Pilpres 2024
Inilah Alasan Din Syamsuddin Anggap Anies - Muhaimin Representasi Muhammadiyah - NU
Inilah alasan Din Syamsuddin anggap Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar atau Cak Imin merupakan representasi Muhammadiyah - NU.
"Ya akan kami bahas dengan pimpinan lain apakah selama masa kampanye saya bisa cuti dan berbagi tugas dengan empat pimpinan lainnya," ujar Cak Imin.
Sebagai informasi, berdasarkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 15 Tahun 2023, jadwal kampanye Pemilihan Presiden 2024 berlangsung selama 75 hari.
Baca juga: 3 Capres Cawapres Tidak Diundang, Aksi Damai Bela Palestina di Jakarta Larang Bawa Atribut Partai
Dalam aturan itu disebutkan bahwa pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka, penyebaran bahan kampanye ke publik, pemasangan alat peraga kampanye di tempat umum, debat pasangan capres dan cawapres dilaksanakan pada 28 November hingga 10 Februari 2024.
Di antara tiga pasangan bakal capres dan cawapres yang saat ini masih menjabat adalah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD.
Din Syamsuddin Sebut AMIN Sebagai Koalisi Muhammadiyah dan NU yang Bisa Bikin Indonesia Lebih Cerah
Sementara itu, Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menyebut pasangan bakal capres dan bakal cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar atau Cak Imin (AMIN) sebagai pasangan yang ideal.
Hal itu dikatakan Din saat sambangi kantor Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Jalan Raden Saleh Raya, Jakarta Pusat, Jumat (3/11/2023).
Menurut Din, Anies maupun Cak Imin sama-sama figur nasionalis-agamis.
Anies dan Cak Imin juga berasal dari organisasi Islam terbesar di Indonesia, yaitu Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama (NU).
Din mengaku sering mendapat pertanyaan dari banyak pihak soal kapan Indonesia dipimpin tokoh NU dan Muhammadiyah.
Kombinasi ini diyakini akan membawa masa depan Indonesia lebih cerah.
"Saya jawab begini, Cak Imin itu tokoh NU, Mas Anies bisa lah dianggap dari Muhammadiyah. Jadi ini sudah terjadi koalisi Muhammadiyah dan NU," kata Din saat ditemui di Kantor DPP, Senen, Jakarta, Jumat (3/11/2023).
Din menyatakan bahwa Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama merupakan pilar bangsa Indonesia.
Sehingga, tidak perlu ada kekhawatiran dengan paham sektarianisme.
"Ormas-ormas Islam termasuk NU dan Muhammadyah punya wawasan Islam tengahan atau disebut wasathiyah. Yang disebut moderat. Yang berpegang pada cita-cita Islam rahmatan Lil Alamin," ungkap Din.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.