Pilpres 2024
Pakar Asing Prediksi Risiko Jokowi-Prabowo Pecah Kongsi, Rocky Gerung: yang 'Ditawan' Kini Berbalik
Soal prediksi risiko Jokowi - Prabowo pecah kongsi yang disampaikan analis dari Amerika Serikat Salil Tripathi, Rocky Gerung memberikan tanggapannya.
TRIBUNKALTIM.CO - Soal prediksi risiko Jokowi - Prabowo pecah kongsi yang disampaikan analis dari Amerika Serikat Salil Tripathi, akademisi dan pengamat politik Rocky Gerung memberikan tanggapannya.
Rocky Gerung menilai, begitu cepatnya pakar asing memberikan prediksi soal kelanjutan hubungan Jokowi dan Prabowo tentunya karena ada informasi yang sudah diterima terkait hal tersebut.
Namun dari kacamata awam, kata Rocky Gerung, ada beberapa hal yang memang bisa menjadi penyebab retaknya hubungan Jokowi dan Prabowo.
Di antaranya, watak Prabowo ketika memimpin nantinya bisa saja berbeda dengan saat kampanye, hingga Partai Gerindra yang mungkin saja merasa bahwa peran Jokowi dalam kemenangan di Pilpres 2024 tidaklah terlalu besar.
Baca juga: Membandingkan Program Makan Siang Gratis Prabowo dengan India dan Jepang, Anggaran Serta Dampaknya
"Analis asing melihat hal itu juga sebenarnya. Pada akhirnya penyusunan kabinet itu akan dimonopoli oleh Gerindra. Walaupun basa basinya Jokowi tetap menginginkan dirinya ikut cawe-cawe untuk pengaturan politik. Tetapi, fakta politik itu yang justru mejadi semacam dasar yang memperkuat analisis di dalam negeri akan terjadi pecah kongsi," ujar Rocky Gerung di kanal YouTube-nya, @Rocky Gerung Official 2 Maret 2024.
Sepertnya yang sudah pernah disampaikannya dulu, kata Rocky Gerung, posisi Prabowo yang dulunya adalah 'tawanan' Jokowi, kemungkinan akan berbalik ke depannya.
"Karena kekuasaan berangsur-angsur pindah kepada Prabowo, kan itu dasarnya," ujar Rocky Gerung (Selengkapnya bisa dilihat di SINI)
Pakar Asing Prediksi Risiko Jokowi-Prabowo Pecah Kongsi
Analis politik Amerika Serikat (AS) Salil Tripathi mengungkapkan adanya risiko Prabowo dan Jokowi pecah kongsi setelah Pemilu 2024.
Sebagai informasi, Prabowo yang berpasangan dengan Gibran Rakabuming sementara unggul pada real count (hitungan langsung) Komisi Pemilihan Umum versi Sirekap.
Hingga Minggu (3/3/2024) pukul 18.00 Wita (642.667 atau 78.07 persen dari 823.236 tempat pemungutan suara atau TPS), Pasangan Calon (Paslon) Prabowo-Gibran meraih 58,83 persen (75.380.690 suara) disusul Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 24,49 persen (31.382.542 suara) dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD 16.68 persen (21.377.479 suara).
Keunggulan Prabowo disebut-sebut karena dukungan tak langsung Jokowi.
Anak sulung Jokowi, Gibran bahkan mendampingi Prabowo menjadi calon wakil presiden.

Beberapa pengamat menilai posisi Wali Kota Solo itu sebagai cawapres mampu mengeruk suara generasi Z dan milenial (zilenial).
Dalam artikel berjudul 'How Will Prabowo Lead Indonesia?' yang dirilis Foreign Policy pada Rabu 28 Februari 2024, Salil Tripathi mengulas dan mempertanyakan keberlanjutan aliansi Jokowi-Prabowo jika Menteri Pertahanan itu menjadi presiden.
Menurut Tripathi, Gibran saat ini hanya memiliki pengalaman politik yang terbatas sebagai Wali Kota Solo.
Namun, dia kemungkinan besar ingin menjadi presiden di masa mendatang.
"Jika Prabowo melihat Gibran sebagai ancaman, aliansi mereka mungkin akan pecah," tulis dia.
Tripathi lalu menuliskan bahwa Prabowo memandang kemenangan di pemilu ini sebagai upaya politik dia yang berhasil, meski tak lepas dari dukungan Jokowi.
"Meskipun Prabowo tidak mungkin menang tanpa dukungan Jokowi, ia tidak perlu lagi bergantung padanya untuk memerintah," kata Tripathi.
Lebih lanjut, Tripathi juga menjelaskan kemungkinan sejumlah menteri di kabinet Jokowi akan tetap bertahan di era Prabowo sebagai bentuk kesepakatan politik.
"Dan ini mungkin tak akan dikehendaki Prabowo," ungkap dia, seperti dilansir TribunManado.co.id di artikel berjudul Prediksi Politik Seusai Pemilu 2024, Pengamat AS: Prabowo - Jokowi Risiko Pecah Kongsi.
Sejumlah menteri Jokowi merupakan ketua umum partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju, pendukung Prabowo-Gibran.
Baca juga: Profil/Biodata Refly Harun Pakar Hukum Tata Negara yang Ngegas Minta Prabowo-Gibran Didiskualifikasi
Perhitungan Suara TPSLN AS
Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggelar rapat pleno rekapitulasi penghitungan suara nasional Pemilu 2024 di hari kelima, Jakarta, Minggu (3/3/2024).
Dalam laporan yang diambil dari Tempat Pemungutan Suara Luar Negeri (TPSLN) AS. Dalam laporan Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Washington, D.C dan Chicago, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) unggul perolehan suara atas Partai NasDem, PKB, Gerindra hingga Golkar.
Tercatat oleh PPLN Washington D.C, PSI mendapatkan perolehan 134 suara, lalu Partai Golkar 39 suara, sedangkan Gerindra 64 suara.
Sementara itu perolehan suara NasDem 39 suara, lalu Partai Demokrat 29 suara.
Lanjut untuk catatan laporan PPLN Chicago, PSI mendapatkan 149 suara. Sedangkan Gerindra 41 suara, Golkar 47 suara.
Kemudian untuk perolehan suara NasDem 40 suara, dan Demokrat 28 suara.
Sedangkan untuk perolehan suara Pilpres 2024. Dari laporan PPLN Washington, D.C dan Chicago mencatatkan pasangan Ganjar-Mahfud unggul dibandingkan paslon lainnya di Pilpres 2024.
Secara total pasangan Ganjar-Mahfud mendapatkan 910 suara, Anies-Cak Imin 597 suara. Terakhir total paslon Prabowo-Gibran mendapatkan 512 suara.
Jokowi Dilibatkan Susun Pemerintahan Prabowo
Sebagaimana diberitakan Kompas.id, Kamis (22/2/2024), kubu Prabowo-Gibran sudah mulai merancang postur kabinet pada bidang ekonomi dengan melibatkan Jokowi.
Padahal, hasil penghitungan suara Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 belum selesai.
Alasan mengapa mereka sudah mulai merancang anggota kabinet sektor perekonomian karena situasi pada masa mendatang diprediksi akan mengalami masa yang cukup menantang di dalam dan luar negeri.
Adapun pelibatan Jokowi dalam merancang anggota kabinet di bidang ekonomi lantaran pemerintahan mendatang dianggap memerlukan sosok dengan kompetensi dan kemampuan berpikir strategis dalam merumuskan kebijakan ekonomi.
Anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Dradjad Wibowo, mengatakan, selain terlibat dalam penyusunan kabinet, Jokowi juga akan diberikan peran dalam menentukan arah kebijakan pemerintahan mendatang.
Baca juga: Progres Investasi Terbaru di IKN Nusantara, Giliran Investor Asing Masuk, Jokowi Targetkan Rp1.000 T
Dradjad menyebut faktor popularitas menjadi alasan mengapa peran Jokowi begitu signifikan di pemerintahan Prabowo-Gibran nanti.
"Jadi dengan peranan yang sebegitu besar, apalagi Mas Gibran juga menjadi wapresnya, saya rasa wajar kalau Beliau mempunyai peranan yang signifikan nanti di dalam pembentukan pemerintahan maupun kebijakan yang akan datang," ujar Dradjad dalam Kompas Petang di Kompas TV, Jumat (23/2/2024).
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.