Pilpres 2024
Megawati Jengkel Penguasa seperti Orde Baru, Kaesang: Apa Ada yang Ditangkap karena Hina Presiden?
Megawati jengkel sebut penguasa seperti Orde Baru. Kaesang lalu mempertanyakan apakah ada yang ditangkap karena hina presiden?
TRIBUNKALTIM.CO - Pidato Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri yang meluapkan kejengkelannya pada penguasa yang disebut seperti Orde Baru ramak jadi sorotan.
Ungkapan rasa jengkel Megawati ini ditengarai sebagai pertanda hubungan Presiden Jokowi dengan PDIP yang semakin tidak baik-baik saja.
Lalu bagaimana respn Kaesang, anak bungsung Jokowi yang menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) terkait kejengkelan Megawati pada penguasa seperti Orde Baru ini.
Menanggapi pertanyaan awak media terkait dengan pernyataan Megawati tersebut, Ketua Umum PSI, Kaesang balik mempertanyakan apakah ada orang yang ditangkap ketika menghina Presiden Joko Widodo?
Baca juga: Jokowi Balas Orasi Berapi-Api Megawati dengan Senyum, Jengkel dan Sebut Penguasa Mirip Orde Baru
Baca juga: Cak Imin Kompak dengan Megawati Soal Sikap Penguasa Mirip Orde Baru, Ungkap Cara Atasi Kecurangan
Baca juga: Nusron Wahid Balas Sindiran Megawati Soal Orde Baru, Menteri Asal PDIP di Kabinet Jokowi Terseret
Awalnya, Kaesang sempat bertanya siapa penguasa yang dimaksud Megawati.
Selanjutnya, awak media pun lantas menjawab bahwa saat ini pemerintah dipimpin oleh Presiden Jokowi.
Lalu, Kaesang menyinggung apakah pernah ada warga yang menghina Jokowi, lalu ditangkap.
"Ya kita... Yang penguasa itu siapa dulu?
Definisi penguasa itu siapa? Siapa? Nah (Jokowi). Dengan?
Dengan Pak Ma'ruf. Di mana...," ujar Kaesang saat menghadiri Forum Komunitas Pengemudi Nusantara di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (29/11/2023) seperti dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com.
"Teman-teman semua saya katakan, di medsos, ngomong sesuatu menghina Pak Presiden ditangkap enggak?" sambungnya.
Secara tiba-tiba kemudian seorang pengemudi truk yang menghadiri Forum Komunitas Pengemudi Nusantara tersebut menjawab "ada".
Kaesang lantas mengakui bahwa memang betul ada yang pernah ditangkap.
Hanya saja, menurut dia, orang itu ditangkap karena sudah berlebihan dalam menghina Presiden.
"Oke ditangkap ketika menghina terlalu jauh.
Tapi apakah sebuah forum diskusi atau apa yang apa namanya sampai ada orang yang menangkap atau melakukan seperti itu ada?
Enggak ada toh?" tukas Kaesang.
Kaesang pun mengaku tidak tahu apa yang terjadi di era Orde Baru.
Sebab, Kaesang mengatakan dirinya masih kecil pada saat itu, sehingga tidak merasakannya.
"Saya enggak tahu maksudnya definisi seperti Orde Baru seperti apa dulu?
Karena saya sendiri kan saya tidak mengalami.
Karena waktu itu saya masih umurnya kecil, jadi saya enggak mengalami," katanya.
"Balik lagi, saya tidak hidup di zaman itu.
Jadi saya harus tanya ke teman-teman yang di mana definisinya sebelum tanya saya tuh seperti apa," imbuh Kaesang.
Baca juga: Menohok! TKN Prabowo-Gibran Balas Sindiran Megawati Soal Orde Baru, Nama Menteri PDIP Kena Sebut
Sebelumnya, Megawati mengaku jengkel dengan sikap penguasa saat ini yang menurutnya ingin bertindak seperti penguasa di masa Orde Baru.
Hal ini disampaikan Megawati saat menghadiri Rapat Koordinasi Nasional Relawan Ganjar-Mahfud yang dihadiri pimpinan organ relawan pendukung se-Pulau Jawa di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Jakarta, Senin (27/11/2023).
"Mestinya Ibu enggak boleh ngomong gitu tapi Ibu jengkel.
Karena republik ini penuh pengorbanan tahu tidak. Kenapa sekarang kalian yang pada penguasa itu mau bertindak seperti waktu zaman Orde Baru?" kata Megawati.
Pernyataan Megawati ini disambut dengan sorak-sorai dari ribuan relawan pendukung Ganjar-Mahfud yang mengikuti pidato tersebut.
Banyak pula dari mereka yang berdiri dari kursi lalu meneriakkan kata "lawan" dengan berulang-ulang.
Sorak-sorai para relawan itu pun direspons Ganjar dengan meneriakkan seruan untuk memenangkan dirinya dan Mahfud MD dalam satu putaran.
"Benar tidak, benar tidak? Merdeka, merdeka, merdeka! Menang kita Ganjar-Mahfud satu putaran!" teriak Megawati.
Megawati pun mengatakan, ia seorang manusia yang juga punya rasa jengkel apabila tidak dihormati.
Padahal, ia merupakan seorang mantan presiden.
"Ya bayangkan, kok saya tidak seperti dihormati ya. Lho, kenapa?
Lho saya jelek-jelek pernah Presiden lho, dan masih diakui dengan nama Presiden ke-5 Republik Indonesia lho," kata Megawati.
Baca juga: Respon Istana Soal Orasi Emosional Megawati, Jengkel Lihat Penguasa Sekarang Mirip Orde Baru
Lebih lanjut, Megawati mengajak rakyat Indonesia untuk tidak takut melawan kecurangan yang mungkin terjadi pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
"Kita kan rakyat Indonesia, polisi juga rakyat Indonesia, yang namanya tentara rakyat Indonesia, aparat juga rakyat Indonesia.
Benar apa benar? Insyaf makanya, jangan takut," ujar Megawati.
Respon Jokowi
Presiden Jokowi membalas pidato Ketua Umum PDIP yang berapi-api dengan senyum.
Jokowi pun menolak mengomentari pernyataan Megawati yang menyebut penguasa saat ini mirip dengan masa Orde Baru.
Sikap Jokowi itu disampaikan saat dia melakukan sesi tanya jawab dengan media usai melakukan tanam pohon di kawasan industri Pulo Gadung, Jakarta Timur, pada Rabu (29/11/2023).
Mula-mula wartawan menanyakan tanggapan Jokowi tentang pernyataan Megawati.
Mendengar pertanyaan wartawan, Presiden Jokowi tersenyum kecil.
Senyum Jokowi melebar ketika pertanyaan selesai disampaikan.
"Saya tidak ingin memberi tanggapan," ujar Jokowi masih sambil tersenyum.
Kemudian, Presiden mengangguk dan menelungkupkan tangan ke depan untuk berpamitan kepada wartawan dan menyudahi sesi tanya jawab.
Tanggapan Istana
Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana buka suara soal pernyataan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang menyebut bahwa penguasa saat ini sudah seperti zaman Orde Baru.
Ari menyatakan, Indonesia adalah negara demokrasi.
Pernyataan Presiden ke-5 RI itu pun, kata Ari, menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara demokrasi, yaitu siapa pun boleh mengutarakan pendapatnya.
"(Indonesia) Itu negara demokrasi ya. Semua orang bisa berpendapat, membuat penilaian.
Saya kira itu cermin negara demokrasi," kata Ari di Kantor Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg), Jakarta Pusat, Selasa (28/11/2023).
Lebih lanjut, Ari tidak ingin berkomentar lebih jauh.
Menurut dia, penilaian itu merupakan hak Megawati.
"Itu domain Ibu Mega untuk partai politik," ungkap Ari.
Baca juga: Pidato Terbaru Megawati, Ketua Umum PDIP Soroti Penguasa yang Disebut Bertindak seperti Orde Baru
(*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.