Fenomena Alam
Badai Matahari 2023 dan Dampaknya, Berbahaya Sekaligus Menghadirkan Fenomena Langit yang Cantik
Badai Matahari 2023 dan dampaknya, berbahaya sekaligus menghadirkan fenomena langit yang cantik.
Hanya saja, substorm berlangsung singkat, sekitar dua sampai tiga jam dan lebih sering terjadi, rata-rata enam kali sehari.
Sub-badai ini terjadi selama fase utama pertumbuhan badai. Substorm hanya teramati di zona aurora, sedangkan badai magnetik adalah fenomena di seluruh dunia.
Sementara itu, peristiwa-peristiwa besar akibat aktivitas matahari di Matahari bersifat berulang dalam satu siklus.
Salah satu contohnya, bintik Matahari maksimum terjadi setiap 11 tahun sekali dan dapat berlangsung selama beberapa tahun.
Ketika kumpulan bintik matahari, yakni area gelap yang disebabkan oleh gangguan magnetik, tumbuh dengan cepat, dan berputar seperti badai, pelepasan energi yang sangat eksplosif akan menciptakan solar flare atau jilatan api matahari.
Energi solar flare ini pun bahkan dapat terlontar hingga sejauh 93 juta mil, yang menyebabkan banyak sistem di Bumi akan terpengaruh oleh energi dari aktivitas Matahari tersebut. (*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apa Itu Fenomena Badai Matahari?", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/sains/read/2023/07/12/093000323/apa-itu-fenomena-badai-matahari-?page=all#page2.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.