Tribun Kaltim Hari Ini
Kapan Deklarasi? Berita Gibran dan Prabowo Subianto Terbaru, Hasil Survei Capres dan Cawapres 2024
Kapan deklarasi atau diumumkan? simak berita Gibran dan Prabowo Subianto Terbaru dan Hasil Survei capres dan cawapres 2024 di Pilpres 2024
Setelah itu, mereka bakal memutuskan apakah menerima atau tidak usulan tersebut.
"Kami KIM tediri dari sekarang 8 partai, 4 partai parlementer dan 4 partai non parlementer, tapi juga punya akar. Jadi biasanya kita akan rapat, musyawarah, dan nanti kita umumkan keputusan kita bersama. Tentunya usul ini akan kita bawa ke forum Ketua Umum partai," pungkasnya.
Prabowo Subianto juga menanggapi perihal kapan melakukan deklarasi calon wakil presiden (cawapres) yang menjadi pendampingnya.
Pernyataan tersebut setelah Prabowo menghadiri Rapimnas Partai Golkar.
"Dalam hari-hari terakhir ini kita harus selesaikan hal-hal yang strategis dalam waktu yang sesingkat- singkatnya," kata Prabowo.
Lebih lanjut, Prabowo menambahkan bahwa dinamika politik Indonesia memerlukan suatu sikap yang dinamis untuk kepentingan terbaik untuk rakyat.
"Saya sudah jawab sewaktu-waktu bahwa dinamika politik Indonesia memperlukan suatu sikap yang dinamis luwes dan itikad yang terbaik untuk rakyat," jelasnya.
Di sisi lain, dia menyatakan bahwa pihaknya segera melakukan pertemuan dengan Presidem Joko Widodo (Jokowi) dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.
"Secepat-cepatnya (ketemu Jokowi dan Gibran)," pungkasnya.
Potensi "Killing Ground"
Dosen Ilmu Politik dan International Studies Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam menilai banyak kelemahan yang ditemukan jika Prabowo Subianto memilih Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapresnya.
"Mulai dari serangan politik dinasti, tudingan penyalahgunaan kekuasaan untuk mengatur independensi kehakiman, masih terbukanya celah kontroversi mekanisme legal-formal atas implementasi putusan MK, hingga membuncahnya kebencian PDIP terhadap keluarga Jokowi, yang membuka ruang bersatunya kekuatan PDIP dengan Koalisi Perubahan di putaran kedua Pilpres 2024 mendatang," ujar Umam dalam pesan yang diterima, Sabtu (21/1).
Dengan kata lain, Umam mengatakan jika Prabowo memaksakan diri memilih Gibran dan tidak berani menjelaskan kepada Jokowi untuk mengambil nama Cawapres alternatif yang lain, maka Prabowo berpeluang terjebak dalam medan "killing ground".
"Dia akan menjadi sasaran tembak yang terbantai di tangan para kompetitor, rival politik, dan juga kekuatan civil society yang tegas menolak praktik nepotisme dan politik dinasti," kata Umam.
Karena itulah, untuk menghindari situasi terjebak itu, Umam menyarankan Prabowo juga mempertimbangkan variabel NU dalam memilih Cawapresnya.
"Jika akhirnya Prabowo-Gibran berlayar, meskipun Ketum PBNU Gus Yahya pernah menyatakan pihaknya "tidak akan jauh-jauh dari Jokowi" terkait Pilpres, namun besar kemungkinan mereka akan kesulitan dan kerepotan betul dalam menjelaskan kepada para kiai, jaringan santri dan basis-basis pesantren untuk memilih pasangan Capres-Cawapres Prabowo-Gibran yang tidak merepresentasikan kaitan langsung dengan entitas kultural maupun struktural NU," kata dia.
Kemudian, Umam mengatakan jika Prabowo-Gibran dipaksakan, Prabowo akan kehilangan basis dan kekuatan pemenangan di Jawa Timur yang dipercaya sebagai penentu kemenangan Pilpres.
Diketahui, Prabowo memiliki basis kuat di Jawa Barat dan Banten, dan untuk tampil lebih kompetitif, Umam menilai Prabowo sebaiknya memilih Cawapres yang memiliki basis kekuatan teritorial di Jawa Timur.
"Dalam konteks ini, alternatif nama yang perlu dipertimbangkan adalah Erick Tohir dan Khofifah Indar Parawansa," katanya.
Namun, Umam memahami Erick dianggap sebagai kader naturalisasi NU, dan karena itulah proses realisasi dukungan Nahdliyyin-nya juga agak dipertanyakan.
"Karena itu, alternatif pilihan Cawapres bagi Prabowo untuk mendapatkan kekuatan optimalnya salah satunya di Khofifah. Apalagi jika nama Khofifah didukung penuh oleh Partai Demokrat dan Partai Golkar yang kian mencoba realistis untuk tidak mengajukan Airlangga. Jika itu dilakukan, Prabowo bisa lepas dari jebakan permainan politik dan tampil lebih kompetitif saat bertarung melawan Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin," katanya.
Siapa yang Unggul?
SURVEI IPSOS PUBLIC AFFAIR
- Ganjar - Mahfud: 31,98 persen
- Prabowo - Gibran: 31,32 persen
- Anies - Cak Imin : 28,91 persen
KETERANGAN
- Hasil survei dirilis Sabtu (21/10/2023)
- Telesurvei dilakukan terhadap 1.207 responden di 34 provinsi
- Waktu survei 17–19 Oktober 2023
- Margin of error sebesar 2,83 persen
SURVEI LSI
- Prabowo - Gibran: 36,0 persen.
- Ganjar - Mahfud 33,1 persen
- Anies - Cak Imin: 23,5 persen
- Tidak menjawab 7,4 persen.
KETERANGAN
- Hasil survei dirilis Kamis (19/10/2023).
- Survei pada 2-8 Oktober 2023
- Responden punya hak pilih sebanyak 1.620 responden.
- Margin of error+/- 2,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen (dengan asumsi simple random sampling).
Itulah tadi ulasan berita Gibran dan Prabowo Subianto Terbaru dan Hasil Survei capres dan cawapres 2024 di Pilpres 2024, hingga kapan deklarasi atau diumumkan.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.