Kisah Buaya Riska di Bontang
Buaya Riska Kembali ke Bontang, Bukan Jadi Peliharaan Pak Ambo tapi di Bawah Kendali BKSDA Kaltim
Buaya Riska kembali ke Bontang bukan jadi peliharaan Pak Ambo tapi di bawah kendali BKSDA Kaltim.
Penulis: Muhammad Ridwan | Editor: Rita Noor Shobah
TRIBUNKALTIM.CO - Buaya Riska kembali ke Bontang bukan jadi peliharaan Pak Ambo tapi di bawah kendali BKSDA Kaltim.
Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik sudah menyetujui jika Buaya Riska dikembalikan ke Bontang.
Akmal Malik bahkan turut mengecek lokasi untuk Buaya Riska kembali ke Bontang.
Jika kembali, Buaya Riska tak akan menghuni lokasinya dulu.
Tetapi ia akan ditempatkan di Jalan Bete-Bete RT 01, Kelurahan Tanjung Laut Indah, Bontang Selatan.
Buaya Riska pun tak akan menjadi 'peliharaan' Pak Ambo.
Buaya Riska akan berada bawah kendali dan pengawasan BKSDA Kaltim.
Baca juga: Jalan Panjang Buaya Riska dari Guntung, Teritip, Tabang Kembali ke Tanjung Laut Bontang
Baca juga: Pak Ambo 2 Kali Kecewa Tak Dikabari saat Buaya Riska Dipindah, Emangnya Ada Apa Sih Sebenarnya?
Baca juga: Pak Ambo Rindu Buaya Riska, Keliling Sungai Guntung Bontang Mengenang Kebersamaan Puluhan Tahun
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim Ari Wibawanto memberi sinyal menyetujui Buaya Riska dikembalikan ke Bontang.
Hal itu ia ungkapkan saat ditemui Tribunkaltim.co, di Pendopo Walikota Bontang, Jumat (8/12/2023).
Ia mengaku pihaknya akan turun melihat lokasi yang berada di Jalan Bete-Bete RT 01, Kelurahan Tanjung Laut Indah, Bontang Selatan.
Tempat tersebut merupakan Pusat Konservasi Mangrove, yang sebelumnya telah ditinjau Pj Gubernur Kalimantan Timur, Akmal Malik.
Setelah itu pihaknya akan membuat perencanaan, apakah bentuknya lembaga konservasi atau penangkaran.
"Yang jelas di situ (lokasi) akan menjadi tempat penampungan. Yang penting aman dulu," kata Ari.

Disinggung soal pernyataan dirinya sebelumnya, yang menegaskan bahwa jika Buaya Riska diminta untuk dikembalikan ke Bontang, buaya lain juga harus ikut diangkut yang jumlah sekitar 40 buaya.
Ia menjawab, "Kita harus melihat sisi prioritas dan kemanfaatan untuk masyarakat. Jadi kita membuat sistem yang tidak gaduh juga. Untuk sementara mungkin yang terbaik seperi itu. Tapi di sisi lain, tetap melakukan edukasi," tuturnya.
Lebih lanjut, Ari menjelaskan untuk pengelolaan yang dipersiapkan saat ini yaitu bentuknya penampungan, dengan membuatkan kandang dan hal tersebut menjadi tanggungjawab BKSDA.
"Jadi itu di bawah kendali kami," bebernya.
Sementara, jika ke depannya memungkinkan untuk membuat lembaga konservasi atau penangkaran. BKSDA akan memfasilitasi, namun harus dalam bentuk badan usaha.
"Aturannya seperti itu," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, wacana mengembalikan Buaya Riska ke Bontang muncul kembali.
Pj Gubernur Kalimantan Timur Akmal Malik telah meninjau satu lokasi di Jalan Bete-Bete, RT 01, Kelurahan Tanjung Laut Indah yang dinilai sangat cocok untuk buaya tersebut, Jumat (8/12/2023).
Ditemui Tribunkaltim.co, seusai membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) ke 2 Masyarakat Sadar Wisata di Pendopo Wali Kota Bontang, Akmal Malik menuturkan Buaya Riska akan dikembalikan lagi ke Bontang.
Ia mengaku sudah berkoordinasi dengan BKSDA Kaltim, dan telah menyetujui. Kemudian lokasinya berada di Tanjung Laut Indah.
Baca juga: Pak Ambo Rindu Buaya Riska, Keliling Sungai Guntung Bontang Mengenang Kebersamaan Puluhan Tahun
"Tadi saya sudah lihat, pemilik lokasi juga berkenan. BKSDA akan membantu, membimbing kita di lokasi itu dibuatkan lembaga penangkaran atau tempat penampungan dulu. Nanti di bawah koordinasi BKSDA karena persoalan keamanan," katanya.
Pj Gubernur bilang di lokasi akan menjadi ikon wisata berbasis lingkungan dengan konsep on stop tourism. Karena tidak hanya melihat Buaya Riska, tetapi juga wisatawan disuguhkan pemandangan indah hutan mangrove.
Disinggung soal biaya pembangunan, Akmal Malik mengaku akan menyiapkan dengan skema pembiayaan bersama atau inklusif, dimana leading sektornya adalah BKSDA Kaltim.
Ia juga berharap masyarakat tidak lagi ribut-ribut masalah Riska. Pemerintah akan menyiapkan lokasi yang ideal untuk memfasilitasi objek wisata berbasis lingkungan, yang bisa dinikmati masyarakat.
"Jadi kita niatkan dulu. Nanti Bontang atau Kaltim sudah punya objek wisata terkenal. Orang tidak perlu lagi ribut masalah Riska. Kalau kangen dengan Riska silahkan datang ke Bontang, sekalian makan gammi bawis dan berkunjung ke hutan mangrove," pungkasnya. (TribunKaltim.co)
Ikuti saluran Tribun Kaltim di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaAdSxwHVvTbruIloW3H
Ikuti kami di Google Berita untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.