Ramadhan 2024

Pedagang Kembang Kuburan di Samarinda Kewalahan Hingga Kebanjiran Omzet Jelang Ramadhan

Hal ini membawa berkah bagi para pedagang kembang. Sebab ramainya peziarah yang berdatangan membuat para pedagang kebanjiran omzet

TRIBUNKALTIM.CO/SINTYA ALFATIKA SARI
PENJUAL KEMBANG - Penjual kembang di Samarinda kebanjiran omset jelang bulan suci Ramadhan.TRIBUNKALTIM.CO/SINTYA ALFATIKA SARI 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Menjelang bulan suci Ramadhan, tradisi ziarah kubur di Samarinda kembali ramai dilakukan.

Hal ini membawa berkah bagi para pedagang kembang. Sebab ramainya peziarah yang berdatangan membuat para pedagang kebanjiran omzet.

Liana, seorang penjual kembang musiman, sudah menjajakan dagangannya di simpang tiga Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Tumenggung, dan Jalan KH Khalid sejak matahari terbit.

Tepatnya, sejak pukul 06.00 Wita Liana sudah duduk manis di lapaknya, siap melayani pembeli yang ingin mempercantik makam keluarga menjelang Ramadhan.

Baca juga: 15 Surat yang Dibaca Saat Salat Tarawih di Awal hingga Pertengahan Ramadhan 2024

Baca juga: 50 Puisi Ramadhan 2024 untuk Anak SD Dibacakan saat Lomba yang Singkat dan Penuh Haru

Sebagai penjual kembang musiman, Liana mengaku momentum Ramadhan ini menjadi ladang penghasilan untuk dirinya. Bahkan ia bisa menjual hingga tak kurang dari 300 ikat kembang per hari.

"Bahkan kemarin saya sampai kehabisan stok kembang, saya kewalahan," ungkapnya.

Harga kembang kuburan pun mengalami kenaikan menjelang Ramadhan. Biasanya, dua plastik kembang dipasarkan dengan harga Rp 15 ribu. Namun, menjelang Ramadhan ini, ia menjualnya dengan harga Rp 10 ribu per plastik.

Meski demikian, kenaikan harga ini tak menyurutkan minat pembeli. Banyak pembeli yang rela membeli kembang dengan harga lebih mahal untuk mempercantik makam keluarga mereka menjelang Ramadhan.

"Tapi saking ramenya berapa jam sudah ludes, mudah-mudahan setiap tahunnya bisa meningkat terus," harap Liana.

Hal serupa juga tengah dirasakan oleh Titin yang sudah berdagang di kawasan Kuburan Muslimin Jalan Abul Hasan sejak 25 tahun lalu. Titin mengaku bahwa usaha yang dilakoninya ini memang sudah turun-menurun.

"Sama tahun-tahun sebelumnya, alhamdulillah ada peningkatan," ujarnya.

Titin menjual berbagai macam kembang untuk ziarah kubur, seperti kembang mawar, melati, dan kenanga. Dirinya telah mempersiapkan kembang-kembang tersebut dari langganannya sejak seminggu sebelum bulan Ramadhan. Hal ini lantaran banyaknya masyarakat yang melakukan ziarah.

"Modal awal saya sekitar Rp 3 - 3,5 juta untuk membeli kembang," kata Titin.

Dalam kurun waktu seminggu, dirinya mengaku bisa meraih keuntungan hingga jutaan rupiah, cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

"Tapi tergantung lagi berapa banyak orang yang beli sama kita. Kurang lebih semingguan bisa Rp 5 sampai 7 juta," ungkap Titin.

Baca juga: Apa Hukumnya Tidur Berlebihan dan Bergosip saat Puasa Ramadhan? Apakah Membatalkan Puasa?

Namun, bukan berarti usahanya selalu mulus. Di balik keuntungan fantastis yang diraihnya, Titin juga mengaku tak jarang mengalami kerugian.

"Sering di hari-hari biasa, karena tidak ada yang beli jadi busuk, harus di buang. Karena kembangnya cuma tahan dua hari aja," pungkasnya. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved