten Tasikmalaya ini merugi hingga jutaan rupiah.

Meski harus gagal panen tak membuat dirinya putus asa setiap hari tetap berangkat ke sawah dengan membawa cangkul.

Dia merasa kebingungan bagaimana caranya mencari modal untuk membayar traktor dan bibit padi untuk penanaman berikutnya.

Sesekali yana pergi ke sawah untuk memelintir rumput yang terselip pinggir sungai dan memotong padi yang sudah mati diberikan kepada warga yang membutuhkan untuk pakan hewan ternak.

Yana berusaha mengolah sawahnya dengan menanam bibit jagung.

Namun usaha yang dicobanya tak membuahkan hasil, karena air untuk menyiram tanaman jagung yang didapat dari sungai Cikembang mengering.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluargadirinyaterpaksa menjadi buruh serabutan dan kuli bangunan namun pekerjaan tersebut tidak selamanya dan sulit didapat.

Lahan area sawah milik petani Gunung Tanjung Tasikmalaya yang mengalami gagal panen tercatat 40 hektar tak satupun lahan sawah mereka yang terselamatkan.

Dikutip dari Kompas.com, kegagalan panen ini sudah dilaporkan kepada dinas terkait agar pemerintah mencari solusi terbaik untuk petani.

Baca juga: RSUD Panglima Sebaya Banyak Tangani Pasien Anak dengan Penyakit Pneumonia di Musim Kemarau

Petani Jagung di Blitar Gagal Panen & Merugi hingga Jutaan Rupiah

Kemarau panjang yang melanda, membuat para petani jagung di Blitar mengalami gagal panen.

Akibatnya para petani merugi hingga jutaan rupiah.

Tanaman jagung para petani di Sanankulon Kabupaten Blitar ini, mengering dan menguning.

Akibatnya tanaman jagung pun tidak bisa berbuah maksimal.

Kondisi ini terjadi akibat musim kemarau panjang yang terjadi.

Tidak adanya air dan suhu panas yang melanda membuat tanaman jagung petani banyak yang mati.

Akibatnya hasil panen jagung petani berkurang hingga 70 persen lebih.

Jika di hari normal hasil panen jagung mencapai 1 ton, namun kini saat musim kemarau terjadi hasilnya hanya 300 kuintal saja.

Para petani pun terpaksa, menelan pahitnya kerugian akibat gagal panen.

Para petani mengaku mengalami kerugian antara 2 hingga 3 juta rupiah, untuk setia lahan.

Besarnya kerugian tersebut terjadi lantaran para petani harus mengoperasikan pompa air, untuk mengaliri lahannya.

Namun nyatanya tanaman jagung petani masih tetap gagal panen.

Itulah tadi ulasan kapan mulai musim hujan 2023, dan perkiraan musim hujan bulan apa dari BMKG terbaru. 

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved