Tribun Kaltim Hari Ini
Strategi Wali Kota Balikpapan Pangkas Mahalnya Biaya Hidup, Bakal Bangun Pelabuhan Khusus
Pembangunan pelabuhan khusus menjadi bagian dari inisiasi Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud untuk mengusung pembangunan berkelanjutan.
TRIBUNKALTIM.CO - Pembangunan pelabuhan khusus menjadi bagian dari inisiasi Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud untuk mengusung pembangunan berkelanjutan di Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur.
Inisiasi tersebut dikemukakan saat santap siang bersama sekaligus audensi dengan Pemimpin Redaksi Tribun Kaltim Ibnu Taufik Juwariyanto di Rumah Jabatan Wali Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (9/2/2024).
Ibnu Taufik didampingi Manager Online Syaiful Syafar, News Manager Adhinata Kusuma, Koordinator Video & Digital Activity Januar Alamijaya, dan kru redaksi.
Pembangunan pelabuhan khusus ini, jelas Rahmad Mas’ud, melihat dari realita biaya hidup di Balikpapan yang mahal.
Baca juga: Wakil Ketua DPRD Balikpapan Minta ASN Jaga Netralitas dan Hindari Penggunaan Elektoral Bansos
Baca juga: Balikpapan Masih Kesulitan Air Baku, Hary Sunaryo: Pemanfaatan Air Sungai Mahakam Harus Didukung
Baca juga: Pembangunan Pelabuhan Khusus untuk Tekan Harga Pangan di Balikpapan Belum Terealisasi
Di mana hampir 60 persen itu biaya hidup mahal mencakup sektor transportasi atau angkutan.
Terlebih, kebutuhan pokok Balikpapan yang 95 persen dipasok dari daerah-daerah tetangga.
Seperti Jawa dan Sulawesi, dengan mengandalkan transportasi dari laut.
"Biaya hidup di Balikpapan sedikit lebih mahal itu tidak terlepas dari pengaruh angkutan. Tapi ada solusinya kemudian, (solusi) ini yang saya lagi pikirkan," ungkapnya.
Baca juga: Mimpi 100 Tahun Balikpapan Ditumpahkan Rahmad Mas’ud di Meja Makan
Rahmad mengatakan, solusi yang masuk dalam mitigasi untuk menekan persoalan tersebut ialah Balikpapan harus memiliki pelabuhan khusus.
Mengingat, dari pelabuhan yang ada di Balikpapan tercatat milik swasta, dan bukan milik pemerintah kota (Pemkot) Balikpapan.
"Makanya masih mau saya cari solusinya, karena sebenarnya Balikpapan harus punya pelabuhan. Saya sedang memikirkan gimana
caranya mengusung (pelabuhan) itu," tandas Rahmad.
Di usia kota Balikpapan yang menginjak ke-127 tahun, Rahmad Mas'ud menekan akan pentingnya bentuk sinergitas dan pembangunan berkelanjutan.
Baca juga: Antisipasi Gangguan Kamtib selama Libur Panjang, Rutan Balikpapan Perkuat Pengamanan
Keunggulan fasilitas infrastruktur dan letak geografis yang strategis memantik perkembangan pesat bagi Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.
Dengan julukan Kota Jasa dan Industri lantaran banyaknya jumlah industri yang dibangun dan berproduksi secara aktif, serta berkembang dalam sektor jasa.
Di tambah dengan sebutan Kota Minyak, yang dipicu adanya pengolahan minyak.
Sehingga menjadi salah satu tolok ukur tingkat kemajuan pembangunan di kawasan Timur Indonesia.
Potensi tersebut memantik inisiasi Rahmad Mas'ud dengan menjadikan Balikpapan sebagai Singapura kedua.
Baca juga: 5 Rekomendasi Wisata Dengan Wahana Menarik di Balikpapan dan Samarinda yang Dapat Dikunjungi
"Singapura tidak punya hutan, tidak punya minyak. Sedangkan Balikpapan secara geografis punya semuanya, tinggal bagaimana pengelolaannya saja," ucapnya.
Sebagai salah satu kota yang berada di jalur alur laut kawasan indonesia (ALKI) II, Kota Balikpapan dihadapkan pada tantangan untuk terus mengembangkan sektor jasa, industri dan perdagangan secara lebih luas.
Rahmad menyebut, pemanfaatan optimal jalur ALKI II bisa mewujudkan visi Balikpapan sebagai kota lima dimensi.
Hal ini juga menjadi bagian dari “Mimpi 100 Tahun Balikpapan”.
Baca juga: Masih Defisit Air Baku 803 Liter Per Detik, Ini Langkah Pemkot Balikpapan
Hal ini selaras dengan ditunjukknya Kalimatan Timur sebagai perpindahan Ibu Kota Nusantara (IKN), lantas menjadikan peran
daerah yang berada di ALKI II menjadi cukup strategis.
Tepatnya ALKI II yakni jalur melalui Selat Lombok, Selat Makassar hingga Laut Sulawesi mempermudah alur logistik setelah ALKI I yang sudah padat.
Perdagangan segitiga emas yakni Mamuju, Balikpapan dan Palu (Mabalu) bisa menjadi pendukung dari jalur ALKI II.
Yakni kebutuhan pangan dan logistik yang disupport dari Mamuju dan Palu.
Baca juga: Sejarah 10 Februari: Hari Jadi Kota Balikpapan, Benarkah Masyarakatnya Tidur di Balik Sebuah Papan?
"(Perdagangan segitiga emas) itu nanti menopang semua peradaban di masa mendatang. Mulai bahan pangan, logistik dan lain sebagainya, jadi tiga daerah (Mabalu) ini semua berkolaborasi," ulas Rahmad.
Meski secara internal, Balikpapan sebagai kota jasa meliputi Balikpapan, Samboja dan Penajam (Basampan).
Kemudian keberadaan IKN menjadi sumber energi di Kota Balikpapan.
Merujuk untuk mewujudkan Balikpapan sebagai kota meeting, incentive, conference, exhibition (MICE) baik skala regional, nasional maupun internasional.
Baca juga: Petugas Jaga Gudang Logistik Pemilu 2024 di Balikpapan Diperkuat, Keamanan Terjamin
"Inilah yang menjadi penopang peradaban Indonesia baru," pungkasnya.
Pencetakan KTP Elektronik di Kecamatan
Momen peringatan HUT ke-127 Balikpapan beriringan dengan Pesta Demokrasi 2024.
Pada momen ini, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) membuat terobosan dengan meluncurkan pencetakan KTP elektronik di tiap kecamatan, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.
Baca juga: 5 Rekomendasi Wisata Dengan Wahana Menarik di Balikpapan dan Samarinda yang Dapat Dikunjungi
Melalui peluncuran tersebut, diharapkan pelayanan Disdukcapil bisa semakin dekat dengan warga melalui kecamatan.
Kepala Disdukcapil Balikpapan Tirta Dewi mengatakan, pihaknya telah melakukan uji coba. Kemudian meresmikan layanan pencetakan KTP elektronik di tiap kecamatan tersebut, tepat dalam momen peringatan HUT ke-127 kota Balikpapan.
Menjelang pesta demokrasi, Disdukcapil juga menggencarkan layanan perekaman KTP elektronik.
Perekaman KTP elektronik ini menjaring pemilih pemula, dengan menerapkan sistem jemput bola.
Baca juga: Antisipasi Gangguan Kamtib selama Libur Panjang, Rutan Balikpapan Perkuat Pengamanan
Mengingat nantinya mereka akan menjadi pemilih pemula pada pemilu serentak 2024.
Sebelum perekaman disdukcapil ini, Disdukcapil sudah lebih dulu menyampaikan program ini melalui RT setempat.
Kemudian bertandang mulai dari Kecamatan Timur, berlanjut Kecamatan Utara, selanjutnya jemput bola ke Kecamatan lain.
"Perekaman KTP elektronik memfasilitasi pemilih pemula, khususnya yang saat gelaran pemilu sudah berusia 17 tahun dan berhak memilih," ulas Tirta.
Baca juga: Sejarah Maskot Beruang Madu dan Alasan Dijadikan Maskot Kota Balikpapan
Disdukcapil menargetkan 17.265 pemilih pemula usia 16 dan 17 tahun agar terjaring dalam perekaman KTP el ini.
Sebelum kegiatan pesta demokrasi, agar pemilih pemula bisa mendapat hak memilih.
Adapun saat ini, data terakhir yang tercatat, sudah ada 15.571 pemilih pemula yang telah melakukan perekaman.
"Sehingga yang belum melakukan perekaman KTP el ini tersisa 1.649 pemilih pemula," beber Tirta.
Baca juga: Pembangunan Pelabuhan Khusus untuk Tekan Harga Pangan di Balikpapan Belum Terealisasi
Penerapan sistem jemput bola ini, lantaran masih banyaknya pemilih pemula yang belum melakukan perekaman KTP el.
Lantaran banyak sebagian dari mereka berada di luar Kota Balikpapan.
Misalnya ada yang mengenyam pendidikan di asrama atau pondok pesantren, atau kuliah di luar daerah.
Selain perekaman KTP elektronik, Disdukcapil juga membuka pelayanan aktivasi identitas kependudukan digital (IKD) melalui Kecamatan.
Agar pelayanan tersebut semakin banyak dan menyebar, sehingga tidak hanya terpusat di kantor Disdukcapil.
"Kami berharap pelayanan di Kecamatan mampu membuat masyarakat lebih sadar untuk aktivasi IKD, sehingga masyarakat semakin dekat untuk mengakses layanan termasuk aktivasi IKD," pungkasnya. (*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.