Sejarah

Sejarah 7 Maret: Kecelakaan Pesawat Garuda Indonesia di Bandara Adisutjipto, 21 Orang Tewas

Sejarah 7 Maret mengingatkan kita pada tragedi nahas pesawat Garuda Indonesia yang menewaskan 21 orang.

|
Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Nisa Zakiyah
kompas.com
Sejarah 7 Maret: Kecelakaan pesawat Garuda Indonesia di Bandara Adisutjipto yang menewaskan 21 orang. 

Puluhan awak berhamburan ke arah ujung landasan, termasuk sejumlah mobil pemadam kebakaran dan ambulans. 

Sekitar dua atau tiga menit dari saat mendarat, terdengar letusan keras dan pesawat pun diselimuti api. 

Baca juga: Sejarah 27 Februari: Badan Penyehatan Perbankan Nasional Dibubarkan Megawati Soekarnoputri

Penyebab Kecelakaan

Dari hasil pembacaan rekaman data penerbangan, kecepatan pesawat berada di atas 130 knot dengan posisi flap hanya 5 derajat.

Keterangan tersebut merupakan salah satu fakta yang diungkapkan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dalam laporan hasil investigasi awal kasus kecelakaan ini.

Menurut KNKT, kemiringan pesawat saat mendarat juga terlalu curam.

Akibatnya, pesawat gagal berhenti pada landasan pacu 09, meluncur melewati batas ujung landasan sehingga pesawat menabrak pagar besi bandara.

Dua mesin dan dua roda pendarat utama terlepas dari pesawat dan pesawat tetap dalam keadaan meluncur dengan kecepatan cukup tinggi.

Pesawat berhenti di persawahan dan timbul api yang cepat dengan besar.

Fakta lainnya, FDR yang ada dalam GA-200 diperuntukkan bagi pesawat non-EFIS (Electronic Flight Information System).

Sementara pesawat itu menggunakan FDR EFIS. 

Namun, saat itu, investigasi mendalam disebut perlu dilakukan lagi. 

Dari hasil investigasi ini, KNKT menyampaikan rekomendasi untuk meningkatkan keselamatan penerbangan.

Baca juga: Sejarah 23 Februari: Hari Internasional Memerangi Bullying, Berikut Cara Mencegahnya di Sekolah

Jumlah Korban yang Tewas

 Kejadian ini menewaskan setidaknya 21 orang penumpang di dalamnya, termasuk seorang tokoh, mantan rektor Universitas Gadjah Mada, Koesnadi Hardjasoemantri.

Jenazah para korban ditemukan hangus di bangkai pesawat dan dievakuasi untuk diperiksa oleh Tim Laboratorium Forensik Rumah Sakit Umum Dr Sardjito, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Sementara, pasien yang selamat adalah termasuk Ketua Umum PP Muhammadiyah saat itu, H Din Syamsuddin yang berada satu deret dengan Koesnadi. 

Pilot Divonis 2 Tahun

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved