Pilpres 2024

Bantah Tuduhan Prabowo-Gibran Disebut Neo Orde Baru, Begini Alasan Fadli Zon

Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra Fadli Zon membantah tuduhan Prabowo-Gibran disebut neo Orde Baru (orba).

|
Editor: Doan Pardede
KOMPAS.com/NICHOLAS RYAN ADITYA
Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra Fadli Zon membantah tuduhan Prabowo-Gibran disebut neo Orde Baru (orba). 

TRIBUNKALTIM.CO - Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra Fadli Zon membantah tuduhan Prabowo-Gibran disebut neo Orde Baru (orba).

Menurut Fadli, sebutan untuk Prabowo-Gibran tersebut kurang tepat.

Menurutnya, apa yang dilakukan Prabowo selama ini merupakan proses yang demokratis.

"Pak Prabowo itu memilih jalan demokrasi di dalam politik konstitusional, jadi kita membangun partai, jadi kita tidak ujuk-ujuk langsung loncat atau lakukan tindakan-tindakan di luar konstitusi," ucap Fadli Zon, saat ditemui usai aksi bela Palestina, di Monas, Jakarta Pusat, Minggu (5/11/2023).

Baca juga: Capres Terkuat versi 5 Lembaga Survei di Bulan Oktober 2023, Anies, Ganjar, dan Prabowo

Fadli kemudian mengatakan hal itu jangan dilihat secara ganda.

Menurutnya, perubahan arah haluan politik Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak lantas membuat figur dan kinerja RI1 yang telah dibangun selama ini menjadi negatif.

Justru menurutnya, perubahan haluan politik Jokowi perlu menjadi catatan bagi pihak lain, bahwa hal tersebut merupakan sesuatu yang biasa terjadi dalam dunia politik.

"Dan jangan juga kalau kita melihat proses ini melihatnya secara ganda juga. Di satu sisi hanya karena perubahan haluan arah mungkin dalam hal ini Pak Jokowi, kemudian hal-hal yang kemarin dilakukan jadi negatif," kata Fadli.

"Jadi saya kira selama ini apa yang dilakukan oleh Pak Jokowi tentu ada saja mungkin yang bisa menjadi catatan oleh banyak orang-orang yang tidak sependapat. Tetapi saya kira apa yang terjadi ini kan bagian dari proses politik yang sudah biasa. Jadi tidak perlu bersedih hati, tidak boleh menangis," sambungnya.

"Saya kira bersedih hati dan menangislah untuk Palestina ini. Itu lebih tepat daripada hanya untuk politik domestik yang saya kira biasa-biasa saja."

Diberitakan sebelumnya, Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat menuding pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai cerminan neo-Orde Baru masa sekarang.

Bakal calon presiden (capres) calon wakil presiden (cawapres) Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka telah menyelesaikan tes kesehatan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Kamis (26/10/2023).
Bakal calon presiden (capres) calon wakil presiden (cawapres) Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka telah menyelesaikan tes kesehatan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Kamis (26/10/2023). (Tribunnews.com/Mario Christian Sumampow)

Djarot meminta seluruh partai politik pendukung Ganjar Pranowo dan Mahfud MD untuk bersatu menghadapi mereka berdua.

"Terus bergerak, Ganjar-Mahfud MD pastikan akan terus perkuat demokrasi. Bersama kita hadapi Prabowo-Gibran sebagai cerminan Neo-Orde Baru masa kini," ujar Djarot lewat keterangannya, Sabtu, (4/11/2023).

Dia berkata bahwa kemenangan dimulai dari rakyat yang memfokuskan pergerakan di akar rumput atau lingkup paling bawah.

Djarot turut menyinggung kasus penurunan baliho Ganjar-Mahfud di Bali saat kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved