Berita Samarinda Terkini

Suka Duka Pemuda Samarinda 6 Tahun Ngojek Online, Mulai Orderan Fiktif Hingga Ingin Berhenti

Enam tahun sudah Aldic Rachman Valentino, pemuda asal Samarinda mengaspal sebagai pengemudi ojek online

TRIBUNKALTIM.CO/SINTYA ALFATIKA SARI
OJEK ONLINE - Pemuda asal Samarinda, Aldic Rachman Valentino yang sudah mengaspal selama 6 tahun turut memaknai bulan suci Ramadhan di tahun 2024 ini.TRIBUNKALTIM.CO/SINTYA ALFATIKA SARI 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Enam tahun sudah Aldic Rachman Valentino, pemuda asal Samarinda mengaspal sebagai pengemudi ojek online.

Sejak tahun 2018, pemuda 27 tahun ini menapaki jalanan kota, mengantarkan penumpang dan barang, merasakan suka dan duka yang mewarnai profesinya.

Dari pengalamannya, dirinya sudah melalui beberapa momentum Ramadhan.

Di hari pertama Ramadhan tahun 2024 ini, Aldic merasakan pendapatannya sedikit menurun.

Namun, ia tetap bersyukur dan memaknai bulan Ramadhan sebagai momen untuk melatih diri agar ikhlas, kuat, sabar, dan tabah.

Baca juga: KIPP IKN Nusantara Terlarang untuk Sepeda Motor, Bagaimana Nasib Ojek Online, Pakai Micromobility

Baca juga: Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah Serahkan BLT untuk Ojek Online, ABK hingga Nelayan Kota Raja

“Tapi alhamdulillah dapat Rp 150 ribu, setelah dipotong bensin dan makan. Karena di bulan Ramadhan, tujuan kita adalah untuk mensucikan diri agar lebih bertaqwa,” ungkapnya pada TribunKaltim, Selasa (12/3).

Masih mengenakan seragam berwarna hijau, Aldic menceritakan suka dukanya selama 6 tahun menjadi ojek online.

Ia mengaku senang bisa bertemu dengan berbagai macam orang dan mendapatkan tip dari pengguna aplikasi.

Namun, ia juga pernah mengalami orderan fiktif, yang membuatnya rugi waktu dan bensin.

“Bulan puasa tahun lalu pernah dapat tiga kali orderan fiktif. Makanan di order banyak sampai Rp 250 ribu,” sebutnya.

Biaya perawatan motor menjadi salah satu pengeluaran utama Aldic sebagai pengemudi ojek online.

Sebab dirinya harus memastikan agar kendaraannya selalu dalam kondisi prima, agar bisa memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.

“Omset gak nentu tapi sebulan bersih bisa sekitar Rp 3-4,5 juta sudah dipotong dari perusahaan. Tapi kalau ditekuni bisa lebih dari itu,” ungkapnya lagi.

Meski lelah dan terbesit ingin menyerah, Aldic memilih untuk bertahan menjadi ojek online lantaran menganggap pekerjaan yang ia geluti ini dirasa lebih fleksibel.

Baca juga: Ojek Online Keluhkan Aksi Kebut-kebutan di Balikpapan

Tekadnya untuk bertahan hidup menjadi kekuatannya untuk terus melaju. Terlebih, dirinya telah hidup mandiri usai lulus dari SMKN 5 Samarinda.

“Pernah terpikir untuk berhenti karena lelah dan jenuh. Tapi, saya alihkan dengan istirahat, liburan, dan hiburan. Saya harus bersyukur atas pekerjaan ini,” tutupnya. (*)

 

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved