Pilkada DKI Jakarta 2024

Maju di Pilkada Jabar atau DKI Jakarta, Ridwan Kamil Putuskan pada Juni 2024, Sesuaikan Hasil Survei

Ridwan Kamil putuskan pilih maju di Pilkada Jawa Barat atau DKI Jakarta pada Juni 2024, sesuaikan hasil survei.

KOMPAS.com/ADHYASTA DIRGANTARA
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ridwan Kamil saat ditemui di Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Kamis (14/3/2024). Ridwan Kamil putuskan pilih maju di Pilkada Jawa Barat atau DKI Jakarta pada Juni 2024, sesuaikan hasil survei. 

TRIBUNKALTIM.CO - Ridwan Kamil putuskan pilih maju di Pilkada Jawa Barat atau DKI Jakarta pada Juni 2024, sesuaikan hasil survei.

Baca juga: Anies Baswedan Bantah Maju Pilkada DKI, Ini Deretan Nama Ramaikan Bursa Pilgub Jakarta 2024

Baca juga: Hasil Survei Litbang Kompas soal Pilkada DKI Jakarta Ditiadakan dan Gubernur Ditunjuk Presiden

Baca juga: 7 Daftar Nama Kandidat Kuat Bakal Calon Gubernur di Pilkada DKI 2024, Tidak Ada Anies Baswedan

Ridwan Kamil menyatakan baru akan memutuskan untuk maju di Pilkada Jabar atau DKI Jakarta pada bulan Juni 2024.

"Nanti bulan Juni saya putuskan," ujarnya usai acara pembubaran Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran Jabar di Hotel Horison Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (23/3/2024).

Meski akan diputuskan nanti, tetapi Emil mengaku masih berat untuk meninggalkan Jabar.

"Hati masih berat ke Jabar tapi tidak menutup kemungkinkan ke Jakarta keputusan akhirnya di bulan Juni sesuai survei," tambahnya.

Di samping itu, Emil menerangkan, tahapan Pilkada Serentak 2024 masih sangat panjang, sehingga masih ada waktu untuk bersiap.

Kemudian untuk sampai proses pencoblosan di bulan November 2024, ada beberapa tahapan yang harus dilalui mulai dari konsolidasi partai pengusung, pendaftaran hingga masa kampenye.

Ridwan Kamil usai acara pembubaran Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo - Gibran Jabar di Hotel Horison Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (23/3/2024).
Ridwan Kamil usai acara pembubaran Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo - Gibran Jabar di Hotel Horison Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (23/3/2024). (Kompas.com/Faqih Rohman Syafei)

"Pencoblosan bulan November, mulai kampanye bulan September, pendaftaran bulan Agustus, 'perjodohan' bulan Juli, dan PDKT bulan Juni," kata Emil.

Emil menambahkan, sebelum menuju proses pendaftaran dirinya terlebih dahulu akan meningkatkan elektabilitas, mengingat masih ada waktu hingga bulan Juni.

Sehingga pada saat memutuskan akan maju di Pilkada Jabar atau DKI Jakarta dirinya sudah sangat siap.

"Hingga ke Juni tingkatkan elektabilitas pas PDKT dengan siapa pun nyambung. Sampai saat ini belum ada PDKT masih jauh," pungkas Emil.

Baca juga: Akhirnya Anies Baswedan Jawab Peluang Maju Lagi di Pilkada DKI Jakarta, akan Berhadapan dengan Ahok?

7 Daftar Nama Kandidat Kuat Bakal Calon Gubernur di Pilkada DKI 2024, Tidak Ada Anies Baswedan

Tiga partai yang berkoalisi di Pilpres 2024, Nasdem, PKB dan PKS siap kembali berkoalisi di Pilkada DKI Jakarta 2024.

Diketahui, di Pilpres 2024, Nasdem, PKB dan PKS yang menamakan diri Koalisi Perubahan kompak mengusung Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar.

Kini, Koalisi Perubahan yang terdiri dari tiga partai politik yakni Nasdem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), menyebutkan 7 nama daftar kandidat kuat bakal calon Gubernur (bacagub) DKI, yang bakal mereka usung di Pilkada DKI 2024, November mendatang.

Dari 7 nama itu, terungkap tidak ada nama Anies Baswedan yang santer akan mereka usung kembali, setelah Anies berpotensi kalah dalam Pilpres 2024 lalu.

Baca juga: Siap Koalisi di Piilkada DKI Jakarta 2024, Kata Nasdem, PKB, PKS soal Peluang Anies Diusung Bacagub

Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Nasdem Hermawi Taslim mengatakan, masing-masing partai yakni Nasdem, PKB dan PKS mengajukan sejumlah nama yang mereka ajukan untuk bertarung di Pilkada DKI sebagai bacagub.

Hermawi mengatakan, Nasdem mengusulkan tiga nama yang sudah digadang sejak lama.

Ketiganya adalah kader Nasdem.

"Kalau di kita itu tiga nama sudah disebut dari dulu, Ahmad Sahroni, Wibi Andrino, dan Okky Asokawati," kata Hermawi saat ditemui di Nasdem Tower, Jakarta Pusat, Sabtu (16/3/2024).

Hermawi mengatakan, nama-nama tersebut sudah muncul sebagai aspirasi dari suara-suara kader Nasdem.

Sedangkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), kata Hermawi, menyebut dua nama yang santer diusulkan menjadi cagub atau berpasangan sebagai cawagub.

Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
PILKADA DKI JAKARTA - Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. (Tangkap layar kanal YouTube Anies Baswedan)

Yakni Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) DKI Jakarta PKS Khoirudin, kemudian salah satu Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera.

Sedangkan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) kata Hermawi menyebut dua nama yaitu Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah dan Ketua DPW PKB Jakarta Hasbiyallah Ilyas.

Ini berarti kata Hermawi ada 7 nama daftar bacagub DKI yang menjadi kandidat kuat dari koalisi perubahan Nasdem, PKB dan PKS.

Sementara nama Anies Baswedan diakuinya tidak masuk dalam daftar.

Hermawi mengatakan, Anies sendiri kemungkinan akan bersuara terkait pilkada DKI setelah hasil penghitungan suara pilpres diumumkan 20 Maret.

"Tapi sikap dia (akan) ditentukan oleh kita-kita (partai koalisi) yang selama ini di belakang dia," ujar Hermawi.

Namun, kata Hermawi, suara aspirasi yang terdengar banyak yang meminta Anies untuk tidak dicalonkan sebagai cagub DKI Jakarta.

"Ada yang bilang juga janganlah Pak Anies sudah di atas (jadi capres) ngapain turun (jadi cagub), begitu masukan-masukan yang didapat," katanya.

Baca juga: Terbaru Hasil Survei Litbang Kompas Soal Gubernur DKI Jakarta Dipilih Presiden, Cek Apa Hasilnya?

Di sisi lain, Ketua DPW Partai Nasdem DKI Wibi Andrino mengatakan, nama Anies saat ini masih disimpan hingga pengumuman resmi hasil hitung suara KPU.

"Ya sejauh ini memang nama Pak Anies ini masih disimpan ya. Karena kita masih menghargai segala proses yang ada di KPU. Mungkin setelah dari proses KPU, baru kita bisa bicara. Siapa yang nanti mungkin maju," tutur Wibi.

Mengalihkan Pilpres

Setelah berbagai hasil perhitungan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 dibuka ke publik dan tertinggal jauh dari nomor urut 2 Prabowo Subianto, Anies Baswedan disebut akan melanjutkan perjuangannya di tahun politik ini.

Pintu itu bisa jadi adalah pintu Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2024.

Kendati demikian, menurut Anies, isu pencalonan dirinya maju di Pilgub DKI merupakan pengalihan dari Pilpres 2024.

Oleh sebab itu, ia meminta semua pihak untuk tidak terjebak dengan isu-isu tersebut.

"Itu isu untuk mengalihkan Pilpres. Seakan-akan pilpres sudah selesai. Anda jangan terjebak," kata Anies dikutip Sabtu (16/3/2024).

Anies sebelumnya memenangkan Pilgub DKI pada 2017 lalu.

Kala itu, Anies berpasangan dengan Sandiaga Uno mengalahkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat.

Baca juga: Imbas Dukung Anies di Pilpres 2024, Kursi Nasdem, PKB, dan PKS di DPRD DKI Meningkat Drastis

Pada 2018, Anies ditinggal Sandiaga Uno yang mengundurkan diri dari posisi Wakil Gubernur DKI Jakarta.

Posisi Sandiaga kemudian digantikan oleh Politikus Gerindra Ahmad Riza Patria pada 2020.

Jika Anies memutuskan untuk maju dan menang dalam Pilgub DKI 2024, maka Anies akan kembali menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta di periode 2024-2029 mendatang.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu sebelumnya juga sudah menanggapi terkait isu tersebut.

Anies mengaku ingin berfokus mengawal hasil perhitungan Pilpres hingga tuntas.

"Kita sekarang sedang berfokus pada penuntasan penghitungan. Kita akan fokus di situ dan gerakan perubahan ini akan terus menjadi bagian dari kita," kata Anies Baswedan saat ditemui di Masjid Nurul Huda, Sunter Agung, Jakarta Utara, Jumat (1/3/2024).

Jadi Anak Buah Prabowo

Pengamat politik Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin, menilai Anies Baswedan secara tidak langsung mengajukan diri sebagai anak buah Prabowo Subianto jika kembali mencalonkan diri sebagai calon gubernur Daerah Khusus Jakarta (DKJ).

Karena menurut Ujang, secara ketatanegaraan gubernur adalah kepala daerah di bawah presiden dan merupakan kepanjangan tangan dari pemerintah pusat.

"Ya secara ketentuan ketatanegaraan seperti itu (seperti anak buah), presiden bisa panggil Gubernur," katanya kepada Kompas.com, Sabtu (16/3/2024).

Secara tidak langsung, Anies harus mengikuti arahan dari pemerintah pusat untuk pembangunan di Jakarta.

"Hubungannya harus bagus dengan pemerintah pusat, harus mengikuti arah pemerintah pusat," tuturnya.

Sebab itu, Ujang meyakini Anies tak akan mencalonkan diri sebagai gubernur.

Selain alasan di atas, Ujang menilai Anies akan merendahkan dirinya sendiri karena telah berkontestasi sebagai calon presiden kemudian kembali nyagub.

"Masa habis nyapres, (sekarang) nyagub lagi, di situ akan turun level, turun kasta," ujarnya.

Ujang juga meragukan Koalisi Perubahan, yang terdiri dari Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan mencalonkan Anies kembali di Jakarta.

"Koalisi Nasdem, PKS, PKB. Dalam konteks kerja sama Koalisi perubahan, apakah akan mengusung Anies? belum tentu. bisa Sahroni, bisa Mardani Ali Sera, bisa tokoh PKB," tandasnya.

Sementara itu Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPW) PKS DKI Jakarta Khoirudin mengatakan, ketiga partai itu bersepakat untuk koalisi meratap Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2024.

"Kami ingin menguatkan dan mengokohkan kembali untuk merebut Jakarta, dari koalisi nasional ke koalisi gubernur Jakarta. InsyaAllah," ujar Khoirudin kepada wartawan, Jumat.

Menurut Khoirudin, peningkatan suara PKS di DKI Jakarta menjadi modal bertarung pada Pilkada 2024. (*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dan WartaKotalive.com dengan judul Ini 7 Nama Bakal Calon Gubernur DKI dari Koalisi Nasdem-PKB-PKS, Tidak Ada Nama Anies Baswedan.

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved