Ibu Kota Negara

Unsur Kearifan Lokal Jadi Dasar Pembangunan IKN Nusantara, Mulai dari Bandara, Sekolah hingga Faskes

Unsur kearifan lokal jadi dasar pembangunan IKN NUsantara. Mulai dari bandara, sekolah hingga fasilitas kesehatan.

Instagram @nusantaraforestcity
Ilustrasi desain suasana di IKN Nusantara atau Ibu Kota Nusantara - Unsur kearifan lokal jadi dasar pembangunan IKN NUsantara. Mulai dari bandara, sekolah hingga fasilitas kesehatan. 

TRIBUNKALTIM.CO - Simak informasi seputar ibu kota negara alias IKN NUsantara terkini.

Unsur kearifan lokal jadi dasar pembangunan IKN NUsantara.

Mulai dari bandara, sekolah hingga fasilitas kesehatan.

Contoh pembangunan Bandara VVIP Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur yang diharapkan dapat dipadukan dengan kearifan lokal wilayah setempat.

Hal tersebut disampaikan oleh Sultan Paser, YM. Aji Muhammad Jarnawi.

Ia menginginkan agar pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah di IKN Nusantara mengandung unsur kearifan lokal.

Baca juga: Anies Sebut Anggaran IKN Nusantara bisa Untuk Perbaikan Jalan di Indonesia, Efek Ekonomi Merata

Baca juga: IKN Nusantara hanya untuk Pejabat Bukan Rakyat, Argumentasi yang Berhasil Disampaikan Anies

juga: Jokowi Kasih Ridwan Kamil Peran Penting di IKN Nusantara, Proyek Fisik Siap-siap Dievaluasi

Seperti halnya dengan penamaan bandara, perguruan tinggi, rumah sakit dan gedung olahraga di wilayah IKN Nusantara harus mengandung unsur daerah lokal.

Contohnya saja nama Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan.

Dalam artian ada budaya kearifan lokal tentang kesultanan dan kearifan lokal.

"Seperti Sepinggan Balikpapan, jadi harapan kita seperti itu," terang Aji Muhammad Jarnawi kepada TribunKaltim.co pada Kamis (14/12/2023).

Bukan hanya perihal penamaan bandara, Sultan Paser juga menginginkan agar nama-nama daerah atau desa sekitar IKN Nusantara tidak mengalami perubahan, begitupun dengan sungai dan gunung.

"Katakanlah seperti Desa Maridan, Mentawir dan Sepaku itu tetap dengan namanya saat ini, jangan dirubah," ujar Aji Muhammad Jarnawi.

Diakui, permintaan dan keinginannya itu telah disampaikan dalam forum saat menghadiri pertemuan-pertemuan penting dengan kepala negara.

Baca juga: Otorita akan Terbitkan Obligasi, IKN Nusantara Kekurangan Dana? Alasan OIKN Terbitkan Surat Utang

Seperti saat pertemuan dengan Presiden RI Joko Widodo, Jarnawi mengaku telah menyampaikan perihal kearifan lokal agar dijaga dan dipertahankan termasuk nama bandara.

"Terkait IKN kami minta khusus kepada presiden, budaya kearifan lokal yang ada di IKN Nusantara sebagai pagunya," kata Aji Muhammad Jarnawi.

"Sudah kita bicarakan semua, tinggal nanti keseriusan pemerintah sejauh mana mengimplementasikan yang kami sampaikan itu," imbuh Aji Muhammad Jarnawi.

Upaya lain yang dilakukan agar budaya Paser tak punah, yaitu perihal menyambut tamu di IKN Nusantara dengan menampilkan tarian ronggeng khas kesenian Paser.

Jarnawi mengaku, tari ronggeng khas Paser telah beberapa kali dipertontonkan dalam berbagai kegiatan di IKN Nusantara.

Tari ronggeng ini menunjukkan jati diri Paser yang sesungguhnya, menyejukkan dan sopan.

"Serta lebih meriah, elegan dipandang oleh tamu-tamu dan menarik, semua etnis merasa terhibur karena mudah dicerna," kata Aji Muhammad Jarnawi. (*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved