Berita Bontang Terkini

Cerita Nelayan Bontang, Perahu Hancur Terombang-ambing di Laut, Ada 2 Cara untuk Bertahan Hidup

Inilah kisah nelayan yang terombang-ambing di lautan lepas selama 31 jam, hanya memakan ikan mentah dan berpegangan.

Penulis: Muhammad Ridwan | Editor: Budi Susilo
HO/Basarnas Kaltim
Ilustrasi titik lokasi hilangnya nelayan Bontang, terombang-ambing di lautan lepas. Tiga orang nelayan Bontang nyaris meregang nyawa di perairan Sangatta, setelah perahunya ditabrak kapal tanker batu bara, pada Kamis dini hari lalu. 

TRIBUNKALTIM.CO,BONTANG - Inilah kisah nelayan dari Kota Bontang yang terombang-ambing di lautan lepas selama 31 jam.

Dalam rangkap untuk mempertahankan hidup di tengah lautan lepas, nelayan ini hanya memakan ikan mentah dan berpegangan pada rumpon

Tiga orang nelayan Bontang nyaris meregang nyawa di perairan Sangatta, Kalimantan Timur, setelah perahunya ditabrak kapal tanker batu bara, pada Kamis dini hari lalu.

Meski selamat. korban bernama Ambo Dalle (41), anaknya Levi (16) dan iparnya Darman (45).

Sempat terkatung-katung di selama 31 jam di tengah laut.

Baca juga: Perumahan Bagi Nelayan Bontang, Nanti Ada Retribusi Biaya Perawatan

Sampai akhirnya diselamatkan oleh sebuah kapal tanker yang diketahui akan berlayar menuju ke Grogot Kabupaten Paser pada Jumat 13 Oktober 2023, sekitar pukul 10.00 Wita.

Hal itu diceritakan, istri korban, Kurnia (35) yang ditemui TribunKaltim.co di kediamannya di Jalan Bunaken, RT 19, Kelurahan Berbas Pantai, Bontang Selatan, Kota Bontang pada Sabtu (14/10/2023) siang.

Kronologi Kejadian

Menurut Kurnia, berdasarkan cerita suaminya, peristiwa itu terjadi pada Kamis subuh sekira pukul 03.00 Wita.

Yakni malam kelima setelah ketiganya pergi melaut.

Saat itu ketiganya dalam kondisi tertidur. Namun di tengah gelapnya malam, salah satu korban, kata Kurnia, terbangun.

Karena terusik oleh ombak besar yang tiba-tiba saja muncul.

Baca juga: Diterjang Gelombang di Perairan Laut Bontang, 2 Nelayan Hilang, 1 Orang Berhasil Diselamatkan

Ternyata, setelah disadari ombak besar itu berasal dari kapal tanker batu-bara yang berjarak hanya sepelemparan batu dari kapalnya.

"Katanya pas bangun, tengkernya sudah dekat," tuturnya.

"Panik suamiku sama levi juga dibangunkan. Belum sempat mesin dinyalakan, tanker sudah menabrak pantat perahu," terang Kurnia.

Sekitar itu, Levi dan Darman terhampas ke laut. Sementara suaminya masih bertahan di atas perahu sampai semua badan kapal tenggelam.

2 Cara Bertahan Hidup

Mereka yang terombang ambing di tengah lautan, memakai dua cara untuk bertahan hidup. Yakni berpegangan pada rompon kecil dan mengkonsumsi ikan mentah. 

Menurut Kurnia, mereka bisa bertahan hidup di laut karena berpegangan pada rompon kecil yang tersisa dari peristiwa itu.

Baca juga: Gubernur Kaltim Isran Noor Pamit pada Warga Paser, Ingatkan Petani dan Nelayan

Selama 31 jam, Ambo, Levi dan Darman hanya konsumsi air laut dan tiga ekor ikan mentah.

Proses menarik kembali kapal milik Ambo Dalle yang ditabrak tanker di Perairan Sangatta, pada Kamis (12/10/2023).TRIBUNKALTIM.CO/HO
Proses menarik kembali kapal milik Ambo Dalle yang ditabrak tanker di Perairan Sangatta, pada Kamis (12/10/2023). (TRIBUNKALTIM.CO/HO)

Beruntung pada Jumat 13 Oktober pagi, ada kapal tanker yang melintas tidak jauh dari mereka dan menyelamatkannya.

Ketiganya korban kemudian dievakuasi sampai ke Bontang menggunakan perahu nelayan.

Kata levi. Andaikan tanker itu nggak sempat menolong ia tidak yakin masih bisa bertahan hidup.

"Karena ketiganya sudah lemas semua," ungkapnya.

(*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved