Borneo FC Samarinda

Tanding Lawan PSIS Semarang Jadi Laga Terakhir Borneo FC di Stadion Segiri

Tanding lawan PSIS Semarang jadi laga terakhir Borneo FC di Stadion Segiri Samarinda.

Penulis: Rahmat Pratama | Editor: Diah Anggraeni
HO/Borneo FC 
Presiden Borneo FC Nabil Husein Said Amin saat memukul bas bersama Pusamania. Tanding lawan PSIS Semarang jadi laga terakhir Borneo FC di Stadion Segiri Samarinda. 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Menjamu PSIS Semarang pada Sabtu (9/12/2023) kemarin merupakan laga terakhir Borneo FC di Stadion Segiri Samarinda.

Stadion Segiri menjadi tempat paling angker bagi tim tamu yang akan melakoni laga dengan Borneo FC.

Borneo FC belum pernah terkalahkan saat berlaga di Stadion Segiri.

Sebuah pencapaian yang luar biasa bagi tim asuhan Pieter Huistra.

Baca juga: Kalah dari Borneo FC, PSIS Semarang Petik Pelajaran Berharga Agar Bertahan di Papan Atas Liga 1

Menanggapi hal tersebut, pelatih Borneo FC Pieter Huistra mengatakan, dirinya sangat menyukai atmosfer pertandingan melawan PSIS Semarang.

Ia juga menyebut para pendukung sangat ramai guna menyaksikan pertandingan terakhir Borneo FC di Stadion Segiri sebelum direnovasi.

"Atmosfernya sangat bagus. Mereka ada di belakang tim dan itu sangat membantu tim. Interaksi antara penonton dan pemain selalu menjadi hal yang bagus untuk dilihat,"ucap Pieter Huistra usai sesi latihan. Senin,(11/12/2023).

Borneo FC menjadi tim paling produktif di Liga 1.

Dari 22 laga yang dijalani, mereka hanya kalah sebanyak dua kali.

Kekalahan tersebut terjadi saat Borneo bermain di laga tandang.

Baca juga: Wiljan Pluim Belum Habis, Cetak Gol Perdana untuk Borneo FC, Bungkam Petinggi PSM Makassar

Pieter juga berharap nantinya Segiri bisa menjadi stadion yang lebih baik lagi dari sebelumnya.

"Saat ini kami harus pergi selama beberapa bulan, tapi kami akan kembali ke tempat yang lebih indah, semoga saja. Kami menantikannya tentu saja," ungkapnya.

Sementara itu di sisi lain Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar), Muslimin baru-baru ini menjelaskan demikian.

"Tim memang sudah mendata, ada beberapa tenant juga di sana. Ada 30 kafe dan sekitar 80 konter handphone. Pusat juga sudah tinjau dan susun detail engineering design (DED) sejak Agustus lalu," ungkap Muslimin.

Sebagai media penyelesaian dampak sosial, Muslimin mengaku, pihaknya pun telah memberikan sosialisasi kepada pemilik usaha untuk segera pindah.

"Selambat-lambatnya tanggal 25 Desember mendatang, karena akhir tahun ini semua harus sudah dibongkar," ujarnya.

Baca juga: Update Klasemen Liga 1, Borneo FC Berpeluang Jadi Tim Pertama Lolos ke Babak Championship Series

Menurut informasi yang ia terima, saat ini Kementerian PUPR telah melakukan tender.

Oleh sebab itu, Disporapar Samarinda juga mengejar target agar penertiban ini dapat rampung dengan segera.

Termasuk bangunan yang berada di bawah tribun Stadion Segiri.

“Semua harus pindah, tanpa terkecuali," singkatnya.

Mayoritas usaha yang beroperasi di kawasan stadion menggunakan sistem sewa dan kontrak.

Masa sewa atau kontrak mereka akan selesai pada Desember ini.

Muslimin menyatakan, kelanjutan bisnis para pemilik usaha kafe dan lainnya di kawasan stadion akan dipertimbangkan kembali setelah proyek selesai dan diserahterimakan ke Pemkot Samarinda. (*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved