Pilpres 2024
Momen Jokowi Angkat Dua Jari saat Kuis Pancasila dan IKN Nusantara Disorot, Sinyal? Respon Mahfud MD
Momen Jokowi mengangkat dua jari saat memberi kuis tentang Pancasila dan IKN Nusantara disorot. Sinyal dukungan Presiden? Respon Mahfud MD
TRIBUNKALTIM.CO - Momen Presiden Jokowi mengangkat dua jari saat memberikan kuis tentang Pancasila dan IKN Nusantara disorot.
Ada saja yang mengaitkan Jokowi mengangkat dua jari ini sebagai sinyal dukungan untuk Pilpres 2024.
Momen Jokowi mengangkat dua jari adalah saat Presiden menghadiri Nasional 2023 di Gereja Grha Bethany, Surabaya, Jawa Timu, Rabu (27/12/2023).
Terlihat di acara tersebut, Presiden Jokowi sempat mengacungkan dua jari di momen kuis Pancasila, bagaimana respon Mahfud MD?
Baca juga: Gibran Cawapres Penuh Risiko, Prabowo tak Gentar, Beber Alasan Sesungguhnya Pilih Putra Jokowi
Baca juga: Prabowo Ngaku Bokek Karena Kalah Lawan Jokowi di Pilpres 2019, Kini Ingin Balas Budi ke Warga Aceh
Baca juga: Analisa Pakar terkait Alasan Gibran Tiru Gaya Bicara Jokowi saat Debat, Bantahan Cawapres Prabowo
Lalu Jokowi menunjuk salah seorang perempuan di antara ratusan ribu orang hadir di Gereja Bethany.
Wanita tersebut kemudian mulai menyebutkan Pancasila, dan sempat berhenti sejenak sampai akhirnya Jokowi pakai isyarat 2 jari dan 4 jari ketika Josepin terbata-bata.
Dikutip TribunKaltim.co dari Tribunnews.com di artikel berjudul Momen Jokowi Angkat Dua Jari di Surabaya Jadi Sorotan, Sinyal Dukungan Presiden? Ini Reaksi Mahfud, dari 5 sila dalam Pancasila, terlihat Presiden Jokowi tidak mengangkat tangan di sila ketiga.
Setelah itu, Jokowi menyampaikan terima kasih kepada Josepin yang sudah menyampaikan hapalan tentang Pancasila.
Namun, Jokowi berjanji sepedanya akan diantar ke rumah Josepin.
“Saya nggak bawa sepeda.
Tapi, besok sore, sepedanya sampai di rumah Bu Josepin. Khusus," ujar Jokowi.
Selain itu, Jokowi juga menunjukkan jari 2 saat memberikan pertanyaan tentang Ibu Kota Negara (IKN) yang baru di Pulau Kalimantan.
Lagi-lagi, seorang wanita yang maju, kini bernama Evelin.
Lalu, Jokowi menanyakan usia Evelin.
Lantas, dijawab Evelin usianya baru 11 tahun.
Kemudian, Jokowi mengulang umur 11 tahun sambil menunjukkan jari 2.
“Umur 11 tahun? Ya oke,” kata Jokowi.
Selanjutnya, Jokowi menanyakan Ibu Kota yang baru bernama? “IKN, Ibu Kota Nusantara,” jawab Evelin.
Sebentar, kata Jokowi, terletak di Pulau?
“Kalimantan,” lanjut Evelin.
Baca juga: Profil Bahlil Lahadalia, Menteri Jokowi yang Jaketnya Ditarik Prabowo Saat Debat Cawapres 2024
Respon Mahfud: Tak Ada Pesan Politik
Menanggapi polemik gestur dua jari Presiden Jokowi, Calon Wakil Presiden nomor urut 3 Mahfud MD menyebut, gestur itu tidak memiliki pesan politik.
"Gak papa, begitu saja kok dipersoalkan, itu tidak ada pesan apa-apa," kata Mahfud di Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Desa Banyuputih, Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Lumajang, Kamis (28/12/2023).
Mahfud mengatakan, andaikan gestur jari yang ditunjukkan Presiden Jokowi merupakan pesan yang ingin disampaikan, kata Mahfud, tidak ada gunanya.
Menurutnya, orang Indonesia saat ini sudah pintar-pintar dan tidak bisa didikte hanya dengan gestur-gestur jari.
"Seumpama pesan pun itu tidak ada gunanya, sekarang orang pinter-pinter semua gak bisa didikte dengan kode-kode," tambahnya.
Mahfud menegaskan, tidak ada pesan politik apapun dalam gestur presiden saat perayaan natal nasional.
"Jadi itu biasa bukan pesan, gak mungkin ada pesan politik dari situ," pungkasnya.
Baca juga: Gibran Beri Pertanyaan Jebakan saat Debat Cawapres, Hasto Sebut Tiru Jokowi dan Textbook
Netralitas Pemilu Jadi Sorotan
Terpisah, pengamat politik Ray Rangkuti yang melihat netralitas pemilu sudah tidak dapat diharapkan lagi karena Presiden dinilai telah terlampau jauh menghegemoni hampir semua kekuatan politik.
Hal itu disampaikannya dalam acara Refleksi Akhir Tahun dan Mimbar Bebas yang digelar oleh Aliansi Mahasiswa UIN Jakarta di halaman Senat Mahasiswa UIN Jakarta, Kamis (28/12/2023) kemarin.
Menurut Ray, kondisi ini akan semakin parah ketika pasangan calon yang didukung oleh presiden memenangkan pemilu. Hal ini akan menyengsarakan rakyat.
"Tidak ada nepotisme yang dibuat untuk kepentingan negara, nepotisme hanya bertujuan untuk memakmurkan keluarganya, dan dinasti politik itu tidak akan mensejahterakan rakyat tapi justru akan menyengsarakan rakyat," ujarnya.
Sementara itu, Bivitri Susanti, yang juga hadir di acara itu mempersoalkan masa depan supremasi hukum di Indonesia.
Menurutnya, penguasa yang abai akan etika akan membuat kesalahan besar dalam penegakan hukum.
"Jika hukumnya tidak adil apakah masih bisa disebut ada supremasi hukum," ujarnya.
Baca juga: Kampanye Ganjar Pranowo ke IKN Nusantara Diikuti Gibran, Ditempel Presiden Jokowi Groundbreaking
(*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Kasus Aiman Naik Penyidikan, Polisi Temukan Dugaan Pidana di Isu Polri Tak Netral di Pilpres 2024 |
![]() |
---|
Survei Elektabilitas Capres 2024, Peluang Sulit Pilpres 1 Putaran, Anies-Prabowo-Ganjar Kompetitif |
![]() |
---|
KPU Beber Aturan Baru Debat Capres Cawapres Pilpres, Gibran Tak Bisa Pakai Senjata Sejenis SGIE Lagi |
![]() |
---|
Kenali Fungsi dan Isi 5 Warna Surat Suara Pemilu 2024, Pilpres hingga Pileg DPRD Kabupaten/Kota |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.