Pilpres 2024
Rela Lepaskan Gaji Rp170 Juta per Bulan, Ahok Mundur dari Pertamina demi Menangkan Ganjar-Mahfud
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mundur dari jabatannya sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) pada Jumat (2/1/2024).
TRIBUNKALTIM.CO - Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mundur dari jabatannya sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) pada Jumat (2/1/2024).
Mantan Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengungkapkan dirinya sudah sejak lama ingin mengundurkan diri dari jabatannya.
Ahok telah membubuhkan tandatangan pengunduran dirinya untuk total memenangkan pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Kader Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan itu bahkan rela melepas gaji senilai Rp170 juta per bulan ditambah bonus tantiem sebagai komut Pertamina.
"Unggahan ini merupakan bukti tanda terima Surat Pengunduran Diri saya sebagai Komisaris Utama PT. Pertamina (Persero) yang saya serahkan hari ini, 2 Februari 2024," tulis Ahok.
Baca juga: Jakarta Makin Sengit, Ahok Turun Gunung ke DKI, Siap Gerus Suara Anies untuk Ganjar-Mahfud
Baca juga: Ahok Siap Gerus Suara Anies di Jakarta untuk Ganjar-Mahfud, Hasil Survei Capres di DKI Makin Sengit
Baca juga: Daftar 6 Orang di Sekitar Jokowi Mundur Jelang Pilpres 2024, Ada dari Lingkaran Solo hingga Ahok
Ahok mengatakan, setelah memutuskan mundur, dirinya akan berkampanye memenangkan pasangan Ganjar-Mahfud.
"Dengan ini, saya menyatakan mendukung serta akan ikut mengkampanyekan pasangan calon presiden Ganjar Pranowo dan Mahfud MD," ujarnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menambahkan, pengunduran diri itu sekaligus menjawab pertanyaan mengenai arah politiknya Pemilu 2024.
"Hal ini agar tidak ada lagi kebingungan terkait arah politik saya," ungkap Ahok.
Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga merespon soal mundurnya Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Arya memastikan surat pengunduran diri Ahok sudah diterima oleh Kementerian BUMN. "Surat pengunduran diri sudah sampai sama kami," ujar Arya saat dikonfirmasi, Jumat (2/2/2024).
Arya menyampaikan terima kasih atas langkah inisiatif Ahok untuk mengundurkan diri. Sebab, sesuai aturan bahwa pejabat BUMN, termasuk komisaris dilarang terlibat dalam kegiatan kampanye pemilihan umum (Pemilu) 2024.
"Kami terima kasih kepada Pak Basuki atau Pak Ahok karena sudah memberikan surat pengunduran diri," terang Arya.
Arya menyebut langkah Ahok tersebut sama seperti komisaris-komisaris BUMN lainnya yang sudah mengajukan pengunduran diri lebih dahulu.
"Jadi bagi kita terima kasih karena mereka sudah menyerahkan surat pengunduran diri karena terlibat dalam kampanye," terang Arya.
Genderang Perang

Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komaruddin menilai mundurnya Ahok yang menyusul Mahfud MD menjadi tanda perang terbuka antara PDIP dan Jokowi.
Mundurnya dua tokoh tersebut di tengah perhelatan Pemilu 2024 yang akan segera capai puncaknya pada 14 Februari mendatang.
"Memang PDIP telah perang terbuka semenjak Gibran dijadikan cawapres Prabowo oleh Jokowi. Apalagi Gibran dijadikan cawapres resmi oleh Partai Golkar bukan oleh PDIP," kata Ujang dihubungi Sabtu (3/2/2024).
Ujang melanjutkan dengan mundurnya Mahfud termasuk Ahok merupakan bagian dari tanda-tanda perang terbuka antara PDIP dan Jokowi sudah terjadi.
"Kelihatannya PDIP melakukan serangan secara ofensif dengan dibuktikannya mundurnya pihak-pihak menjadi kawan politik (Jokowi) baik Mahfud, Andi Wijayanto, termasuk Ahok," terang Ujang.
Ia menegaskan bahwa perang terbuka antara PDIP dan Jokowi itu berlangsung saat ini di tengah perhelatan pemilu 2024.
"Soal nanti sampai menang dan unggul kekuatan antara PDIP dan Jokowi kita lihat saja nanti," tutupnya.
Ahok Seteru Politik Anies
Diketahui, Ahok merupakan Gubernur DKI Jakarta periode 19 November 2014– 9 Mei 2017.
Langkah politiknya sempat terhenti saat maju kembali sebagai Cagub DKI Jakarta bersama oleh Djarot Saiful Hidayat kalah dari pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Saat itu, Ahok-Djarot diusung oleh koalisi PDIP, termasuk NasDem dan PKB.
Kekalahan Ahok saat itu bersamaan adanya kasus penodaan agama yang menuai kontroversial hingga terjadi gelombang Aksi Bela Islam.
Baca juga: Ganjar Menang Bila Prabowo Kalah, Hasil Survei Capres 2024 Terbaru Hari Ini dan Simulasi Pilpres LSI
Saat awal Anies-Sandi memimpin Jakarta, Ahok justru divonis dua tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara karena kasus penodaan agama tersebut.
Setelah lima tahun memimpin Jakarta, kini Anies Baswedan menjadi capres nomor urut 1 didampingi Muhaimin Iskandar (AMIN) yang diusung Partai NasDem, PKS dan PKB.
Meski Ahok pernah menjadi Gubernur DKI Jakarta, namun wilayah ibu kota dikenal sebagai basis massa pendukung Anies sebagaimana hasil Pilkada DKI Jakarta 2017.
Cek 3 Survei Elektabilitas Pilpres 2024 Terbaru, Terjawab Capres Terkuat di Ibu Kota
Trend elektabilitas Anies Baswedan di Jakarta ternyata tak dominan.
Dari hasil 3 survei elektabilitas terbaru, persaingan 3 pasangan calon yang bertarung di Pilpres 2024 di wilayah Jakarta, ketat.
Lantas, siapa capres terkuat di Jakarta?
Diketahui, masa pemungutan suara Pilpres 2024 tinggal 2 pekan lagi.
Baca juga: Survei Elektabilitas Capres Terbaru Akhir Januari, Prabowo Klaim Menang 1 Putaran di Semua Survei
Terbaru, Anies Baswedan, optimis akan mendapatkan dukungan signifikan di Jakarta dalam Pilpres 2024.
Anies yakin karena warga Jakarta berada di barisan gerakan perubahan.
"Insyaallah Jakarta berada di dalam barisan perubahan. Insyaallah," kata Anies, juga merupakan mantan Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022, Senin (29/1/2024).
Anies menitipkan dua pesan kepada masyarakat untuk memastikan pemilu berlangsung jujur dan adil.
Pertama, mencoblos pasangan calon nomor urut 1 Anies dan Muhaimin Iskandar (AMIN).
Kedua, menjaga suara sampai proses pemilihan suara selesai.
Anies menilai bahwa pengawasan yang efektif dapat dilakukan melalui partisipasi aktif masyarakat.
"Kita berharap semuanya berjalan sesuai rencana, tapi pengawasan yang paling efektif di lapangan oleh seluruh rakyat, membantu Bawaslu menjalankan tugas,” ujarnya.
Prabowo-Gibran hampir mendominasi seluruh wilayah Indonesia, termasuk Pulau Jawa yang dihuni oleh 56,3 persen atau sekitar 115,3 juta dari 204,8 juta pemilih.
Meski telah menguasai mayoritas Pulau Jawa, elektabilitas Prabowo belum mencapai angka 50 persen, sehingga peluang Pilpres dua putaran masih terbuka lebar.
Survei LSI
Menurut survei dari Lembaga Survei Indonesia, Prabowo-Gibran unggul dalam elektabilitas di beberapa wilayah di Pulau Jawa.
Namun, Prabowo-Gibran hanya kalah di DKI Jakarta dengan elektabilitas 35,7 persen, sedangkan Anies-Muhaimin memperoleh 36,3 persen, dan Ganjar-Mahfud 26,4 persen.
Baca juga: 2 Pekan Menuju Pencoblosan, Kode Mahfud MD Lepas Menkopolhukam, Izin Sowan ke Jokowi Lewat Pratikno
Survei Charta Politika
Hasil survei Charta Politika menunjukkan elektabilitas pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka unggul di hampir seluruh wilayah.
Survei terbaru Charta Politika ini digelar oleh Charta Politika pada 4-11 Januari 2024 dengan 1.220 responden yang berusia di atas 17 tahun dan tersebar di seluruh provinsi Indonesia.
“Pasangan Prabowo Gibran itu (unggul) hampir merata di seluruh zona wilayah,” kata Peneliti Utama Charta Politika, Nahrudin ketika memaparkan hasil survei dikutip dari kanal YouTube Charta Politika Indonesia, Senin (22/1/2024).
Hasil survei mengungkap Prabowo dan Gibran ungguh di wilayah Sumatera, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Namun, Prabowo-Gibran masih kalah di wilayah Jawa Tengah (Jateng) dan Dearah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Sebab, wilayah Jateng dan DIY didominasi oleh pemilih capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
"Kekalahannya walaupun kekalahannya tidak dominan, ada di Jateng dan DIY. Itu kalah dengan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD,” ungkap dia.
Dalam survei ini, elektabilitas Prabowo dan Gibran menempati urutan tertinggi pertama dengan angka 42,2 persen.
Di urutan kedua diduduki oleh Ganjar dan Mahfud dengan elektabilitas di angka 28 persen.
Kemudian, pasangan capres-cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar di angka 26,7 persen.
"Lalu ada TT/TJ (tidak tahu atau tidak jawab), orang yang belum menentukan pilihan, orang yang belum menjawab pilihan, itu di angka 3,1 persen," ujar Nahrudin.
Baca juga: Surya Paloh Blak-Blakan Bicara Peluang Anies-Cak Imin di Pilpres 2024, Cek 8 Survei Capres Terbaru
Survei Charta Politika ini dilakukan dengan metode multistage random sampling.
Survei dilakukan secara tatap muka dengan margin of error di angka 2,82 persen.
Rincian sebaran hasil survei Charta Politika soal elektabilitas capres cawapres berdasarkan katagori wilayah:
Sumatera
Anies-Muhaimin = 36 persen
Prabowo-Gibran = 41 persen
Ganjar-Mahfud = 22 persen
Tidak tahu/tidak jawab = 1 persen
DKI Jakarta dan Banten
Anies-Muhaimin = 34 persen
Prabowo-Gibran = 36 persen
Ganjar-Mahfud = 25 persen
Tidak tahu/tidak jawab = 5 persen
Jawa Barat
Anies-Muhaimin = 26 persen
Prabowo-Gibran = 47 persen
Ganjar-Mahfud = 20 persen
Tidak tahu/tidak jawab = 7 persen
Jawa Tengah dan DIY
Anies-Muhaimin = 14 persen
Prabowo-Gibran = 35 persen
Ganjar-Mahfud = 47 persen
Tidak tahu/tidak jawab = 3 persen
Jawa Timur
Anies-Muhaimin = 28 persen
Prabowo-Gibran = 40 persen
Ganjar-Mahfud = 32 persen
Tidak tahu/tidak jawab = 0 persen
Bali, NTB, dan NTT
Anies-Muhaimin = 8 persen
Prabowo-Gibran = 52 persen
Ganjar-Mahfud = 37 persen
Tidak tahu/tidak jawab = 3 persen
Kalimantan
Anies-Muhaimin = 26 persen
Prabowo-Gibran = 49 persen
Ganjar-Mahfud = 24 persen
Tidak tahu/tidak jawab = 1 persen
Sulawesi
Anies-Muhaimin = 39 persen
Prabowo-Gibran = 42 persen
Ganjar-Mahfud = 13 persen
Tidak tahu/tidak jawab = 6 persen
Maluku dan Papua
Anies-Muhaimin = 17 persen
Prabowo-Gibran = 50 persen
Ganjar-Mahfud = 28 persen
Tidak tahu/tidak jawab = 5 persen
Baca juga: Jokowi Sebut Kaesang Berkali-kali Ajak Kampanyekan PSI, Presiden: Saya Sampaikan UU Saja Sudah Ramai
Indikator Politik
1. SUMATERA
Anies-Cak Imin (29.6 persen)
Prabowo-Gibran (45.1 persen)
Ganjar-Mahfud (15.9 persen)
Tak menjawab (9.4 persen).
2. BANTEN
Anies-Cak Imin (34.9 persen)
Prabowo-Gibran (44.1 persen)
Ganjar-Mahfud (15.1 persen)
Tak menjawab (5.9 persen).
3. DKI
Anies-Cak Imin (33.3 persen)
Prabowo-Gibran (45.1 persen)
Ganjar-Mahfud (17.3 persen)
Tak menjawab (4.3 persen)
4. JABAR
Anies-Cak Imin (18.3 persen)
Prabowo-Gibran (58.5 persen)
Ganjar-Mahfud (15.4 persen)
Tak menjawab (7.9 persen).
5. JATENG DIY
Anies-Cak Imin (12.3 persen)
Prabowo-Gibran (36.6)
Ganjar-Mahfud (44.9 persen)
Tak menjawab (6.2 persen).
6. JATIM
Anies-Cak Imin (16.0 persen)
Prabowo-Gibran (47.1 persen)
Ganjar-Mahfud (29.5 persen)
Tak menjawab (7.4 persen).
7. BALI NUSA
Anies-Cak Imin (10.7 persen)
Prabowo-Gibran (48.9 persen)
Ganjar-Mahfud (30.0 persen)
Tak menjawab (10.5 persen).
8. KALIMANTAN
Anies-Cak Imin (21.3 persen)
Prabowo-Gibran (42.8 persen)
Ganjar-mahfud (32.1 persen)
Tak menjawab (3.8 persen).
9. SULAWESI
Anies-Cak Imi (27.9 persen)
Prabowo-Gibran (42.1 persen)
Ganjar-Mahfud (18.0 persen)
Tak menjawab (12.0 persen).
10. MALUKU PAPUA
Anies-Cak Imin (12.6 persen)
Prabowo-Gibran (58.3 persen)
Ganjar-Mahfud (21.9 persen)
Tak menjawab (7.2 persen). (*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ahok Mundur Dari Komut Pertamina, Lepaskan Gaji Rp170 Juta per Bulan Demi Menangkan Ganjar-Mahfud.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.