Berita Balikpapan Terkini

5 Fakta Remaja di Balikpapan Diduga Tewas Tak Wajar, Keluarga Temukan Kejanggalan di HP Korban

Sejumlah fakta seputar remaja di Balikpapan diduga tewas tidak wajar terkuak.

Editor: Doan Pardede
TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO
Pembongkaran makam remaja DA (16) di TPU Manggar Baru, Balikpapan, Selasa (14/11/2023). 

TRIBUNKALTIM.CO - Sejumlah fakta seputar remaja di Balikpapan diduga tewas tidak wajar terkuak.

Hingga saat ini, apa sebenarnya penyebab kematian remaja berinisial DA (16) di Balikpapan, Kalimantan Timur, masih menjadi misteri.

Pihak keluarga korban sendiri menilai DA tewas tidak wajar.

Berikut sejumlah fakta seputar remaja di Balikpapan diduga tewas tidak wajar yang sudah dirangkum TribunKaltim.co:

Baca juga: Remaja di Balikpapan Meninggal tak Wajar, Keluarga Curiga Ada Dugaan Kelalaian Rumah Sakit

1. Alasan Keluarga Sebut DA Tewas Tidak Wajar

Pihak keluarga menilai, kematian DA bukan murni kematian yang normal atau setidaknya diduga ada campur tangan pihak lain yang mengakibatkan nyawa DA tidak tertolong.

Sebelumnya, DA kali pertama ditemukan oleh bapaknya pada tanggal 28 Oktober 2023 sore.

Posisi DA sudah dalam keadaan tergeletak dan tidak merespon sama sekali.

Setelah dilarikan ke Rumah Sakit, dalam hal ini RS Medika Utama Manggar, DA akhirnya menghembuskan napas terakhir.

Kala itu dinyatakan meninggal dunia pada pukul 22.26 Wita, Sabtu 28 Oktober 2023.

Keluarga yang berduka menemukan kejanggalan setelah jenazah DA dimandikan.

Ada tanda-tanda mencurigakan, seperti bekas benda tumpul di bagian belakang tubuh, yang membuat keluarga curiga terhadap kemungkinan lebam yang tidak sesuai dengan kondisi biasa setelah kematian.

Meskipun hasil pemeriksaan medis menyatakan DA dalam kondisi sehat, keluarga masih bingung dengan alasan di balik kematian yang tiba-tiba.

Polisi dan petugas lain berkoordinasi untuk membongkar makam remaja DA (16) di Balikpapan yang meninggal tak wajar untuk melakukan otopsi setelah 3 minggu pemakaman, Selasa (14/11/2023). Meskipun keluarga awalnya menolak otopsi, polisi mengedukasi mereka tentang pentingnya untuk penyelidikan.
Polisi dan petugas lain berkoordinasi untuk membongkar makam remaja DA (16) di Balikpapan yang meninggal tak wajar untuk melakukan otopsi setelah 3 minggu pemakaman, Selasa (14/11/2023). Meskipun keluarga awalnya menolak otopsi, polisi mengedukasi mereka tentang pentingnya untuk penyelidikan. (TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO)

Keluarga mencoba meminta klarifikasi lebih jelas, namun mengalami kesulitan bertemu dengan dokter yang merawat DA di rumah sakit.

Sebab itu, pihak keluarga merasa ada yang tidak beres dari kematian korban.

Terlebih keluarga masih belum mendapat keterangan resmi soal pemicu tanda lebam di jasad DA.

2. Tanggapan RS Medika Manggar Balikpapan

Sementara RS Medika Manggar Balikpapan mengklaim telah berupaya maksimal menangani remaja perempuan berusia 16 tahun itu.

Baca juga: Karang Cerita Bayinya Hilang Misterius, Alika Mengaku Lelah dan Tertekan Urus Bayi Sendirian

Meski mendapat penanganan awal dari RS Medika, kondisi DA tidak mengalami perkembangan positif.

Keluarga pasien pun meminta rujukan ke RS lain.

RS Medika Utama Manggar menyatakan bahwa telah merujuk DA.

Namun semua RS rujukan di Balikpapan penuh, termasuk RS Kota Balikpapan, RS Beriman, RS Hermina, dan RSPB.

Hal ini diungkapkan oleh Humas RS Medika Utama Manggar, Masruroh.

3. Ada Standarisasi Rujukan

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Andi Sri Juliarty, menjelaskan bahwa sistem rujukan diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 001 Tahun 2012 dan Surat Keputusan Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI Nomor HK.02.02/D/1131/2023.

Menurut aturan tersebut, fasilitas kesehatan yang menerima pasien wajib melakukan pertolongan pertama dan, jika perlu dirujuk, melalui aplikasi Sisrute.

Namun, dalam kasus ini, pihak RS Medika mengalami kesulitan mencari rujukan melalui aplikasi Sisrute.

Baca juga: Warga Dihebohkan Penemuan Mayat Ibu dan Anak di Guest House Balikpapan

"Ada standarisasi untuk rujukan RS, yaitu pasien gawat darurat harus dirujuk ke RS terdekat yang memiliki fasilitas dan kemampuan untuk menangani kondisi tersebut," kata Andi Sri Juliarty, Selasa (14/11/2023).

Sebab itu dia menekankan pentingnya komunikasi proaktif antara RS perujuk dan RS tujuan melalui aplikasi Sisrute dan telepon.

Hal ini untuk memastikan kesiapan dan ketersediaan sarana yang sesuai.

"Komunikasi proaktif antara RS perujuk dan RS tujuan dapat membantu mempercepat proses rujukan pasien," kata Andi Sri Juliarty.

Dimana kata dia, tidak ada batasan waktu respon dari RS rujukan. Alhasil, belum mendapat rujukan, DA meninggal sekitar dua jam setelah upaya rujukan dimulai.

Saat ditanya dilakukan evaluasi terhadap pelayanan RS Medika Utama Manggar, Andi Sri Juliarty mengatakan belum mengarah kesana.

"Belum ada laporan masuk ke Dinkes terkait kasus kematian remaja di RS MUM," pungkasnya.

4. Polisi Bongkar makam

Polisi membongkar makam remaja berinisial DA (16) yang berada di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Manggar Baru, Kelurahan Manggar Baru, Balikpapan Timur, Selasa (14/11/2023).

DA diduga tewas tak wajar pada 28 Oktober 2023 lalu.

Adapun pembongkaran makam dilakukan oleh tim gabungan dari Biddokes Polda Kaltim dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kanudjoso Balikpapan, Inafis Polda Kaltim, Inafis Polresta Balikpapan, serta penyidik Polsek Balikpapan Timur. 

Proses pembongkaran dan pengambilan sampel berlangsung selama sekitar 3 jam.

"Tadi kita lakukan pemeriksaan menyeluruh dari pemeriksaan luar dan juga pemeriksaan dalam," kata Kasubdit Dokpol Bidokkes Polda Kaltim, AKBP dr I Gusti Gede Dharma usai pembongkaran makam DA. 

Menurut Dharma, pemeriksaan menyeluruh dilakukan untuk mencari tanda-tanda kekerasan yang menyebabkan kematian pada korban.

Untuk pemeriksaan dalam, lanjutnya, pihaknya melakukan pengambilan sampel toksikologi seperti lambung, hati, ginjal, dan kandung kemih.

Namun, pengambilan sampel darah dan urine tidak dilakukan karena jenazah sudah mengalami pembusukan.

"Kalau lambung, seharusnya diambil organ beserta isinya. Cuma kebetulan isinya sudah kosong," kata Dharma.

Selain itu, tim forensik juga membuka rongga kepala, rongga dada, dan rongga perut korban untuk memeriksa apakah ada kekerasan.

Kata Dharma, secara umum organ-organ ini sudah mengalami pembusukan.

Hal itu dikatakannya relatif menyulitkan proses pemeriksaan. 

"Jadi belum selesai prosesnya. Kita masih menunggu pemeriksaan toksikologi, menunggu pemeriksaan patologi anatomi, untuk melihat secara mikroskopik apakah pada organ dalam, ada kelainan tidaknya," pungkas Dharma.

5. Keluarga Berikan Ponsel Almarhum ke Polisi

Kakak almarhum, Sisca (26), mengatakan bahwa ia hanya ingin mencari titik terang dari kejadian tersebut.

"Aku cuma ingin cari titik terang aja sih dari kejadian ini kan juga tiba-tiba bingung lah kita ini pihak keluarga," ujarnya.

Sisca menambahkan bahwa polisi telah mengambil HP almarhum untuk diselidiki.

Ia berharap ada petunjuk yang bisa mengungkap penyebab kematian DA.

Ia merasa bingung karena DA adalah seorang remaja yang aktif dan suka berinternetan, namun akses internet di rumahnya tiba-tiba terputus.

"Dari polisi baru aja kami kasih HP almarhum aja. Soalnya HP itu tiba-tiba terganti passwordnya, dan wifi dimatikan. Padahal dia enggak bisa hidup nggak ada internet," katanya.

Menurut Sisca, selain kondisi abnormal lebam-lebam, ada kemungkinan ada orang yang masuk ke rumah saat DA sendirian.

Hanya saja, dia meneruskan, saat itu tidak ada tetangga yang melihat kejadian tersebut.

"Kalau dari keluarga sendiri kecurigaannya ada orang masuk di rumah karena enggak ada juga keadaan sendiri di rumah. Juga waktu itu tetangga-tetangga juga mungkin tidak ada di situ. Jadi tidak tahu kejadian itu juga," ungkapnya.

Sisca mengaku belum menduga siapa orang yang mungkin terlibat dalam kematian DA.

Ia mengatakan bahwa sebelumnya DA tidak ada keluhan atau masalah dengan teman-temannya.

"Ya itu sih belum menduga siapa orang yang masuk ke rumah. Karena kita juga belum tahu soalnya kan ini tiba-tiba juga. Sebelumnya tidak ada keluhan, nggak lagi berantem sama teman," tuturnya.

Diberitakan sebelumnya, remaja DA (16) ditemukan meninggal di Balikpapan pada 28 Oktober 2023, menimbulkan kecurigaan keluarga terkait tanda-tanda mencurigakan di tubuhnya.

Meskipun keluarga membantah kemungkinan AD mengakhiri hidupnya sendiri, hasil pemeriksaan medis menyatakan DA sehat.

Kejanggalan semakin bertambah saat jenazah dimandikan dan ditemukan lebam yang tidak sesuai dengan kondisi biasa setelah kematian.

Keluarga mencoba otopsi untuk klarifikasi lebih lanjut, namun sempat kesulitan berkomunikasi dengan tim dokter yang merawat DA.

Meskipun ada indikasi kekerasan, pihak berwenang membantah dugaan pembunuhan, dan kematian DA tetap menjadi misteri. (*)

(*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved