Berita Bontang Terkini

Ini Alasan Mudik Gratis Diadakan PT Pelni Melalui Pelabuhan Lok Tuan Bontang Utara Terancam Batal

Mudik di Indonesia identik dengan tradisi tahunan yang terjadi menjelang hari raya besar keagamaan misalnya menjelang Idul Fitri, Idul Adha, Natal.

Penulis: Ata | Editor: Nur Pratama
TRIBUNKALTIM.CO/ISMAIL USMAN
ILUSTRASI - Mudik gratis melalui Pelabuhan Lok Tuan terancam batal. Kapal yang disiapkan PT Pelni mengalami masalah. KM Binaiya saat berlabuh di Pelabuhan Lok Tuan Bontang. 

TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Dikutip dari Wikipedia Mudik (oleh KBBI disinonimkan dengan istilah pulang kampung adalah kegiatan perantau/pekerja migran untuk pulang ke kampung halamannya.

Mudik di Indonesia identik dengan tradisi tahunan yang terjadi menjelang hari raya besar keagamaan misalnya menjelang Idul Fitri, Idul Adha, Natal & Tahun Baru dan Hari besar Nasional.

Pada saat itulah ada kesempatan untuk berkumpul dengan sanak saudara yang tersebar di perantauan, selain tentunya juga sowan dengan orang tua.

Baca juga: 11 Nelayan asal Bontang Selamat Setelah Kapal Dihantam Ombak Besar di Perairan Tanjung Santan

Transportasi yang digunakan antara lain: pesawat terbang, kereta api, kapal laut, bus, dan kendaraan pribadi seperti mobil dan sepeda motor, bahkan truk dan bajaj dapat digunakan untuk mudik.

400 penumpang mudik gratis melalui Pelabuhan Lok Tuan Bontang Utara, yang dijadwalkan berangkat 30 Maret mendatang, terancam batal.

Pihak PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) mengungkapkan Kapal Binaiya, yang sebelumnya disiapkan untuk mengangkut penumpang dari Pelabuhan Lok Tuan menuju Awarange, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan mengalami masalah.

"Ada kendala teknis. Keberangkatan tanggal 30 Maret batal," kata Staff Pelni Cabang Bontang Jusri, kepada Tribunkaltim.co, Senin (25/3/2024).

Baca juga: Nilai Proyek Perbaikan Jalan Cipto Mangunkusumo Bontang Direvisi, Pemkot Terapkan Skema E-Katalog

Meski demikian, Jusri mengungkapkan pihaknya masih mengupayakan untuk program mudik gratis bisa diberangkatkan dengan kapal lainnya.

"Informasinya akan disampaikan lagi nanti, mohon maaf," ungkapnya.

Namun untuk penumpang reguler, diarahkan untuk mengurus pengembalian uang. Nantinya tiket mereka bisa ditukarkan kembali dengan syarat mendatangi kantor PT Pelni yang berada di Jalan Cipto Mangunkusumo.

Para penumpang yang ingin menukar dengan uang cukup membawa KTP dan lembar tiket. petugas akan mengembalikannya.

"Kami minta maaf atas ketidaknyamanannya. Informasi pelayaran selanjutnya akan terus kami update," pungkasnya. 

 

Etimologi

Kata mudik berasal dari bahasa Jawa Kuno muḍik, dari kata uḍik yang artinya naik; maju (berjalan) ke hulu; menuju ke darat.

Pada zaman dahulu sebelum di Jakarta terjadi urbanisasi besar-besaran, masih banyak wilayah yang bernama akhir udik atau ilir (utara atau hilir) dan kebanyakan akhiran itu diganti dengan kata Melayu selatan atau utara. Contohnya seperti Meruya Udik, Meruya Ilir, Sukabumi Udik, Sukabumi Ilir, dan sebagainya.

Pada saat Jakarta masih bernama Batavia, suplai hasil bumi daerah kota Batavia diambil dari wilayah-wilayah di luar tembok kota di selatan. Karena itu, ada nama wilayah Jakarta yang terkait dengan tumbuhan, seperti Kebon Jeruk, Kebon Kopi, Kebon Nanas, Kemanggisan, Duren Kalibata, dan sebagainya.

Para petani dan pedagang hasil bumi tersebut membawa dagangannya melalui sungai. Dari situlah muncul istilah milir-mudik, yang artinya sama dengan bolak-balik. Mudik atau menuju udik saat pulang dari kota kembali ke ladangnya, begitu terus secara berulang kali.

Terdapat juga teori yang mengatakan bahwa asal-usul kata "Mudik" berasal dari akronim dua kata dalam bahasa Jawa yaitu "Mulih dhisik" yang bermakna "Pulang dahulu".

Walau belum dapat dipastikan kebenarannya, namun teori ini cukup beredar luas, terlebih di kalangan masyarakat pulau Jawa

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved