Sejarah
Sejarah 21 Februari: Didirikannya Republik Persatuan Arab UAR untuk Pertama Kalinya
Simak informasi terkait sejarah 21 Februari didirikannya Republik Persatuan Arab (UAR) untuk pertama kalinya.
Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Dzakkyah Putri
Pada tahun 1961, Suriah menyatakan keluar dari federasi ini, menandai akhir periode UAR.
Pemisahan ini disebabkan oleh perbedaan pendekatan politik dan tantangan internal di Suriah.
Baca juga: Sejarah 15 Februari: Hari Kanker Anak Sedunia
Meskipun berakhirnya UAR, peristiwa ini tetap menjadi bagian integral dari sejarah politik di Timur Tengah.
Pembentukan UAR mencerminkan semangat kesatuan dan aspirasi nasionalisme Arab di masa itu, walaupun realitas politik di lapangan membawa federasi ini ke akhir yang singkat.
UAR dibentuk dengan beberapa tujuan utama, yaitu
- Memperkuat persatuan dan solidaritas bangsa Arab.
- Memperkuat posisi negara-negara Arab di kawasan Timur Tengah.
- Melawan kolonialisme dan imperialisme.
- Meningkatkan pembangunan ekonomi dan sosial.
UAR memiliki struktur pemerintahan yang terdiri dari
- Presiden: Gamal Abdel Nasser dari Mesir
- Dewan Eksekutif: Terdiri dari wakil-wakil dari Mesir dan Suriah
- Dewan Legislatif: Terdiri dari anggota parlemen dari Mesir dan Suriah
Pada awalnya, UAR menunjukkan kemajuan dalam beberapa bidang, seperti ekonomi dan sosial. Namun, federasi ini mulai mengalami keretakan pada tahun 1961.
Baca juga: Arab Saudi Telah Izinkan Menikah di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, Ini Cara Registrasi Online
Faktor-faktor yang Menyebabkan Pembubaran UAR
- Perbedaan ideologi politik antara Mesir dan Suriah.
- Dominasi Mesir dalam UAR.
- Ketidakpuasan rakyat Suriah terhadap pemerintahan UAR.
- Kudeta militer di Suriah pada tahun 1961.
Meskipun UAR hanya berumur singkat, federasi ini memiliki beberapa warisan penting, yaitu:
- Memicu gerakan nasionalisme Arab di kawasan Timur Tengah.
- Meningkatkan kesadaran akan persatuan bangsa Arab.
- Mendorong kerjasama antar negara-negara Arab.
Sehingga sejarah 21 Februari terkait Republik Arab Bersatu (UAR) yang terbentuk pada 21 Februari 1958 memiliki kesimpulan yaitu adalah sebuah peristiwa signifikan dalam sejarah modern Timur Tengah.
Dibentuk oleh Mesir dan Suriah, UAR mencerminkan semangat nasionalisme Arab pasca-Perang Dunia II yang didorong oleh pemimpin utama seperti Gamal Abdel Nasser.
Tujuan utama federasi ini adalah menyatukan kekuatan politik dan ekonomi kedua negara untuk menghadapi tantangan regional dan global.
Meskipun UAR tidak berhasil mencapai semua tujuannya, keberadaannya memberikan dampak besar di tingkat regional dan internasional, memperkuat geopolitik Timur Tengah.
Namun, federasi ini menghadapi tantangan yang tak teratasi, terutama perbedaan politik dan sosial antara Mesir dan Suriah.
Pada tahun 1961, Suriah memutuskan untuk keluar dari federasi mengakhiri eksperimen politik UAR.
Meskipun berakhirnya UAR, warisan nasionalisme Arab dan semangat kesatuan yang diperjuangkan tetap relevan dalam dinamika politik dan sosial di Timur Tengah, menandai sebuah babak penting dalam sejarah kawasan tersebut. (*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.