Tribun Kaltim Hari Ini

Keripik Pisang Kutim Tembus ke Eropa, UMKM Ajukan Bantuan Rumah Produksi dan Mesin ke Pemprov Kaltim

Mereka adalah ibu-ibu rumah tangga berusia produktif. Awal Februari 2024 ini, mereka me-launching 250 box dengan tiga varian rasa ke Belgia, Eropa.

|
Tribun Kaltim
Tribun Kaltim Hari Ini. Edisi Jumat (9/2/2024) hari ini, mengangkat keripik pisang dari UMKM di Kutai Timur berhasil menembus pasar ekspor ke Belgia, Eropa. 

TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Menembus pasar ekspor. Itulah yang berhasil dijangkau kelompok Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Bersama Bidadari Pesisir, Desa Selangkau, Kecamatan Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur launching produk olahan pisang gepok grecek ke Belgia, Eropa.

Kelompok UMKM Bersama Bidadari Pesisit terdiri dari 11 orang. Mereka adalah ibu-ibu rumah tangga berusia produktif. Awal Februari 2024 ini, mereka me-launching 250 box dengan tiga varian rasa ke Belgia, Eropa.

Tiga varian rasa yang dimaksud diantaranya varian original yang berisi pisang, varian pisang nanas dan varian pisang mangga.

Produk ini dilabeli 'Frutiboks', tutur Ketua Kelompok UMKM Bersama Bidadari Pesisir, Yunita Rahmania.

Baca juga: Peristiwa Berdarah di Babulu PPU, Sekeluarga Tewas Dibunuh Pelajar, 5 Jenazah Dimakamkan Satu Liang

Launching produk tersebut dihadiri Pj Gubernur Kaltim, Akmal Malik. Ketika itu, produk yang disediakan 'Frutiboks' mendapat pujian dari Pj Gubernur Akmal Malik.

Bahkan masyarakat sekitar sangat antusias membeli produknya di stand UMKM yang disediakan saat momen launching produk.

Tribun Kaltim Hari Ini. Edisi Jumat (9/2/2024) hari ini, mengangkat keripik pisang dari UMKM di Kutai Timur berhasil menembus pasar ekspor ke Belgia, Eropa.
Tribun Kaltim Hari Ini. Edisi Jumat (9/2/2024) hari ini, mengangkat keripik pisang dari UMKM di Kutai Timur berhasil menembus pasar ekspor ke Belgia, Eropa. (Tribun Kaltim)

"Banyak peminatnya, kemarin di stand UMKM kami yang paling ludes keripik pisang ini," ucapnya.

Kendati demikian, pihaknya masih belum bisa maksimal dalam produksinya.

Pasalnya, ia hanya memiliki satu mesin freeze drying alias pengeringan beku di rumah produksi yang dinilai belum representatif.

"Rumah produksi kami masih banyak lubang ventilasinya. Padahal seharusnya kondisi produksi harus minim ventilasi dan ber-AC agar produk tidak rusak," imbuhnya.

Kemudian, dalam satu mesin bisa memproduksi 50 pcs 'frutibox' dalam waktu sekitar 37 jam atau hampir dua hari sehingga dalam sebulan bisa sampai 15 kali proses produksi.

"Tapi palingan tidak sampai 15 kali, cuma 10 kali saja karena ada kendala-kendala teknis namanya juga mesin, dan produknya juga sensitif dengan panas," terangnya.

Oleh sebab itu, untuk memenuhi permintaan pasar, ia telah menyampaikan kepada Pemprov Kaltim saat kunjungan Pj Gubernur Kaltim kemarin, berupa bantuan satu rumah produksi beserta perlengkapannya dan mesin produksi sebanyak dua unit.

Sebelum musyawarah rencana pembangunan (musrenbang), ia menargetkan telah membuat proposal pengajuan bantuan rumah produksi dan mesin produksi agar bisa diajukan ke Pemkab Kutim hingga Pemprov Kaltim.

"Dengan jumlah SDM kami sebanyak 11 orang, untuk 2 unit mesin masih bisa, tapi kalau ada 3 mungkin kita perlu tambah lagi," tambahnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved