Lomba Sapeq Wujud Dukungan Lestarikan Musik Tradisional di Mahulu

TRIBUNKALTIM.CO, UJOH BILANG - Puluhan peserta dari sejumlah sekolah di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) bersemangat mempersiapkan dirinya untuk mengikuti lomba Sapeq.

Lomba ini merupakan rangkaian dari kegiatan Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) yang digelar dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-10 Kabupaten Mahulu.

Kegiatan bertema 'Melestarikan Budaya di Tanah yang Makmur dan Sejahtera' ini digelar di Balai Adat Ujoh Bilang, Senin (11/12/2023).

Wakil Bupati Mahulu, Yohanes Avun mengatakan lomba ini merupakan wujud semangat untuk meregenerasi pemain musik sapeq muda yang potensial.

"Itu harus dilatih dan dibina sehingga tumbuh pemusik-pemusik tradisional yang semakin banyak," katanya.

Baca juga: Kisah Inspiratif Elin, Perempuan Pemain Musik Sapeq asal Long Pahangai Mahulu

Baca juga: Tunjangan 3T Tidak Cair, Wakil Ketua DPRD Mahakam Ulu Koordinasi Dengan Dinas Pendidikan Mahulu

Ia bercerita mengenai semangat para pemusik di tahun 70-an yang memiliki semangat yang menggeliat untuk melestarikan musik.

Jika dibandingkan dengan sekarang, semangat itu sudah mulai hilang bahkan semangat pemuda untuk melestarikan musik ini sudah mulai minim.

"Setiap malam minggu ada kegiatan kesenian kalau sekarang ngak ada itu zaman 70 -80, sekarang pemain musik itu sisa yang tua-tua," ujarnya.

Grup Sapeq Putra Daerah (GSPD) binaan Wakil Bupati Mahulu, Yohanes Avun merupakan sebuah wujud pelestarian musik tradisional ini.

Ia mengakui dengan adanya komunitas ini pemain musik sapeq kembali menggeliat.

"Saya berupaya ada kelompok sapeq yang bisa, hasilnya sekarang sudah mulai bertumbuh lagi," ucapnya.

Hal ini tentu erat kaitannya dengan peningkatan ekonomi masyarakat, khususnya bagi pengusaha sapeq.

Baca juga: Warga Long Pahangai Mahulu Direlokasi ke Jalan Trans Kalimantan

"Begitu kita sentuh sedikit langsung menggeliat, bahkan pesanan sapeq itu meningkat terus, bahkan sudah masuk ke musik liturgi," imbuhnya. (*)