Berita Nasional Terkini
9 Cara Menghindari Bullying atau Perundungan dan Hal yang Harus Dilakukan Ketika Menyaksikannya
Inilah sembilan cara menghindari bullying atau perundungan dan hal yang harus dilakukan ketika menyaksikannya.
Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Nisa Zakiyah
TRIBUNKALTIM.CO - Inilah sembilan cara menghindari bullying atau perundungan dan hal yang harus dilakukan ketika menyaksikannya.
Kasus perundungan atau bullying belakangan marak dan menghiasi sejumlah pemberitaan di Tanah Air.
Belum lama ini, kasus dugaan perundungan di SMA Binus Serpong yang melibatkan anak dari artis VR, mendapat perhatian publik.
Kasus dugaan perundungan atau bullying yang dilakukan sekelompok siswa terjadi di Binus School Serpong, Tangerang Selatan, Banten.
Baca juga: Nasib Para Pelaku Kasus Perundungan di Binus School Serpong, Anak Vincent Rompies Ikut Dikeluarkan
Kasus tersebut diketahui publik setelah beredarnya video di media sosial X pada Senin (19/2/2024) yang memperlihatkan seorang siswa sedang dirundung oleh sekelompok siswa lain.
Perundungan diduga dilakukan oleh sekelompok siswa senior yang tergabung dalam "Geng Tai" terhadap anggota baru kelompoknya.
Kepala Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Tangerang Selatan Ipda Galih mengatakan, kasus tersebut telah dilaporkan oleh orangtua korban dan tengah diselidiki polisi.
Dalam kasus ini, korban mengalami luka bakar dan memar akibat perundungan yang dilakukan oleh sekelompok siswa.
Dikutip dari laman Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPA) sejak 2011-2019 tercatat sebanyak 999 kasus anak menjadi korban perundungan di sekolah.
Sebanyak 574 anak di antaranya adalah laki-laki yang menjadi korban bullying, sedangkan 425 lainnya adalah anak perempuan.
Bentuk-bentuk Bullying/Perundungan

1. Verbal membentak berteriak memaki bergosip menghina meledek mencela mempermalukan.
2. Fisik menampar mendorong mencubit menjambak menendang meninju.
3. Sosial mengucilakan membeda-bedakan mendiamkan.
4. Dunia maya (cyberbullying)
- Memperolok di media sosial (mengirimkan berbagai pesan yang menyakiti, menghina, mengancam)
- Pesan teror
- Menyebarkan kabar bohong
- Mengubah foto tidak semestinya
- Perang kata-kata dari dunia maya (flaming)
- Membuat akun palsu untuk merusak reputasi seseorang
- Memperdaya seseorang untuk melakukan sesuatu yang memalukan
- Mengucilkan seseorang dari grup daring.
Lantas, bagaimana cara untuk menghindari bullying? Simak ulasannya berikut ini.
1. Pergi atau abaikan
Dikutip dari TodaysParent, strategi pergi atau abaikan adalah bagaimana cara melepaskan diri dari situasi yang sekiranya akan terjadi bullying.
Hal itu dilakukan karena pelaku bullying sering kali merundung anak-anak yang responsif.
Tenangkan pikiran jangan sampai terpancing perlakuan yang dapat memicu pelaku semakin merundung.
2. Lantang bersuara

Dengan lantang dan tegas dalam bersuara, seorang anak dapat membalikkan keadaan jika sedang tertimpa bullying.
Namun umumnya di saat-saat itu, anak akan merasa terpojokkan, sehingga sulit bagi mereka melakukannya.
Orangtua dapat membantu anak-anak bermain peran untuk mempersiapkan saat-saat seperti itu sehingga dapat terlatih dan terbiasa.
3. Berpura-pura bosan
Sering kali pelaku bullying hanya mencari kesenangan saja ketika ada anak yang merasa dipojokkan.
Oleh karena itu, anak-anak dapat bertindak bosan dengan mengakui olokkan yang diterimanya.
Jika sudah, pelaku akan pergi karena sudah tidak menarik untuk lebih lanjut melakukannya.
Ajarkan anak untuk mengerti bagaimana cara menghadapi jika mendapat bullying dengan bertindak seolah-olah bosan dengan itu.
4. Gunakan humor
Tidak ada hal selain tawa untuk meredakan situasi yang intens, salah satunya bullying.
Oleh karena itu, anak-anak dapat menggunakan humor untuk menunjukkan bahwa mereka tidak tergganggu dengan adanya intimidasi saat bullying.
Kendati demikian, tetap perhatikan humor yang akan dikeluarkan sehingga dapat membalikkan keadaan.
Jangan gunakan humor yang justru dapat merendahkan diri sendiri, menyebabkan bullying semakin menjadi-jadi.
5. Ajarkan untuk membangun pertemanan
Terkadang, anak-anak mendapat bullying karena mereka tidak tahu cara untuk berteman di lingkungannya.
Namun, orangtua dapat membantunya dengan mengajari mereka keterampilan sosial dan strategi untuk berteman.
Orangtua dapat bermain peran di rumah dengan memandu aktivitasnya jika perlu.
6. Pahami mengapa orang melakukan bullying

Anak-anak yang terluka terkadang akan menyakiti anak-anak lain dengan bullying sebagai media pelampiasan.
Dengan memahami mengapa seorang anak menjadi pelaku bullying, dapat memberi kesempatan belajar saling mengasihani kepada sesama.
Ajarkan anak lebih memiliki pemikiran terbuka atas apa yang dihadapinya sehari-hari.
Dengan begitu, anak akan lebih menjadi lebih dewasa secara pemikiran dan mental.
7. Obrolan terbuka dengan anak
Anak-anak sering kali tidak dapat menangani intimidasi yang dihadapinya sendiri, jadi penting bagi mereka untuk mengetahui bahwa mereka memiliki orang dewasa yang dapat membantunya.
Oleh karena itu, pastikan orangtua mempunyai obrolan terbuka dengan anak-anak untuk mengetahui apa saja yang sudah ia lewati sejauh ini.
Buat anak-anak nyaman ketika mengobrol sehingga tanpa diminta pun, mereka akan bercerita dengan sendirinya.
Untuk mendorong anak-anak agar terbuka, dapat dilakukan dengan mendengarkan dan membiarkan anak mengatur irama obrolannya.
8. Ajarkan anak berbuat baik
Dilansir dari MomLovesBest, anak-anak mulai belajar bagaimana berperilaku dalam kehidupan keluarga dan sosial sejak usia mereka masih dini.
Mereka memperhatikan apa yang dilakukan orang dewasa dan kemudian mengikutinya.
Dengan pemahaman tersebut, sebaiknya lakukan perilaku teladan dengan baik di hadapan anak-anak sehingga nantinya mereka tidak melakukan bullying.
Jika memiliki anak berusia di bawah lima tahun, jelaskan bahwa mereka perlu berbagi dan bermain dengan baik.
Beritahu mereka jika melakukan hal yang salah, namun dengan pemahaman yang tepat tanpa adanya kekerasan.
Tanamkan perilaku anti-intimidasi dengan menjelaskan bahwa mereka tidak boleh mendorong, memukul, atau mendorong anak lain.
Hal itu juga menjadi tindakan agar tidak memperparah keadaan ketika anak mendapatkan bullying.
9. Tingkatkan kepercayaan diri anak
Dalam mengasuh, sebaiknya untuk lebih mendukung setiap perilaku baik yang dilakukan oleh anak.
Hal itu akan membuatnya memiliki lebih banyak harga diri dan kepercayaan diri.
Hal itu dapat mengurangi kemungkinan seorang anak mendapat perlakuan bullying.
Anak-anak yang mengikuti kegiatan dan hobi sesuai pilihannya, juga akan memberikan rasa pencapaian dan keberanian kepada mereka.
10 Hal yang Harus Dilakukan Ketika Menyaksikan Bullying atau Menjadi Korban Perundungan

Banyak orang takut menghentikan aksi perisakan atau melaporkannya karena dua hal.
Pertama, merasa takut akan jadi sasaran berikutnya.
Kedua, tidak tahu harus berbuat apa ketika melihat bullying.
Menurut penelitian dalam Journal of Human Relations, mereka yang melihat bullying atau menyaksikan intimidasi di tempat kerja cenderung ingin cepat mengundurkan diri, meskipun mereka bukan sasarannya.
Agar Anda tidak menjadi saksi bisu, berikut hal yang bisa Anda lakukan ketika melihat bullying seperti yang dilansir dari Psychology Today.
- Tetaplah bersikap tenang, misalnya dengan ambil nafas dalam-dalam selama 1 menit kemudian hembuskan keluar.
- Sembunyikan kemarahan atau kesedihanmu di depan perundung (pelaku/orang yang melakukan perundungan).
- Berdiri tegak, angkat kepalamu, pandang pelaku dengan tegas, hadapi pelaku dengan tenang atau tinggalkan perundung.
- Tanyakan permasalahan atau tolak permintaan pelaku dengan sopan.
- Segera menyingkir bila kamu dalam bahaya.
- Cari bantuan untuk menghentikan perilaku perundungan yang kamu alami.
- Blok akun media sosial pembully bila kamu mengalami perundungan siber.
- Simpan perilaku perundungan yang kamu terima sebagai barang bukti.
- Ceritakan atau laporkan perilaku perundungan yang kamu terima.
- Hindari bersikap mendendam dan membalas perilaku perundungan yang kamu terima.
Menghentikan bullying dimulai dari diri sendiri

Banyak dari Anda yang mungkin tanpa sadar telah melihat bullying.
Entah itu di kampus, kantor, atau di sekitar rumah.
Selama ini Anda mungkin memilih untuk mengabaikan hal ini dan pura-pura tidak tahu.
Namun, ini berarti Anda sama seperti pelaku yang membiarkan korban terus tertindas dan dipermalukan.
Masalahnya, kebanyakan pelaku berpikir bahwa tindakannya dapat dibenarkan.
Misalnya karena ia merasa memang semua ini salah korban yang terlalu lemah atau menyebalkan.
Karena itu, Anda dan orang-orang di sekitar harus tegas menunjukkan rasa tidak terima dan tidak suka terhadap perbuatan pelaku.
Tunjukkan bahwa perisakan memang tidak bisa diterima.
Ingat kata-kata Albert Einstein ini: The world is a dangerous place to live; not because of the people who are evil, but because of the people who don't do anything about it.
"Dunia menjadi tempat yang berbahaya, bukan karena orang-orang yang melakukan kejahatan, tapi karena orang-orang tidak melakukan apapun untuk mencegahnya."
Itulah 9 cara menghindari bullying atau perundungan dan hal yang harus dilakukan ketika menyaksikannya. Semoga bermanfaat. (*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.