Hilang di Hutan Mangrove Balikpapan
Ada Perilaku yang Tidak Biasa, 5 Fakta Pria Berkebutuhan Khusus Hilang di Hutan Mangrove Balikpapan
Inilah sederet fakta seputar kasus pria 30 tahun bernama Ahmad Aji Saputra hilang di hutan mangrove Balikpapan, ada perilaku yang tak biasa.
Penulis: Mohammad Zein Rahmatullah | Editor: Doan Pardede
TRBUNKALTIM.CO - Inilah sederet fakta seputar kasus pria 30 tahun bernama Ahmad Aji Saputra hilang di hutan mangrove Balikpapan, tepatnya di RT 40, Kelurahan Margo Mulyo, Balikpapan Barat, Balikpapan, Selasa (6/2/2024)..
Hingga saat ini, Tim SAR dan sejumlah pihak lainnya masih terus mencari keberadaan Ahmad Aji Saputra.
Sebelum dipastikan hilang, keluarga Ahmad Aji Saputra mengungkap sejumlah kejanggalan.
Inilah sejumlah fakta seputar kasus pria hilang di hutan mangrove Balikpapan yang sudah dirangkum TribunKaltim.co:
Baca juga: Kejanggalan Sebelum Pria 30 tahun Hilang di Hutan Mangrove Balikpapan: Makanan yang Disiapkan Utuh
1. Berkebutuhan Khusus
Ahmad Aji Saputra, seorang pria berusia 30 tahun yang dikabarkan hilang di hutan Mangrove Balikpapan, Rabu (7/2/2024) ternyata berkebutuhan khusus.
2. Keluarga Ungkap Perilaku Tak Biasa
Korban pertama kali diketahui hilang oleh keluarganya pada Selasa siang, setelah tidak kunjung pulang ke rumah.
Biasanya, Aji pulang untuk salat dan makan siang pada pukul 12.00 Wita.
Namun, pada hari itu, makanan yang disiapkan untuknya masih utuh.
"Biasanya jam 12 siang dia salat dan makan siang, tapi pas kami lihat makanannya masih ada," kata paman korban, Supardi, Rabu (7/2/2024).
Keluarga kemudian mencari Aji dengan bertanya kepada tetangga, namun tidak ada yang melihatnya.
"Baru sadar hilang itu jam 16.00 Wita, kok nggak ada di rumah. Tanya tetangga dan masyarakat sini gak ada yang tahu," kata Supardi.
Aji terakhir kali terlihat mengenakan celana pendek coklat dan kaos putih.
3. Kebiasaan Korban
Ahmad Aji Saputra jarang keluar rumah, kecuali untuk salat atau membeli gas.
"Dia berkebutuhan khusus. Jarang keluar rumah, paling cuma salat atau beli gas," ungkap Supardi.
Tim SAR gabungan telah melakukan pencarian sejak Selasa malam.

Mereka menggunakan berbagai metode, termasuk penyisiran darat, penyisiran air, dan penggunaan drone.
Tim SAR juga telah berkoordinasi dengan masyarakat setempat untuk membantu pencarian.
Hingga memasuki pukul 13.30 Wita saat berita ini ditulis, Aji masih belum ditemukan.
Tim SAR gabungan akan terus melakukan pencarian hingga korban ditemukan.
4. Sempat terlihat lewat gang
Saksi bernama Yasih (65) melihat korban berjalan melewati gang depan rumahnya di seputaran hutan mangrove.
Di ujung gang terdapat sungai hutan mangrove, dan setelah itu saksi tidak melihat lagi keberadaan korban.
"Hingga saat ini, pencarian masih dilakukan oleh tim SAR gabungan," ungkap Kasi Ops Basarnas Balikpapan, Basri, Rabu (7/2/2024).
Tim SAR Balikpapan berkoordinasi dengan pelapor dan bergerak menuju lokasi kejadian pada Rabu (7/2/2024), pukul 10.30 Wita.
Tim SAR dibagi menjadi beberapa Search and Rescue Unit (SRU) untuk melakukan penyisiran di area hutan mangrove.
Baca juga: Konstruksi Pelabuhan Wisata IKN Nusantara Mulai Dibangun November Ini, Dikelilingi Hutan Mangrove
"Unsur yang terlibat dalam operasi SAR ini antara lain Tim Rescue Kantor SAR Balikpapan, Kelurahan Margo Mulyo, Babinsa, Bhabinkamtibmas, Polair Polda, Polair Polres, BPBD, dan unsur relawan," urai Basri.
Alat utama yang digunakan dalam operasi SAR ini antara lain Rescue Car D-Max, Rubber Boat, peralatan selam, peralatan medis, drone, dan alat komunikasi.
Pengamatan di lokasi, cuaca kejadian saat ini cerah berawan. Tim SAR berupaya dapat menemukan korban secepatnya.
5. Pencarian diperluas
Tim SAR gabungan terus mengintensifkan pencarian terhadap seorang pria bernama Ahmad Aji Saputra (30) yang dilaporkan hilang di hutan mangrove, Kelurahan Margo Mulyo, Kecamatan Balikpapan Barat, Kota Balikpapan.
Kepala Pelaksana BPBD Balikpapan, Usman Ali, mengatakan bahwa operasi pencarian hari ini akan dimaksimalkan dengan memperluas radius penyisiran.
"Semalam kami juga sudah melakukan pencarian setelah menerima laporan, dan hari ini kami akan masuk lebih dalam," ungkap Usman Ali, Rabu (7/2/2024).
Usman menjelaskan, tim SAR gabungan yang terdiri dari BPBD, Basarnas, TNI-Polri, relawan, dan masyarakat telah dikerahkan sejak pagi tadi.
"Kita sudah berkoordinasi sejak pagi tadi, dan mengerahkan sekitar 8 personel dari BPBD, 10 orang dari Basarnas, TNI-Polri, beberapa relawan, dan juga masyarakat," terangnya.
Pencarian hari ini difokuskan pada area perairan di sekitar hutan mangrove. Tim SAR menggunakan drone untuk melihat lokasi dan mempermudah pencarian.
"Kami maksimalkan pencarian hingga pukul 20.00 Wita. Pencarian hari ini merupakan hari kedua, dan kondisional, tergantung juga dengan cuaca," kata Usman.
Sebelumnya, Kasi Ops Basarnas Balikpapan, Basri, mengatakan bahwa tim SAR menerima laporan hilangnya Ahmad Aji Saputra pada Selasa (6/2/2024) sore.
"Tadinya korban terlihat berjalan melewati gang di seputaran hutan mangrove. Di ujung gang terdapat sungai hutan mangrove, dan keberadaan korban tidak diketahui lagi," jelas Basri.
Berita Lain: 2 Penyebab Orang Hilang di Hutan Kalimantan Sulit Ditemukan Versi Basarnas Kaltim
Pencarian seorang nelayan yang hilang di hutan mangrove, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur sejak Selasa 1 Agustus 2023. ternyata masih menyisakan sejumlah kisah menarik
Setelah tujuh hari berlalu, tepatnya Senin 7 Agustus 2023, Basarnas Kaltim akhirnya menghentikan pencarian terhadap seorang nelayan berusia 67 tahun tersebut.
Dijelaskan oleh Kepala Basarnas Kalimantan Timur, Melkianus Kotta, bahwa memang kebanyakan korban hilang di hutan Kalimantan ini tidak ditemukan.
Ia menjelaskan, ada beberapa penyebab yang membuat orang yang hilang di hutan Kalimantan sulit untuk ditemukan.
Pertama, rimba Kalimantan merupakan hutan hujan tropis dengan karakteristik rawa yang menyebabkan jejak seseorang mudah hilang.
"Kalaupun ada rumput, ketika diinjak akan kembali seperti semula. Kecuali ditebas," jelasnya kepada TribunKaltim.co, Selasa (8/8/2023).
Kedua, hutan Kalimantan bentuknya sama dan dimungkinkan masih dihuni hewan-hewan buas
"80 persen hutan Kalimantan itu vegetasi (bentuk tumbuhan) sama," ungkapnya.
"Sehingga banyak survivor (pejuang hidup di alam) bingung dan hilang arah," bebernya.
Meski begitu, dikatakannya kasus kondisi membahayakan manusia (KMM) hilang di hutan yang mereka tangani sangatlah minim.

Dari 100 persen, hanya ada 1 persen operasi SAR orang hilang di hutan sepanjang 2023 ini.
"99 persennya tetap KMM di perairan. Terutama kawasan Samarinda dan Kukar," bebernya.
Meski sangat minim, namun dikatakannya hutan Kalimantan belum bisa dikatakan ramah untuk dimasuki begitu saja.
Oleh sebab itu, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan saat berada di hutan, Melkianus Kotta memberikan beberapa tips.
Pertama, pastikan tubuh sehat dan prima.
Kedua, melengkapi diri dengan peralatan navigasi dan memiliki pengetahuan arah magnetis.
Ketiga, harus memiliki pengetahuan survival, paham memilah makanan atau pun memanagemen makanan.

Keempat, membawa peralatan survival berupa penebas, tali dan lain sebagainya.
Kelima, tak dianjurkan pergi ke hutan seorang diri. Kalaupun karena keadaan mendesak, diharapkan tetap tenang.
"Poin utama filosofi S,T,O,P. Yakni sit atau stop (istirahat), Thing (berfikir), Observation (mengamati) dan planning (merencanakan)," pungkasnya.(*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.