Pilpres 2024
2 Hasil Survei Capres Cawapres 2024, Prabowo Subianto Berpotensi Ulang Kenangan di Jawa Barat
Inilah hasil survei capres 2024 di dua polling survei berbeda, Prabowo Subianto sangat kuat hingga berpotensi ulang kenangan pada Pilpres di Jabar.
TRIBUNKALTIM.CO - Inilah hasil survei capres 2024 di dua polling survei berbeda, Prabowo Subianto sangat kuat hingga berpotensi ulang kenangan pada Pilpres 2019 di Jawa Barat.
Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto diprediksi akan kembali menang dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 di wilayah Jawa Barat (Jabar). Pasalnya, figur Prabowo sudah mengakar kuat di masyarakat Jabar.
Direktur Citra Publik Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Hanggoro Doso Pamungkas mengatakan Jabar merupakan basis Prabowo sejak dua pilpres silam yakni di tahun 2014 dan 2019 ketika berhadapan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Berkaca dari hal tersebut, Menteri Pertahanan (Menhan) tersebut diyakini mampu mempertahankan basis suara yang dimiliki di Tanah Pasundan.
“Jabar merupakan wilayah yang kuatnya Prabowo Subianto sejak Pilpres 2019. Artinya Prabowo Subianto bisa mempertahankannya,” kata Hanggoro dikutip dalam keterangannya, Minggu (29/10).
Baca juga: Hasil Survei Terbaru, Terjawab Mengapa PDIP Tak Berani Perang Terbuka Lawan Jokowi, Bakal Rugi Suara
Baca juga: Hasil Survei Terbaru Elektabilitas Paslon 3 Bulan Terakhir, Anies Naik, Ganjar Turun, Prabowo Stabil
Baca juga: 4 Hasil Survei Capres Cawapres 2024, Litbang Kompas hingga Ipsos, Siapa Terkuat di Pulau Jawa?
Kuatnya Prabowo di Jabar terlihat dari survei terbaru LSI Denny JA periode September yang menemukan dalam simulasi berpasangan dengan Gibran berada di posisi pertama dengan perolehan 56,6 persen.
Perolehan itu disusul duet PDI Perjuangan (PDIP) Ganjar Pranowo – Mahfud MD sebesar 22,1 persen dan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar dengan 18,6 persen.
Hasil serupa terlihat dari survei Indikator Politik Indonesia (IPI) periode 16-20 Oktober 2023 yang menunjukkan Prabowo unggul sebesar 50,7 persen di Jabar.
Raihan itu disusul oleh Anies dengan 26,8 persen dan Ganjar sebesar 19,7 persen.
Selain karena ketokohan yang kuat, keunggulan Prabowo di Jabar juga disebabkan masifnya dukungan generasi muda.
Menurutnya, dukungan anak muda kepada Prabowo memiliki pengaruh yang sangat besar.
“Unggulnya di Gen Z dan Milenial seiring terlihat dalam simulasi dengan Gibran,” ungkap Hanggoro.

Hasil Survei Capres 2024 Terbaru
Hubungan PDIP dengan Presiden Jokowi dikabarkan retak.
Majunya Gibran Rakabuming sebagai cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024 dinilai menjadi pembuka perang antara PDIP dengan Jokowi.
Meski demikian, PDIP hingga saat ini belum secara resmi mengumumkan pemecatan Gibran Rakabuming ataupun Jokowi dari partai.
Peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro menilai, PDI Perjuangan berpotensi kehilangan suara elektoral jika terang-terangan berkonfrontasi alias perang terbuka dengan Presiden Joko Widodo.
Baca juga: 4 Hasil Survei Capres Cawapres 2024, Litbang Kompas hingga Ipsos, Siapa Terkuat di Pulau Jawa?
Sebab, sebagian pemilih PDIP merupakan pendukung loyal Jokowi.
Menjauhi Jokowi bisa berarti menjauhi pemilih PDIP.
“Apabila menujukkan sikap berkonfrontasi secara terbuka, itu akan berdampak negatif terhadap prospek elektoral PDI Perjuangan pada Pemilu 2024 karena akan menjauhkan pemilih Jokowi dari PDI Perjuangan,” kata Bawono, Selasa (31/10/2023).
Temuan survei Indikator Politik Indonesia periode 16-20 Oktober memperlihatkan bahwa 24,9 persen responden memilih PDIP karena suka dengan figur Jokowi.
Menurut Bawono, PDIP menyadari kecenderungan ini.
Oleh karenanya, partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu enggan berhadap-hadapan langsung dengan Jokowi meski merasa dikecewakan.
PDIP hanya melempar sentilan ke presiden dan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, yang bermanuver menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping bakal calon presiden (capres) Koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subianto.
Jika PDIP mengambil sikap lebih frontal, seperti menarik para menteri dari Kabinet Indonesia Maju pimpinan Jokowi, hal itu justru bisa jadi bumerang buat partai banteng.
“PDIP berhitung betul apabila melakukan respons keras atau katakanlah konfrontasi secara terbuka terhadap keluarga Jokowi pasca deklarasi Gibran sebagai pendamping Prabowo.
Mereka berpotensi akan kehilangan pemilih yang memiliki simpati atau rasa kedisukaan terhadap Jokowi,” ujar Bawono.
Baca juga: Jalan Mulus Gibran Jadi Cawapres, Hasto Bongkar Pengakuan Para Ketum Parpol, Kartu Truf Dipegang
Bawono melanjutkan, PDIP tengah memainkan strategi politik dengan menggulirkan narasi bahwa mereka ditinggalkan oleh Jokowi.
Harapannya, publik dapat bersimpati kepada PDIP, bukan pada Jokowi ataupun Gibran.
Dengan demikian, dukungan rakyat untuk partai banteng tetap terjaga.
“Dengan mengatakan Presiden Joko Widodo telah meninggalkan PDIP, tampak seolah PDIP hendak membangun persepsi mereka terzalimi dari sikap Jokowi dan keluarga,” tutur Bawono.
Sebagaimana diketahui, tensi politik antara PDIP dan Jokowi menghangat belakangan ini.
PDIP merasa ditinggalkan oleh Jokowi. Sebabnya, Jokowi merestui putra sulungnya yang juga kader PDIP, Gibran Rakabuming Raka, menjadi bakal cawapres Prabowo yang tak lain merupakan kubu lawan.
“PDI Perjuangan saat ini dalam suasana sedih, luka hati yang perih, dan berpasrah pada Tuhan dan rakyat Indonesia atas apa yang terjadi saat ini,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto melalui keterangan tertulis kepada awak media, Minggu (29/10/2023).
Padahal, kata Hasto, Jokowi mendapat dukungan teramat besar dari akar rumput dan simpatisan PDIP.
Dukungan itulah yang mengantarkannya ke kursi Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta, hingga Presiden dua periode.
“Ketika DPP partai bertemu dengan jajaran anak ranting dan ranting sebagai struktur partai paling bawah, banyak yang tidak percaya bahwa ini bisa terjadi,” kata Hasto.
“Kami begitu mencintai dan memberikan privilese yang begitu besar kepada Presiden Jokowi dan keluarga.
Namun kami ditinggalkan karena masih ada permintaan lain yang berpotensi melanggar pranata kebaikan dan konstitusi,” imbuh dia.
Baca juga: Pengamat Ungkap PDIP Marah dan Stress Luar Biasa Ditinggal Jokowi, Tapi Tak Berani Tegas ke Gibran
juga: Hasil Survei Elektabilitas Capres-Cawapres Terbaru, Pasangan Terkuat di Jatim, Jabar Hingga DKI
PDIP juga melempar sentilan ke sosok Gibran.
Wali Kota Surakarta itu dinilai membangkang perintah partai yang mengusung Ganjar Pranowo dan Mahfud MD sebagai bakal capres-cawapres Pemilu 2024.
Oleh karenanya, Gibran dianggap tidak lagi menjadi bagian dari PDIP, meski partai tak melakukan pemecatan.
PDIP Stress Luar Biasa
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai, PDI Perjuangan tengah mengalami stres politik luar biasa pasca Presiden Jokowi merestui putranya, Gibran Rakabuming Raka sebagai bacawapres Prabowo Subianto.
Sejumlah elite PDIP sebelumnya merasa Presiden Jokowi dan keluarganya telah meninggalkan mereka, meski telah diberikan priviledge di dalam kontestasi tingkat daerah hingga pusat.
Hal ini terjadi setelah Mahkamah Konstitusi mengabulkan sebagian gugatan terkait batas usia minimum capres-cawapres.
Akibat putusan tersebut, Wali Kota Solo yang juga putra pertama presiden, bisa menjadi cawapres Prabowo.
"PDIP alami stres politik luar biasa, satu sisi mereka sangat marah dikhianati, sisi lain mereka sulit ungkapkan kemarahan karena Jokowi sulit terprovokasi," kata Dedi, Senin (30/10/2023).
Ia pun menuturkan bahwa PDIP berada dalam situasi yang rumit.
Sebab, ada kekhawatiran PDIP bila mengambil tindakan tegas terhadap Jokowi dan Gibran, sebagaimana sanksi yang selama ini mereka jatuhkan kepada kader yang sudah tidak tegak lurus dengan arahan partai.
PDIP, imbuh Dedi, lebih memilih bersikap tenang, alih-alih mengambil tindakan yang berpotensi ditekan oleh opini publik.
Soal pernyataan Hasto yang menyebut PDIP merasa ditinggalkan, menurutnya, hal itu semata-mata untuk menggiring opini bahwa Jokowi bukanlah sosok seperti yang mereka bayangkan.
Baca juga: Biodata dan Foto-foto Selvi Ananda, Istri Cawapres 2024 Pendamping Gibran Rakabuming Raka
Ia pun memperkirakan manuver serupa akan terus diambil PDIP hingga masa jabatan Presiden Jokowi berakhir.
"Agar publik tidak ragu dengan sikap Megawati, bagaimanapun mereka partai pemenang dan masih yang tertinggi hingga saat ini.
Jika ada nuansa lemah dengan Jokowi, justru bisa tertinggal dengan manuver Jokowi," pungkas Dedi.
(*)
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunVideo
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.