Krisis Air di Balikpapan, Warga Margasari Rela Begadang hingga Jam 3 Pagi

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Beberapa hari terakhir, warga kota Balikpapan mengeluhkan krisis air. Beberapa warga memilih untuk membeli air tandon, namun selebihnya memilih untuk menampung air dari pagi hingga malam. 

Salah satu warga Margasari, Balikpapan Barat, Goppi Aziz mengaku, aliran air bersih di rumahnya tak lancar sejak 2 Minggu lalu. Sehingga, ia harus terus membuka keran miliknya untuk menampung air dari pagi hingga pukul 03.00 Wita. 

Sebab baginya, waktu tersebut adalah momen yang tepat untuk menampung air selagi orang lain beristirahat. 

"Cuman netes sedikit-sedikit. Nah, itu dikumpulkan dari pagi sampai subuh. Jadi memang setiap tengah malam, kita curi-curi start duluan," jelasnya, Minggu (8/10/2023). 

Baca juga: Warga Desa Bumi Harapan Kecamatan Sepaku PPU Dilatih Membuat Makanan Olahan Ikan

Ia membeberkan, saat kondisi darurat, dirinya juga mengantri air di rumah tetangga yang airnya mengalir kencang. 

"Ada 1 tetangga rumah, dia kerannya paling bawah. Jadi orang-orang ngantri ke dia karena aliran airnya paling kencang dari semua rumah," ungkapnya. 

Sehingga, untuk menghemat air, tambah Goppi,  7 anggota keluarga di dalam rumahnya itu mandi sekali sehari. Terlebih, ibunya yang berjualan nasi kuning tentu membutuhkan air untuk menunjang penjualannya. 

"Jadi kalau misal ada persiapan air, air masak dulu paling penting. Sisanya baru untuk nyuci dan mandi," jelasnya. 

Perihal mencuci baju, Goppi mengaku dengan anggota keluarga yang cukup banyak seiring dengan cucian baju yang menumpuk, dirinya mengalah dengan laundry pakaian pribadinya. 

"Kalau mandi, setiap tengah malam aja, atau gak mandi, cuma cuci muka dan gosok gigi. Kalau cuci baju, aku ngalah aja, laundry," pungkasnya. (*)