Berita Balikpapan Terkini

Pengajar Jurusan Tata Busana di SMKN 4 Balikpapan Beberkan Perkiraan Trend Fashion 2024

Seiring berjalannya waktu, tren fashion terus berkembang. Sebab, fashion menjadi kebutuhan masyarakat untuk digunakan setiap hari

Penulis: Ardiana | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO
Dua Model Busana Karya Siswi SMKN 4 Balikpapan. 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN- Seiring berjalannya waktu, tren fashion terus berkembang. Sebab, fashion menjadi kebutuhan masyarakat untuk digunakan setiap hari.

Terlebih kreativitas dan inovasi desainer-desainer muda, membuat tren dunia fashion berkembang begitu pesatnya.

Pengajar Jurusan Tata Busana SMKN 4 Balikpapan, Titin Setyorini mengatakan, pemilihan tema pada tren fashion tahun 2024 akan terinspirasi dari pengaruh perkembangan teknologi. Termasuk juga perkembangan dan pembangunan smart city yang menyebar semakin cepat dan merata.

Baca juga: Borderless, Perpaduan Budaya Timur dan Barat Jadi Tren Fashion 2024

Hal ini merujuk pada Indonesia Fashion Chamber (IFC) yang mengeluarkan perkiraan tren fashion setiap 15 bulan dalam setahunnya.

Dalam forecasting "Resilient", imbuhnya , ada empat subtema besar dalam trend mode di tahun 2024/2025 yaitu heritage, fusion, new spirit, dan cyberchic.

"Heritage bersumber dari budaya dan tradisi Indonesia sehingga gaya fashion ini akan ada sepanjang tahun," ucapnya, Sabtu (13/1/2024).

Ia membeberkan, pada mode heritage ini, terdapat dua subtema minor berupa gaya aristocracy dan reminiscence. Gaya ini memiliki arti klasik namun elegan.

"Pembuatan gaya ini adalah dengan mengurangi detail dan kemewahan pada mode klasik supaya terlihat lebih elegan," tambahnya.

 

Mode kedua berupa fusion yang memiliki arti percampuran atau akulturasi. Titin menjelaskan, gaya fesyen ini tercipta karena mudahnya koneksi dalam dunia maya. Sehingga melahirkan gagasan-gagasan baru, meskipun terkadang 'nyeleneh' dan keluar dari aturan.

"Basis dalam fesyen ini adalah konsep komunal dan saling berbagi. Dalam subtema ini ada symbiotic dan borderless. Borderless adalah percampuran antara budaya barat dengan budaya timur, gaya busana smart dan casual, serta bisa dipakai cowok dan cewek (genderless)," jelasnya.

Kemudian, lanjut Titin, ketiga adalah mode new spirit yang artinya semangat baru dengan gaya soulful dan athleisure (paduan pakaian olahraga dengan pakaian sehari-hari).

Terakhir, mode cyberchic dengan dua subtema kecil yaitu ergo tech (ergonomi dan teknologi) dan avant tech. Berupa pakaian dengan bahan anti bakteri, dapat berubah warna, atau bahan yang bisa menyala.

"Itu semua bisa tercipta dengan adanya teknologi yang semakin canggih," jelasnya.

 

Lebih lanjut, Titin mengatakan, kedepan pakaian sizeless atau oversize dan gender neutral (genderless) juga semakin marak karena dua tren tersebut dapat mengurangi kapasitas produksi dari fesyen.

Selain itu, tren ini juga bisa menghemat pengeluaran di bidang fesyen karena satu pakaian bisa dipakai oleh banyak orang," pungkasnya. (*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved