Berita Samarinda Terkini
TPPS Samarinda yang Dipimpin Rusmadi Berkunjung ke Surabaya, Belajar Menurunkan Angka Stunting
Kunjungan TPPS Samarinda tersebut disambut Staf Ahli Walikota Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia Fauzie Mustaqiem Yos.
Penulis: Ata | Editor: Nur Pratama
23 persen bayi lahir sudah stunting, maka intervensi harus dimulai sebelum bayi lahir—bahkan sejak perempuan masih di usia remaja.
Gap dalam permasalahan stunting di Indonesia
8,3 juta dari 12,1 juta remaja putri tidak mengkonsumsi tablet tambah darah dan berisiko anemia
2,8 juta dari 4,9 juta Ibu hamil tidak periksa kehamilan minimal 6x
Hanya 46.000 dari 300.000 Posyandu aktif beroperasi
6,5 juta dari 22 juta balita tidak dipantau pertumbuhan dan perkembangannya
1.5 juta relawan kader belum memiliki standardisasi kemampuan
Perbedaan antara balita normal dan stunting terlihat dari sisi tinggi badan. Balita stunting terlihat lebih pendek dari balita seusianya. Namun, perbedaan yang tidak terlihat antara keduanya adalah otak anak stunting tidak terbentuk dengan baik dan dapat berdampak panjang.
Pemerintah telah berusaha melalui Gerakan Cegah Stunting dengan 5 kegiatan
Gerakan #AksiBergizi : Membentuk kebiasan olahraga, sarapan dan konsumsi tablet tambah darah untuk menurunkan anemia pada remaja di sekolah
Gerakan #BumilSehat : Meningkatkan pemeriksaan dan pengetahuan Bumil untuk meningkatkan kesehatan bumil
Gerakan #PosyanduAktif : Meningkatkan cakupan tumbuh kembang balita di Posyandu untuk deteksi dini dalam mencegah balita gizi kurang dan stunting
Gerakan #JamboreKader : Meningkatkan kapabilitas kader dalam memberikan pelayanan
Gerakan #CegahStuntingituPenting : Mengedukasi masyarakat tentang stunting dan pencegahannya melalui pesan ABCDE
Business Partner Gathering Aston Samarinda, Menawarkan Ruang Baru Serba Canggih |
![]() |
---|
Reaksi Warga Samarinda Atas Wacana Parkir Berlangganan, Minta Dishub Awasi Jukir Liar |
![]() |
---|
Besok, 100 Ribu Warga Diprediksi Padati Pawai Karnaval Budaya Nusantara di Samarinda |
![]() |
---|
Pemkot Samarinda Terapkan Aturan 'Anti-Syok', Kenaikan PBB 2025 Maksimal 25 Persen |
![]() |
---|
Soal Kenaikan PBB-P2, Akdemisi Abdul Rofik: Kalau tak Bisa, Mundur dari Walikota atau Bupati |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.