Renungan Paskah
Pdt Samuel Kusuma: Mahkota Duri, Mahkota Kemuliaan
Mahkota duri, serta kesakitan ketika dipasang, sudah lama sirna, dan Yesus sekarang telah menerima mahkota yang selayaknya Ia terima.
Pdt Dr Samuel Kusuma,
Ketua Sinode Bethany FoG Indonesia
TRIBUNKALTIM.CO - Mahkota duri bisa dibilang sebagai benda ikonik dalam penyaliban Yesus. Mahkota ini menandakan kerendahan hati Kristus yang tertinggi, karena Ia rela menukar mahkota surgawinya dengan mahkota penderitaan. Saat itu tentara Romawi memberikan kepala-Nya mahkota duri, dan secara terang-terangan mengejek Yesus sebagai 'Raja orang Yahudi' (Matius 27:29 ).
Setelah Yesus diadili dan disesah, dan sebelum Ia disalibkan, para prajurit Romawi "Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan kanan-Nya. Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olokkan Dia, katanya: 'Salam, hai Raja orang Yahudi!'" (Matius 27:29; baca juga Yohanes 19:2-5).
Walaupun mahkota duri sangat menyakitkan, sebenarnya mahkota duri mempunyai makna yang lebih dalam. Di sini "Raja orang Yahudi" sedang dihajar, diludahi, dan diejek oleh prajurit Romawi yang berpangkat rendah. Mahkota duri adalah ejekan terakhir mereka, dengan menggunakan simbol kerajaan dan kemuliaan, sebuah mahkota, dan menjadikannya sesuatu yang menyakitkan dan menghina.
Bagi orang Kristen, mahkota duri adalah peringatan akan dua hal: (1) Yesus memanglah raja. Suatu hari, seluruh alam semesta akan tunduk di hadapan Yesus sebagai "Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan" (Wahyu 19:16). Apa yang dimaksud para prajurit Romawi sebagai hinaan, malah mewakilkan kedua peran Yesus, yakni hamba yang menderita (Yesaya 53), dan Sang Mesias yang Rajani (Wahyu 19).
(2) Yesus bersedia menanggung penderitaan, ejekan, dan hinaan, semuanya demi kita. Mahkota duri, serta kesakitan ketika dipasang, sudah lama sirna, dan Yesus sekarang telah menerima mahkota yang selayaknya Ia terima. "Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia" (Ibrani 2:9, diberi penekanan).
Adapula makna lain yang dikandung dalam mahkota duri. Ketika Adam dan Hawa berdosa, dan mendatangkan kejahatan dan kutukan di atas dunia ini, satu bagian dari kutukan atas umat manusia berbunyi "...terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu..." (Kejadian 3:17-18, diberi penekanan).
Secara tidak sadar, para prajurit Romawi mengambil objek kutukan itu dan menjadikannya sebagai mahkota bagi Dia yang membebaskan kita dari kutukan itu. "Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: 'Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!'" (Galatia 3:13). Kristus, dalam pengorbanan pendamaian-Nya yang sempurna, telah membebaskan kita dari kutukan dosa, yang diwakilkan oleh simbol duri. Walaupun dimaksud sebagai ejekan, mahkota duri sebaliknya menjadi pertanda yang baik akan jabatan Yesus dan apa yang telah Ia karyakan di bumi.
Apa Itu Mahkota Duri?
Ini merupakan perwujudan sempurna dari penggenapan kedatangan Kristus ke dalam dunia. Karena dalam mahkota duri dan salib yang Ia pikul, Yesus menanggung beban dosa dan maut. Ia membayar hukuman atas dosa kita sehingga kita dapat diampuni, didamaikan, dan ditebus, seperti yang dinubuatkan oleh nabi Yesaya (Yesaya 53:5).
Mahkota ini menjadi penobatan palsu oleh tentara Romawi. Mereka mencemooh Yesus sebagai raja orang Yahudi dan memakaikannya mahkota. Sehingga Yesus sendiri mengalami dua cobaan sekaligus, pertama berhubungan dengan kepercayaan (Yahudi), dan kedua tentang politik (Romawi).
Orang-orang Farisi dan pemimpin agama membawa Yesus ke hadapan Imam Besar (Matius 26:57-68; Markus 14:53-65; Lukas 22:66-71; Yohanes 18:12-24 ). Karena mereka tidak menemukan apa pun dalam pengajaran atau pelayanan Yesus untuk memberatkan Dia, orang-orang Farisi menggunakan 'kesaksian palsu' dari 'saksi palsu' (Matius 26:59-60 ; Markus 14:55-59).
Saat itulah Kayafas, imam besar, bertanya langsung kepada Yesus, "Apakah Engkau Mesias, Anak dari Yang Terpuji?" (Markus 14:61) bahwa Yesus menjawab, "Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasadan datang di atas awan-awan di langit." (Matius 26:63-64 ; lihat juga Markus 14:62 ; Lukas 22:67-70). Dari sini, Kitab Suci memberitahu kita bahwa "imam besar merobek jubahnya dan berkata, 'Ia telah menghujat!'" Untuk ini, orang-orang Farisi dan pemimpin agama menjawab, "Ia pantas dihukum mati!" (Matius 26:65-66).
Pilatus menemukan bahwa Yesus tidak layak mati. Orang-orang Farisi dan massa, bagaimanapun, bersikeras, menuntut penyaliban (Matius 27:23). Pilatus bertanya kepada-Nya: 'Engkaukah raja orang Yahudi?', Jawab Yesus: 'Engkau sendiri mengatakannya.' (Markus 15:2)
Material Mahkota Duri
Tidak seperti duri yang mungkin kita temukan di semak mawar. Duri yang digunakan untuk membuat mahkota Yesus pada penyaliban-Nya kemungkinan besar berasal dari pohon kurma, yang durinya sangat tebal dan sangat keras, dalam beberapa kasus tumbuh hingga dua belas inci panjangnya.
Secara medis, duri pohon kurma diketahui memiliki racun yang selain dapat menyebabkan rasa sakit yang menyiksa, peradangan, memar, dan kerusakan jaringan. Ditambah dengan penderitaan yang telah dialami Yesus karena dipukuli dan dicambuk, mahkota duri akan menyebabkan rasa sakit yang hampir tak terlukiskan saat Yesus bekerja, dengan salib berat di punggung-Nya dan mahkota duri di kepala-Nya, melalui jalan-jalan Yerusalem ke tempat di mana Dia akhirnya disalibkan. Selamat PASKAH. Tuhan Yesus Kristus memberkati.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.