Berita Nasional Terkini

Unggahan Terakhir Masinis yang Meninggal dalam Kecelakaan Kereta di Cicalengka, Duka dari Rail Fans

Unggahan terakhir Julian Dwi Setiono, Masinis yang meninggal dalam kecelakaan kereta lokal Bandung dengan KA Turangga. RailFans ikut berduka.

|
Editor: Amalia Husnul A
TribunJabar.id/X
Kecelaan kereta antara kereta lokal Bandung Raya dan KA Turangga. Kanan: Julian Dwi Setiono, Masinis KRD Lokal Padalarang-Cicalengka yang meninggal dalam kecelakaan kereta hari ini, Jumat (5/1/2024). 

TRIBUNKALTIM.CO - Unggahan terakhir, Masinis KA KRD Lokal Padalarang-Cicalengka, Julian Dwi Setiono yang meninggal dunia dalam kecelakaan kereta dengan KA Turangga, Jumat (5/1/2024). 

Kecelakaan kereta antara kereta lokal Bandung Raya dengan KA Turangga ini menewaskan tiga orang yakni Julian Dwi Setiono (Masinis), Ponisa (asisten Masinis) dan Andrian (pramugara KA Turangga).

Kecelakaan kereta yang melibatkan KA Turangga dengan KRD Lokal Padalarang-Cicalengka terjadi tepatnya di KM 181+700 petak jalan antara Stasiun Haurpugur-Stasiun Cicalengka, Kabupaten Bandung.

Sosok Masinis KRD Lokal Padalarang-Cicalengka, Julian Dwi Setiono dikenal sebagai orang yang sangat ramah.

Baca juga: Kronologi Kecelakaan, Dugaan Penyebab Tabrakan Kereta di Petak Stasiun Haurpugur Bandung-Cicalengka

Baca juga: Berita Terkini Tabrakan Kereta Api KA Turangga vs KA Bandung Raya di Cicalengka dan Jumlah Korban

Baca juga: Lengkap Daftar Nama Korban Kecelakaan Kereta KA Probowangi Tabrak Elf di Lumajang, 11 Orang Tewas

Sosok Julian Dwi Setiono juga dikenal di kalangan Rail Fans.

Melalui akun TikToknya, salah satu rail fans mengaku sangat kehilangan Julian Dwi Setiono.

"Selamat jalan Mas Ponisan & Mas Julian, bakti mu akan selalu terkenang di kalangan railfans," tulisnya seperti dikutip TribunKaltim.co dari TribunJakarta.com di artikel berjudul Sosok Masinis yang Meninggal dalam Tabrakan Kereta di Cicalengka, Kepergiannya Ditangisi Rail Fans.

Sejumlah netizen mengaku sampai menangis dan gemetar saat mengetahui Julian Dwi Setiono meninggal dunia.

Sementara itu dikutip TribunJakarta dari TribunnewsBogor, di media sosial Instagramnya Julian Dwi Setiono terlihat kerap mengunggah kebersamaan dengan anak dan istrinya.

Lalu di Instagramnya Julian Dwi Setiono terlihat terakhir membuat postingan pada tanggal 20 Desember 2023.

Dalam postingan berisi ceramah tentang kematian.

"Dan banyak orang yang hidup jasadnya tapi mati hatinya.

Para ulama mengatakan orang yang paling buruk adalah orang yang mati hatinya sebelum mati fisiknya"

Begitulah potongan dari video postingan terakhir Masinis korban tabrakan KA Turangga dan KA Bandung Raya di Cicalengka.

Isi postingan Julian Dwi Setiono memang didominasi video tentang ceramah keagamaan.

Informasi di media sosial X, Julian merupakan Masinis di Daop 2 Bandung.

"Pak Julian adalah Masinis Daop 2 Bandung, beliau menjalani tugas terakhir dengan KA 350 Lokal Baraya sebagai Masinis," tulis akun X rifatstudying.

Lambaian tangan terakhir

Dalam video tampak Masinis KA Bandung Raya, Julian Dwi Setiono menampakan diri dari jendela lokomotif.

Dikutip TribunKaltim.co dari TribunJakarta.com di artikel berjudul Lambaian Tangan Terakhir Masinis Sebelum Tabrakan Kereta di Cicalengka, Anaknya Kini Jadi Yatim, terlihat pula Julian Dwi Setiono tersenyum sembari melambaikan tangannya.

Siapa sangka lambaian tangan tersebut menjadi lambaian terakhir ayah satu anak tersebyut.

"Beberapa jam sebelum kejadian PLH antara KA Turangga dan KA Lokal Baraya di petak stasiun Cicalengka - Haurpugur

IF : KA 350 Lokal Baraya dengan lokomotif CC 201 77 17 CN dengan livery vintage PJKA di nahkodai oleh pak Julian," tulis akun X Rifastudying.

Dugaan Penyebab Kecelakaan

Berdasarkan keterangan saksi Heri Aliyudin, kecelakaan tersebut terjadi di single rel atau rel tunggal di Kilometer 180 antara Stasiun Haurpugur dan Cicalengka.

Heri menduga dua kereta itu terlibat adu banteng.

"Kalau ngobrol dengan penduduk sini harusnya kereta lokal itu berhenti dulu, tapi enggak.

Tidak tahu kekeliruan dari mana, tapi kereta itu tetap jalan," ungkap salah satu penumpang KA Turangga relasi Surabaya-Bandung, Jumat (5/1/2024), seperti dikutip dari Kompas TV.

Saksi juga mengungkap dugaan soal sinyal atau kode pemberitahuan melintasnya kereta api.

Baca juga: Kondisi Terkini Masinis Usai Kecelakaan Kereta Api Brantas di Semarang, Nasib Sopir Truk dan Kernet

"Kata penduduk biasanya ada sinyal itu sinyal enggak ngangkat katanya.

Ada sinyal manual nah ini enggak jalan," kata dia.

"Menurut penduduk kalau ada sinyal ada yang ngangkat salah satu sehingga ada yang dari arah berlawanan itu dia berhenti dulu," imbuh dia.

Vice President Public Relation PT. KAI Joni Martinus mengungkapkan kecelakaan terjadi di Kilometer 180 antara Stasiun Haurpugur dan Cicalengka.

Menurutnya, ada sekitar sembilan gerbong pada KA Turangga relasi Surabaya-Bandung.

Kemudian ada tujuh gerbong pada KA Commuter Line Padalarang-Cicalengka.

Pihak KAI masih belum memastikan penyebab kecelakaan tersebut.

"Kami masih harus dalami dulu penyebabnya," kata dia.

Keterangan PT KAI

Vice President Public Relation PT Kereta Api Indonesia (KAI), Joni Martinus, mengatakan, terjadi kecelakaan kereta di antara Stasiun Haurpugur-Cicalengka tepat di KM 181.

Baca juga: 4 Fakta Kecelakaan Kereta Api di Semarang, KA Brantas Tabrak Truk Kontainer di Malam Satu Suro

Pihaknya pun hingga kini masih berupaya untuk melakukan pemeriksaan hingga investigasi terkait penyebab kecelakaan.

"Sejauh ini kami belum bisa memberikan keterangan terkait penyebab kecelakaan," ujarnya, Jumat.

"Sebab, harus kita dalami dan kita lakukan pemeriksaan investigasi lebih lanjut dengan pihak-pihak terkait," sambungnya.

Hingga kini, pihak PT KAI tengah melakukan upaya untuk tetap mengoperasikan kereta api namun dengan cara memutar jalur.

"Artinya kereta api melewati rute jalur selatan dari Bandung menuju Tasikmalaya, kemudian Banjar," tuturnya.

"Kita lakukan perjalanan memutar melalui utara melalui Bandung menuju Cikampek dan Kroya," tambahnya.

Joni menyatakan, konsekuensi terganggunya operasional kereta dengan jalur yang memutar memakan waktu tambahan hingga dua sampai tiga jam.

"Saat ini tim gabungan dari Daop 2 bandung, kemudian bantuan dari daop lain sedang melakukan upaya untuk bisa evakuasi semua penumpang yang ada di Daop 2 tersebut," katanya.

"Kami juga mengerahkan alat-alat berat ke lokasi sehingga jalur yang saat ini terhalang, kita harapkan bisa kembali dilalui kereta api segera," ujarnya.

Joni menambahkan, saat ini fokus utama evakuasi keselamatan penumpang.

"Sejauh ini kami sedang melakukan pemeriksaan, kami sedang menuju lokasi, update lebih lanjut akan kita berikan," ucapnya.

Joni menambahkan, KA Turangga memiliki sembilan gerbong dan KA Commuter Bandung Raya memiliki tujuh gerbong.

"Kami akan melakukan berbagai upaya untuk bisa melakukan evakuasi, tak hanya pada penumpang tapi juga rangkaian kereta api," ungkapnya.

"Kami ingin secepatnya bisa melaksanakan itu," tandasnya seperti dilansir TribunJabar.id dengan judul UPDATE Kereta Api Tabrakan di Cicalengka, 2 Korban Masih Terjebak dan Terjepit di Dalam Gerbong.

Demikianlah artikel terkait unggahan terakhir, Masinis KA KRD Lokal Padalarang-Cicalengka, Julian Dwi Setiono yang meninggal dunia dalam kecelakaan kereta dengan KA Turangga, Jumat (5/1/2024) dan info updatenya.

Baca juga: Terbaru! Korban Kecelakaan Kereta Api vs Truk Trailer di Semarang, Polisi: Ada Penumpang Terluka

(*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved