Tribun Kaltim Hari Ini
Tanggul Proyek Perumahan Premiere Hills Samarinda Jebol, Aleng Dengar Tanah Bergerak
Tanggul proyek Perumahan Premiere Hills Samarinda jebol, Aleng dengar tanah bergerak.
TRIBUNKALTIM.CO - Tanggul proyek Perumahan Premiere Hills Samarinda jebol, Aleng dengar tanah bergerak.
Rumah bercat hijau milik Aleng, warga Gang 6 Blok F Jalan M Said, Kecamatan Sungai Kunjang, Samarinda, nyaris rata dengan tanah, Sabtu (30/12). Rumah itu terdampak
longsoran tanah akibat jebolnya tanggul proyek Perumahan Bukit Mediterania Premiere Hills di Jalan MT Haryono Samarinda.
Jumat (29/12) lalu, dari pantauan Tribun Kaltim, rumah Aleng belum mengalami kerusakan yang siginifikan.
Namun dalam kurun waktu kurang dari 24 jam, pergeseran tanah akibat tanggul jebol itu membuat rumah Aleng 90 persen rusak parah, tersisa dinding depan rumah yang masih berdiri.
Baca juga: DLH Sempat Kritik Pengembang Perumahan Premiere Hills Samarinda
Baca juga: Diduga Bongkar Segel Pemkot Samarinda, Ini Kata Pengembang Perumahan Premier Hills
Baca juga: Proyek Pembangunan Perumahan Premiere Hills Samarinda Kembali Disegel Permanen
Di lokasi rumah terdampak uga sudah dipasangi garis pembatas. Aleng dan keluarga sudah mengungsi sejak Jumat lalu ke rumah kerabat terdekatnya. Hingga kemarin, terlihat barang-barang Aleng masih berada di pelataran salah satu rumah warga yang berjarak kurang lebih 20 meter dari rumahnya.
Menurut kesaksian warga setempat, pergerakan tanah telah terjadi sejak Kamis (28/12) malam dan berujung membuat tanggul jebol akibat tak dapat menahan beban tanah pada Jumat lalu.
Tanggul tersebut terbuat dari baja galvanis dengan sistem geoframe.
Aleng bercerita, awal tanah longsor sudah terjadi sejak Jumat pagi.
"Tapi saya semalaman ada dengar pergerakan tanah, baru saya langsung telpon pihak perusahaannya, suruh datang ke sini semua," ungkapnya pada Jumat (29/12) sore.
Peristiwa ini membuat warga panik dan harus dievakuasi. Lokasi longsor berisiko tinggi yang mengancam keselamatan sebanyak 60 jiwa.
Setidaknya 4 rumah dan 2 bangsalan terkena dampak longsoran tanah.
"Mau gak mau kita ngungsi. Ada satu rumah bahkan hancur tak bisa dipakai lagi," tutur Aleng.
Menurut Aleng, beberapa bulan lalu terdapat beberapa kawasan permukiman terkena imbas banjir lumpur yang diduga berasal dari proyek perumahan tersebut. Tanggul proyek tersebut tak mampu menahan rembesan air, sehingga para warga juga sempat meminta pihak perusahaan untuk memperbesar parit.
"Kita kemarin minta paret diperbesar, karena masa air campur lumpur turun. Dulu sampai ke beberapa blok juga banjir lumpurnya," tambahnya lagi.
Aleng mengaku belum ada upaya ganti rugi dari pihak perusahaan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.