Tribun Kaltim Hari Ini
Program Jemput Bola Disdukcapil Mahulu, Sewa Speedboat Rp 30 Juta
Ia memberi contoh saat timnya sedang berada di Kecamatan Long Pahangai, maka biasanya mereka memulai dari kampung paling jauh yaitu di Long Pakaq.
Penulis: Martinus Wikan | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, UJOH BILANG - Mengawal program Pelayanan Jemput Bola (Jebol) yang diluncurkan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Mahakam Ulu (Mahulu) untuk merekam data penduduk, menyisakan pengalaman tak terlupakan Kadis Dukcapil Mahulu, Yordanus Dani.
Tidak saja harus menyusuri kampung ke kampung tapi ada momen yang sangat berat harus dialami petugas saat itu.
Salah satunya detik-detik saat petugas harus membawa bekal sendiri dari kampung ke kampung, akibat harga makanan yang relatif mahal di pelosok.
Kadis Dukcapil Mahulu, Yordanus Dani mengakui untuk menjalankan program ini Ia harus berpindah pindah kampung.
Baca juga: Yordanus Dani Pastikan Pemilih Pemula di Mahakam Ulu Raih KTP Elektronik
"Kita pindah di kemas-kemas lagi barang dimasukkan nanti ke dalam perahu atau speed," katanya, Kamis (22/2/2024).
Untuk memudahkan pekerjaannya, biasanya Ia dan tim akan menyusuri daerah kampung yang paling jauh terlebih dahulu.
"Jadi kalau kami target mau sasar ke sekian kampung kami sisir yang paling hulu dulu," imbuhnya.
Ia memberi contoh saat timnya sedang berada di Kecamatan Long Pahangai, maka biasanya mereka memulai dari kampung paling jauh yaitu di Long Pakaq.
Selanjutnya di keesokan hari mereka menuju ke kampung Long Lunuk, Datah Suling, sampai ke Long Pahangai dan paling Ilir di Long Tuyok. "Baru pulang kalau sudah selesai semua di kampung-kampung itu," sebutnya.
Baca juga: Pembangunan Jembatan Mahulu, Bonifasius Belawan Geh: Berpotensi jadi Ikon Wisata Mahakam Ulu
Tak tanggung-tanggung untuk menuju ke daerah paling Hulu di Mahulu, Dukcapil harus merogoh kantong begitu dalam.
Untuk mencarter sebuah speed mengantarkan mereka melaksanakan tugas, Dukcapil harus mengeluarkan anggaran sebesar Rp 30 juta. Anggaran itu digunakan untuk ongkos Pulang Pergi (PP) selama melakukan tugas Jebol ke pelosok.
Biaya itu belum termasuk akomodasi dan makanan selama melakukan tugas. Untuk menghemat kadang mereka berinisiatif untuk membawa bekal sendiri. "Jadi kami juga kadang-kadang bawa bekal makanan dari sini," kisahnya.
Kisah pahit harus mereka tambah dalam kisah tugas mulia itu, jika ternyata di kampung yang mereka singgahi tidak ada penginapan dan warung.
Biasanya jika dalam keadaan mendesak seperti itu, mereka akan memilih tinggal di rumah warga dan memasak bekal yang telah mereka bawa.
Kadang mereka harus memasak dan membawa kompor sendiri. "Indomie, telur, sarden dan semuanya," ucapnya menyebut makanan andalan selama bertugas.
Baca juga: Data Sebaran Balita Stunting di Mahakam Ulu, Paling Banyak di Kampung Ujoh Bilang
Yordanus yang saat ini sedang menjabat sebagai seorang Kadis di kabupaten termudah Kaltim ini selalu berusaha memberikan pelayanan yang merata bagi seluruh masyarakat Mahulu.
Untuk menjangkau daerah pelosok Ia menggagas sebuah program Jemput Bola (Jebol) untuk memudahkan masyarakat merekam dan mencetak Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan berkas lainnya.
Ia mengaku setiap kali bertugas di pelosok, Ia selalu menyediakan perlengkapan makan untuknya dan timnya. Tak tanggung-tanggung, untuk peralatan makan seperti paring dan peralatan makan lainnya Ia bawa dalam karung. Biasanya sebelum berangkat, Ia dan tim selalu membawa piring dan gelas plastik.
"Jadi kalau memang suka berpetualang itu kayak camping kita," katanya, Kamis (22/2/2024).
Ia menyebut meski sedikit berat tapi menurutnya itu sangat menyenangkan, karena dapat merasakan situasi bekerja dan camping secara bersamaan. Bedanya saat bertugas ke pelosok tidak perlu membangun tenda tapi menginap di rumah warga atau di penginapan.
Ia menambahkan, kadang-kadang sebagai bekal Ia dan tim membawa ikan kaleng atau membeli ikan ke pelosok.
"Kalau disana lagi musim ikan, kita beli sama warga disana," ucapnya.
Baca juga: 4 Makna Festival Hudoq Pakayang di Mahakam Ulu, Dimulai 19 Oktober 2024
Membawa bekal adalah sebuah cara yang dilakukannya agar bisa menghemat pengeluaran, karena di daerah pelosok harga makanan relatif mahal. Biasanya sebagai bekal mereka juga membawa beras, minyak goreng, kecap dan bumbu dapur lainnya.
"Kadang kami bawa bawang putih, dan bumbu lainnya juga," sebutnya.
Uniknya, mereka juga kadang membawa blender dan alat masak lainnya. Untungnya Ia berkisah, tim yang dibawanya memiliki keahlian memasak.
Selama bertugas Ia mengaku bersyukur karena perjalanannya selalu lancar. "Puji Tuhan selama ini kami ngak pernah karam," syukurnya.
Baca juga: Jadwal Festival Hudoq Pakayang di Mahakam Ulu Kaltim, Masuk Event Nasional
Biasanya, untuk melepas lelah setelah melakukan pekerjaan yang berat, Ia akan mengajak timnya untuk berlibur.
Hal itu dilakukannya sebagai hadiah kecil setelah melakukan tugas yang berat di pelosok.
"Saya bawa teman-teman piknik, kita tinggal lagi semalam," kisahnya.
(TribunKaltim.co/Kristiani Tandi)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.