Tribun Kaltim Hari Ini
Jokowi Makan Malam Bareng Prabowo Jelang Debat Capres Ketiga, Ganjar dan Cak Imin Ingatkan Presiden
Presiden Joko Widodo makan malam dengan Menteri Pertahanan sekaligus Calon Presiden Prabowo Subianto, di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (5/1).
TRIBUNKALTIM.CO - Presiden Joko Widodo makan malam dengan Menteri Pertahanan sekaligus Calon Presiden Prabowo Subianto, di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (5/1).
Mereka menjajal masakan nusantara di Rumah Makan Seribu Rasa Menteng sekitar satu jam, sejak pukul 19.00 WIB hingga 20.05 WIB.
Berdasarkan foto yang beredar di media sosial, tampak Jokowi mengenakan kemeja putih dan celana panjang hitam dipadu sepatu hitam putih. Sementara itu, Prabowo mengenakan batik lengan panjang berwarna coklat dengan motif parang dan celana panjang hitam.
Terkait pertemuan itu , calon wakil presiden nomor urut 1 Muhaimin Iskandar mengingatkan Presiden Jokowi soal netralitas di Pilpres 2024.
Baca juga: Hasil Survei Capres 2024 Januari Terbaru Hari Ini, Inilah Elektabilitas Prabowo, Anies dan Ganjar
Baca juga: Dua Tokoh Pemuda TPN Ganjar Pranowo Migrasi ke TKN Prabowo-Gibran, Ini Kata Arsjad Rasjid
Baca juga: Prabowo Bakal Diserang Ganjar dan Anies Baswedan di Debat Capres Ketiga, Menhan akan Bertahan
Pria yang akrab disapa Cak Imin itu mengingatkan bahwa prestasi Jokowi selama ini bisa terganggu jika tidak netral dalam Pilpres 2024.
Hal itu disampaikan Cak Imin menanggapi pertemuan empat mata Jokowi dengan Menteri Pertahanan sekaligus capres nomor urut 2, Prabowo Subianto.
"Ya kalau kita sih kita harus jaga nama beliau, kita harus ingatkan terus-menerus. Jangan sampai prestasi-prestasi-nya terganggu dengan ketidaknetralan,” kata Cak Imin saat di Gedung Olah Raga (GOR) Madrasatul Qur'an, Jombang, Jawa Timur, Sabtu (6/1).
Meski demikan, ia menganggap pertemuan Jokowi dan Prabowo adalah suatu hal yang wajar antara Presiden dan Menteri.
"Menteri sama Presiden kan biasa saja ketemu," ucapnya. Cak Imin pun memilih tak berkomentar lebih atas pertemuan Jokowi dan Prabowo semalam.

Di sisi lain, capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo, menilai pertemuan Jokowi dan Prabowo adalah suatu bentuk keberpihakan di Pilpres.
Mantan Gubernur Jawa Tengah itu pun menantang Jokowi untuk memberi penegasan soal keberpihakan di Pilpres 2024.
"Kalau buat saya itu pasti sudah menunjukkan sikap berpihak gitu ya. Malah lebih baik kalau ditegaskan bahwa 'Iya saya berpihak'," kata Ganjar usai acara Deklarasi Dukungan Forum Betawi Rempug (FBR) di Cakung, Jakarta Timur pada Sabtu (6/1).
Ganjar menilai, pertemuan Jokowi sebagai kepala negara dengan kontestan Pilpres telah mencederai etika politik.
"Iya memang kita punya problem etika gitu kan. Kan ada yang tidak setuju dengan etika," ujarnya.
Ganjar pun mengaku khawatir jika keberpihakan Jokowi bisa memberi rentetan dampak buruk lainnya. Yakni adanya peluang untuk menyalahgunakan kekuasaan ketika sudah tidak netral.
"Kekhawatiran kita adalah ketika semua menyalahgunakan, penyalahgunaan kewenangannya terjadi. Ketika penyalahgunaan kewenangan itu terjadi, maka saat itu menjadi berbahaya," tandasnya.
Tegaskan Netral
Diketahui, Presiden Jokowi makan malam dengan Prabowo di Rumah Makan Seribu Rasa, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat.
Keesokan harinya Ketua Umum Partai Golkar menemui Jokowi di Kebun Raya Bogor. Airlangga menyebut, pertemuannya dengan orang nomor satu di Indonesia itu dilakukan sambil berjalan dan makan pagi bersama.
"Tadi pagi jalan dan makan pagi," kata Airlangga saat di acara Konsolidasi Partai Golkar, Bogor, Sabtu (6/1).
Baca juga: Alasan Prabowo Berharap Menang Pilpres Satu Putaran, Peneliti BRIN Singgung Undecided Voters
Menurut Airlangga, pertemuannya dengan Jokowi membahas banyak hal di antaranya soal Pemilihan Presiden.
Namun, Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran itu enggan membeberkan rincian pembahasannya soal pilpres dengan Jokowi. "Kalau Pilpres, kalau pembicaraan ya ada, tapi apa yang dibicarakan rahasia," ucap Airlangga.
Airlangga juga menegaskan, sikap pemerintah netral terhadap Pilpres 2024. "Pemerintah netral," kata Airlangga
Lebih lanjut, Airlangga juga menyebut bahwa sikap Jokowi sebagai Presiden RI netral dalam pilpres. "Pak Jokowi netral," katanya,.
Ketua Umum Partai Golkar ini mengatakan bahwa pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 dilakukan secara terbuka.
Oleh karenanya, ia tidak khawatir bahwa Jokowi bersikap tidak netral ketika menemui Prabowo kemarin malam.
Namun, ia enggan berasumsi soal apakah pertemuan kemarin malam itu adalah suatu bentuk dukungan dari
Jokowi kepada capres nomor urut 2 Prabowo Subianto. "Kalau itu harus tanyanya ke Pak Jokowi. Tapi kan tentu pemerintah harus terus berjalan, jadi ini yang kami dengan Pak Presiden bagaimana supaya program tuh berjalan," ucap dia.
Relasi Kuasa
Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno meyakini bahwa dukungan Jokowi pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 ditujukan untuk capres dan cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Arah dukungan tersebut terlihat dalam sejumlah pertemuan empat mata Jokowi dengan Prabowo, termasuk, makan malam bersama keduanya pada Jumat lalu.
“Sangat jelas pertemuan ini kode keras dukungan full (penuh), total Jokowi ke Prabowo. Tak ada bantahan soal itu,” kata Adi. Dibandingkan dengan dua pasangan capres-cawapres lainnya, Jokowi tampak paling hangat dengan Prabowo.
Apalagi, cawapres pendamping Prabowo, Gibran Rakabuming Raka, tidak lain merupakan putra sulung Presiden.
Pertemuan semalam pun seakan sengaja untuk memberikan kesan ke publik bahwa Prabowo merupakan “orangnya” Jokowi. “Semua sudah tahu kalau Jokowi dukung Prabowo-Gibran. Mustahil dukung Ganjar-Mahfud apalagi dukung Anies-Muhaimin,” ujar Adi.
“Jadi, kalau ada pertemuan Jokowi dan Prabowo jangan lagi diinterpretasikan sebatas normatif, sebatas hubungan biasa, tapi relasi kuasa bentuk dukungan Pilpres 2024,” lanjutnya.
Baca juga: Ganjar dan Cak Imin Peringatkan Jokowi yang Makan Malam Bareng Prabowo, Singgung Netralitas Presiden
Dalam pertemuan antara Jokowi dan Prabowo semalam, menurut Adi, sangat mungkin muncul pembicaraan mengenai dinamika Pilpres 2024, hasil survei, tren elektabilitas, termasuk persiapan menjelang debat capres yang akan digelar pada hari ini, Minggu (7/1).
Adi yakin, makan malam keduanya bukan hanya sebatas bicara kinerja pemerintah antara Presiden dengan Menteri Pertahanan.
“Kalau pertemuan tokoh ini sebatas bicara kinerja, bisa dibicarakan dalam rapat resmi kabinet dan tentunya melibatkan semua menteri bukan hanya menhan. Karena pembantu Jokowi banyak, bukan cuma satu menteri,” tutur Adi.
Sementara itu, Pengamat politik dari Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam menilai, Presiden Joko Widodo semakin vulgar menunjukkan dukungannya kepada calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto.
Menurut Umam, sikap Jokowi yang mendukung Prabowo sebenarnya sudah bisa dipastikan saat ketua umum Partai Gerindra itu memutuskan menggandeng putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.
Namun, dukungan Jokowi kepada Prabowo kini semakin tegas ketika keduanya makan malam bersama di sebuah restoran pada Jumat (5/1/2024) kemarin.
"Agenda makan malam yang terkesan eksklusif itu semakin mempertegas dukungan Presiden Jokowi pada Prabowo," kata Umam.
Umam mengatakan, langkah ini juga senada dengan pernyataan elite pendukung Prabowo yang mengeklaim bahwa Jokowi berada di belakang mereka. Ia menilai, dukungan Jokowi yang semakin vulgar ini dapat berdampak pada keberpihakan aparat negara kepada calon yang dianggap didukung oleh presiden.
"Ketika presiden menunjukkan dukungan politik yang semakin vulgar, akibatnya struktur kekuasaan dan aparatur negara bergerak dalam ruang psikologis keberpihakan pada paslon yang didukung oleh penguasa," kata Umam.
Dalam kondisi tersebut, ia menduga, pelanggaran etik dana aturan pemilu akan dianggap sebagai hal lumrah dan laporan-laporannya pun tidak akan digubris oleh lembaga pengawas. "Di situlah esensi demokrasi yang adil dan transparan menjadi semakin layak dipertanyakan," ujar Umam.
Baca juga: Hasil Survei Capres 2024 Terbaru Hari Ini, Elektabilitas Prabowo, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo
Persiapan Tiga Calon
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menetapkan tema debat Pilpres 2024 ketiga yakni soal pertahanan, keamanan, hubungan Internasional, globalisasi (subtema), geopolitik (subtema).
Debat yang mempertemukan kandidat calon presiden ini akan berlangsung di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (7/1) pukul 19.00 WIB.
Ketiga capres pun sudah mempersiapkan dirinya masing-masing sebelum menjawab pertanyaan yang dibuat panelis.
Capres nomor urut 01 Anies Baswedan mengungkapkan dirinya telah banyak membaca materi berkaitan dengan tema debat.
"Kami baca-baca lagi, diskusi lagi, refresh yang selama ini menjadi kebijakan. Otomatis harus refresh, menyegarkan kembali supaya insyaallah bisa berdiskusi dengan baik pada debat nanti," kata Anies.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menjelaskan, berdasarkan visi misi AMIN (Anies-Muhaimin), Indonesia harus menjadi negara yang dihormati dalam pergaulan global.
"Kalau visi misi sudah jelas seperti yang tercantum, di situ kita ingin agar Indonesia menjadi sebuah negara yang dihormati dalam percaturan global. Dan keterlibatan Indonesia di percaturan internasional memberikan manfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan serta keadilan di Indonesia," papar Anies.
Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran mengklaim Prabowo Subianto tidak akan menggunakan strategi menyerang dalam debat capres. Prabowo yang juga menjabat Menteri Pertahanan RI sehari-harinya menyantap isu yang ada di dalam tema debat nanti.
Sekretaris TKN Nusron Wahid mengatakan Prabowo hanya ingin menyampaikan gagasan terkait tema debat yakni soal pertahanan, keamanan, hubungan internasional, dan geopolitik.
"Tujuannya menyampaikan visi dan misi secara baik. Tidak ada unsur serang menyerang, jadi mengalir seperti air saja," kata Nusron.
Dia menyebut Prabowo selalu mengantisipasi jika mendapat serangan dari paslon lain mengingat tema debat kedua capres ini bersinggungan dengan Prabowo yang kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan RI. "Yang namanya debat menghadapi serangan ya biasa, tinggal dijawab saja," ujarnya.
Prabowo diyakini tidak akan mempermalukan, merendahkan atau menyerang capres lain meski lebih memahami isu debat ketiga mengenai pertahanan.
Sementara Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Imam Priyono memastikan debat ketiga nanti akan dikuasai Ganjar sebab capresnya sudah belajar banyak ke pakar. Imam menyebut tim internal sudah menyiapkan materi tema debat ketiga sejak lama.
"Keseruan besok ini dikarenakan kesiapan Mas Ganjar dalam menguasai materi tersebut yang sudah lama disiapkan kelompok ahli dari Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud. Siapa yang meragukan orang-orang di tim Mas Ganjar ini yang begitu canggih dan menguasai persoalan keamanan, pertahanan, dan geopolitik?" tukas Imam.
Dia meyakini Ganjar akan menguasai debat itu karena banyak tokoh-tokoh di TPN yang juga berpengalaman di pertahanan dan keamanan.
Larangan Soal Gesture
Para calon wakil presiden yang akan menyaksikan pasangannya tampil di debat ketiga diimbau Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI agar tidak menampilkan gesture yang dapat mengompori penonton. Hal itu disampaikan Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari supaya debat tetap dapat berjalan tertib.
Ihwal gesture ini sudah jadi bahan evaluasi dalam rapat KPU bersama tim pasangan calon setelah aksi dari cawapres nomor urut 02 Gibran Rakabuming Raka.
"Dan itu semua sudah dijadikan evaluasi, sudah disampaikan kepada semua tim paslon. Termasuk soal calon wakil presiden nomor urut 2 yang dikhawatirkan nanti menyemangati pendukung dan segala macam sudah juga kita sampaikan melakukan evaluasi," papar Hasyim.
Aksi seperti menampilkan gesture menyemangati atau mengompori dinilai KPU mengganggu ketertiban jalannya debat.
Sehingga hal itu, imbuh Hasyim, untuk tidak terulang kembali di dalam jalannya debat.
"Supaya hal-hal yg menimbulkan sesuatu yang tidak tertib, atau tidak sesuai kesepakatan dengan para pihak supaya tidak dilakukan lagi," tuturnya.
Anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini ikut menyayangkan aksi para pendukung, yang dinilainya justru mengganggu jalannya debat.
Baca juga: Suara Anies-Cak Imin Melejit, Prabowo Turun, Ganjar Stagnan, Ini Hasil Survei Utting Australia
Dia juga menyoroti aksi berlebihan Gibran yang mengajak pendukungnya memberi reaksi. "Harusnya kita fokus berkonsentrasi mendengarkan apa yang disampaikan oleh calon dan kemudian saat menyampaikan, kita juga bisa memeriksa data dan fakta yang disampaikan," ujar Titi.
"Tapi karena ada yang tepuk tangan, mengomentari dengan kata-kata, bahkan ada calon wakil presiden yang juga mengajak untuk memberi respons, itu akhirnya mengganggu kondusifitas acara," sambungnya.
Titi merekomendasikan kepada KPU selaku penyelenggara debat untuk mengurangi jumlah pendukung yang hadir secara langsung. Menurutnya, jumlah pendukung yang banyak sangat sulit diatur sehingga mengganggu jalannya adu gagasan.
(*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.