Tribun Kaltim Hari Ini

Borderless, Perpaduan Budaya Timur dan Barat Jadi Tren Fashion 2024

Tren fashion terus berkembang seiring berjalannya waktu. Hal tersebut dikarenakan peran kreativitas dan ide yang dimiliki seorang tata busana.

Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUN KALTIM/DWI ARDIANTO
BORDERLESS - Sub tema ini ada symbiotic dan borderless. Borderless adalah percampuran antara budaya barat dengan budaya timur. 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Tren fashion terus berkembang seiring berjalannya waktu. Hal tersebut dikarenakan peran kreativitas dan ide yang dimiliki seorang tata busana.

Bahkan tiap tahun selalu muncul tren fashion terbaru. Menurut Pengajar Jurusan Tata Busana SMKN 4 Balikpapan, Titin Setyorini tren fashion tahun 2024 akan terinspirasi dari pengaruh perkembangan teknologi.

Termasuk  perkembangan dan pembangunan smart city yang menyebar semakin cepat dan merata. Hal ini merujuk pada Indonesia Fashion Chamber (IFC) yang mengeluarkan perkiraan tren fashion setiap 15 bulan.

Baca juga: HUT ke 46 IWSS Balikpapan, Bertajuk Wonderful Celebes, Gaet UMKM hingga Fashion Show

Dalam forecasting "Resilient" terdapat empat sub tema besar dalam tren mode di tahun 2024/2025. Tren tersebut yaitu heritage, fusion, new spirit dan cyberchic.

"Heritage bersumber dari budaya dan tradisi Indonesia sehingga gaya fashion ini akan ada sepanjang tahun," ucapnya.

Pada mode heritage, terdapat dua sub tema minor berupa gaya aristocracy dan reminiscence. Gaya ini memiliki arti klasik namun elegan.

"Pembuatan gaya ini adalah dengan mengurangi detail dan kemewahan pada mode klasik supaya terlihat lebih elegan," katanya.

Mode kedua berupa fusion ini memiliki arti percampuran atau akulturasi. Titin menjelaskan, gaya fesyen ini tercipta karena mudahnya koneksi di dunia maya.

Baca juga: 7 Pilihan Merek Fashion Indonesia yang Dikenal Ramah Lingkungan, Ada Sejauh Mata Memandang

Sehingga melahirkan gagasan-gagasan baru. Meskipun terkadang 'nyeleneh' dan keluar dari aturan.

"Basis dalam fashion ini adalah konsep komunal dan saling berbagi. Dalam sub tema ini ada symbiotic dan borderless. Borderless adalah percampuran antara budaya barat dengan budaya timur, gaya busana smart dan casual. Serta bisa dipakai cowok dan cewek (genderless)," jelasnya.

Ketiga adalah mode new spirit yang artinya semangat baru dengan gaya soulful dan athleisure (paduan pakaian olahraga dengan pakaian sehari-hari).

Terakhir, mode cyberchic dengan dua sub tema kecil yaitu ergo tech (ergonomi dan teknologi) dan avant tech. Berupa pakaian dengan bahan anti bakteri, dapat berubah warna, atau bahan yang bisa menyala.

"Itu semua bisa tercipta dengan adanya teknologi yang semakin canggih," jelasnya.

Baca juga: Juara Favorit Lomba Fashion Show, SMPN 2 Muara Ancalong Kutim Bawa Tema Budaya Dayak Kenya

Kedepannya pakaian sizeless atau oversize dan gender neutral (genderless) juga semakin marak. Karena dua tren tersebut dapat mengurangi kapasitas produksi dari fashion.

“Selain itu, tren ini juga bisa menghemat pengeluaran di bidang fashion karena satu pakaian bisa dipakai oleh banyak orang," pungkasnya. (ark)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved