Pilpres 2024

Arti Baju Hitam Petinggi PDIP, Hasto Kristiyanto Singgung tentang Kelahiran Nepotisme

Penampilan berbeda Ketua DPP PDI-P Ahmad Basarah di pertemuan Council of Asian Liberals and Democrats di Sekolah Partai PDI-P jadi sorotan.

Editor: Doan Pardede
(KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D)
Ketua DPP PDI Perjuangan Ahmad Basarah mengenakan seragam partai berwarna hitam saat menghadiri pertemuan Council of Asian Liberals and Democrats di Sekolah Partai PDI-P, Jakarta, Sabtu (28/10/2023). 

TRIBUNKALTIM.CO -  Penampilan berbeda Ketua DPP PDI-P Ahmad Basarah di pertemuan Council of Asian Liberals and Democrats di Sekolah Partai PDI-P, Jakarta, Sabtu (28/10/2023) menjadi sorotan.

Saat itu, Ahmad Basarah memakai baju hitam, berbeda dengan hadirin lainnya yang memakai baju merah.

Dan ternyata, Ahmad Basarah punya alasan khusus kenapa dia memakai baju hitam.

Hal ini ternyata mendapat perhatian dari Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.

Baca juga: Status Rosan Roeslani di Kabinet dan Pertamina Usai Jadi Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Gibran

Saat membuka pertemuan Council of Asian Liberals and Democrats di Sekolah Partai PDI-P, Jakarta, Sabtu (28/10/2023), Hasto menyinggung warna baju hitam yang dikenakan Ketua DPP PDI-P Ahmad Basarah.

Baju hitam yang dikenakan Basarah itu berbeda tampak kontras dengan baju berwarna merah yang dikenakan kader PDI-P lainnya.

"Saya tanya ke dia (Basarah), kenapa seragamnya beda dengan saya?" kata Hasto, saat memulai sambutannya, Sabtu.

Hasto menuturkan, Basarah lalu menjawab bahwa baju hitam itu menggambarkan isi hatinya.

Warna hitam itu menandakan demokrasi Indonesia yang dalam tantangan akibat kelahiran nepotisme.

"Dia bilang, ini merefleksikan hatinya bahwa demokrasi Indonesia sedang dalam tantangan, karena kelahiran kembali nepotisme," ujar Hasto disambut tawa hadirin, seperti dilansir Kompas.com.

Isu nepotisme dan dinasti politik mencuat setelah Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan orang yang berusia di bawah 40 tahun boleh menjadi capres-cawapres asalkan pernah atau sedang menduduki jabatan publik yang dipilih melalui pemilu.

Putusan ini membuka jalan bagi putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, untuk maju pada pemilihan presiden karena menjabat sebagai wali kota Solo.

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka (kiri), Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto (tegah), dan Ketua Bidang Kehormatan PDI-P Komarudin Watubun (kanan) memberikan keterangan pers di kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Jakarta, Senin (22/5/2023).
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka (kiri), Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto (tegah), dan Ketua Bidang Kehormatan PDI-P Komarudin Watubun (kanan) memberikan keterangan pers di kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Jakarta, Senin (22/5/2023). (KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO)

Sejumlah pihak menuding ada nuansa nepotisme dalam putusan ini karena Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman yang merupakan adik ipar Jokowi dan paman Gibran turut mengambil keputusan.

Setelah putusan MK tersebut, Gibran yang merupakan kader PDI-P itu diumumkan menjadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM).

Padahal, PDI-P sudah memutuskan mengusung Ganjar Pranowo dan Mahfud MD sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden.

Belakangan, PDI-P menyatakan bahwa Gibran otomatis keluar dari partai berlambang banteng tersebut karena menjadi cawapres Prabowo.

Hasto Kristiyanto Sebut Gibran Sudah Pamitan dengan PDI-P 

Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto membenarkan, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka sudah berpamitan dari partai.

Hal ini disampaikan usai ditanya soal status Gibran di PDI-P, sudah mengundurkan diri atau diberhentikan partai usai menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto.

"Jadi, sudah pamit. Kalau sudah pamit itu kan sudah gamblang, sudah cetho welo welo (sangat jelas sekali, Bahasa Jawa)," kata Hasto ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (27/10/2023). 

Terkait status Kartu Tanda Anggota (KTA) PDI-P milik Gibran, Hasto mengatakan, bakal diurus oleh Ketua DPC PDI-P Solo FX Hadi Rudyatmo.

Adapun Gibran disebut bakal menemui Rudy untuk penyelesaian KTA PDI-P tersebut.

Baca juga: FX Rudy Buka-Bukaan Usai Bertemu Megawati, Haru Lihat Respon Ketum PDIP Hadapi Pengkhianatan Gibran

"Maka ini sekarang Pak Rudy Solo kemarin sudah melaporkan kepada Ibu Ketum, karena Mas Gibran dulu diberikan KTA melalui DPC Solo dan kemudian Mas Gibran kan sudah pamit kepada Mbak Puan (Ketua DPP PDI-P Puan Maharani)," ujarnya.

Hasto pun menyinggung soal warna merah dan kuning yang berkaitan dengan Gibran.

"Bentar, kalau enggak tegas, warna merah dan kuning sama enggak?" tanya politikus asal Yogyakarta ini.

Diberitakan sebelumnya, Ketua Bidang Kehormatan PDI-P Komarudin Watubun menyebut karier politik Gibran di PDI-P telah selesai secara de facto.

Hal ini setelah Gibran resmi mendaftarkan diri sebagai cawapres Prabowo Subianto di Komisi Pemilihan Umum, Rabu lalu.

Sementara itu, Ketua DPP PDI-P Puan Maharani mengaku sudah bertemu Gibran.

Putra sulung Presiden Jokowi itu disebut telah berpamitan dengannya.

Namun demikian, kala itu Puan menyebut Gibran hanya berpamitan menjadi cawapres Prabowo.

Gibran Nyatakan Statusnya di PDI-P Sudah "Clear"

Bakal calon wakil presiden dari Koalisi Indonesia Maju (KIM), Gibran Rakabuming Raka mengatakan, persoalan kartu tanda anggota (KTA)-nya di PDI-P sudah "clear". "Itu sudah clear lho. Sudah clear," ujar Gibran saat ditemui di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Kamis (26/10/2023).

Hanya saja, Gibran enggan menjelaskan lebih lanjut perihal pernyataan yang dia anggap sudah "clear" itu.

Gibran malah berulang-ulang mengungkit sudah bertemu Ketua DPP PDI-P Puan Maharani.

Putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut juga enggan membocorkan detail isi pertemuannya dengan Puan.

"Kan sudah saya jawab dari minggu lalu. Dari minggu lalu. Sudah dari minggu lalu pertemuannya," ujar dia.

Sebelumnya, menurut Puan, dalam pertemuan itu Gibran hanya berpamitan akan menjadi cawapres Prabowo.

Ia menyebut Gibran tidak menyatakan mundur atau mengembalikan KTA.

Sementara itu, Ketua Bidang Kehormatan DPP PDI Perjuangan, Komarudin menyebut, karier politik Gibran Rakabuming Raka sudah selesai di PDI-P setelah ia resmi menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto.

Komarudin mengingatkan soal pesan dan arahan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri kepada setiap kader untuk tidak boleh bermain dua kaki.

“Secara de facto, keanggotaan Gibran di PDI Perjuangan telah berakhir setelah pendaftarannya secara resmi menjadi cawapres dari KIM. Jadi, teman-teman wartawan santai saja. Tidak perlu heboh," kata Komarudin dalam keterangannya, Kamis (26/10/2023).

Anggota DPR Fraksi PDI-P ini lantas menganggap keluarnya kader merupakan hal biasa di PDI-P.

Dia mengaku sudah terbiasa melihat kader yang berpindah, berhenti, dan beralih ke partai politik lain.

Baca juga: Biodata Dhohir Farisi, Suami Yenny Wahid yang Beda Pilihan Pilpres 2024, Ikut PSI ke Prabowo-Gibran

Ia juga menilai Gibran sudah tidak tegak lurus dengan instruksi partai yang menekankan larangan untuk tidak bermain dua kaki.

"Tapi ingat, keluar satu kader, ada banyak kader-kader partai baru yang potensial bergabung dengan Partai dan TPN Ganjar-Mahfud,” kata pria yang biasa dipanggil Bung Komar itu.

Tak sampai situ, Komarudin mengungkit sikap dan pernyataan Gibran sebelumnya yang mengaku akan tegak lurus pada partai.

Hal itu, menurut Komar, disampaikan setelah putra sulung Presiden Jokowi itu dipanggil ke DPP pasca-bertemu Prabowo Subianto di Solo, Mei lalu.

"Saat itu, sebagai kader yang yunior, kami tidak menjatuhkan sanksi. Kami berikan nasihat untuk patuh pada aturan partai. Saat itu Gibran menyampaikan terima kasih atas nasihatnya dan sebagai kader muda berjanji akan tetap tegak lurus sesuai arahan Ibu Ketua Umum,” ucap Komar.

Namun, semua itu berubah ketika Gibran akhirnya benar benar mendaftarkan diri sebagai cawapres Prabowo ke KPU pada Rabu kemarin.

Menurut Komar, sudah jelas bahwa Gibran melanggar aturan partai dengan tidak tegak lurus arahan untuk tidak bermain dua kaki.

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved