Liga Italia
50 Tahun Perayaan Scudetto, Lazio Berencana Sambut Sven-Goran Eriksson di Stadion Olimpico
Lazio berencana menyambut mantan pelatih mereka Sven-Goran Eriksson di Stadion Olimpico bulan depan dalam perayaan 50 tahun Scudetto mereka.
Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Syaiful Syafar
TRIBUNKALTIM.CO - Klub Liga Italia Serie A Lazio berencana menyambut mantan pelatih mereka Sven-Goran Eriksson di Stadion Olimpico bulan depan dalam perayaan 50 tahun Scudetto mereka.
Mantan pelatih asal Swedia yang terkenal membawa Lazio meraih berbagai penghargaan termasuk Scudetto dan dua Coppa Italia dari tahun 1997 hingga 2001, mengumumkan pada bulan Januari 2024 bahwa ia telah didiagnosis menderita kanker stadium akhir yang memberinya sisa hidup satu tahun lagi.
Berita tersebut memicu curahan dukungan dari para penggemar Lazio dan pihak lain di dunia sepak bola.
Dia disambut oleh banyak orang di Liverpool dan Benfica untuk merayakan kariernya, dan kini Lazio siap memberikan penghormatan kepada pria berusia 76 tahun itu.
Baca juga: Peluang Sven-Goran Eriksson Latih Liverpool, Fans Wujudkan Mimpi Eks Pelatih Lazio yang Idap Kanker
Seperti dilansir Il Messaggero, Lazio sedang bekerja keras menyiapkan perayaan 50 tahun Scudetto 1974 mereka, dan rencananya termasuk membawa kembali Sven-Goran Eriksson pada 12 Mei 2024 sebagai bagian dari acara tersebut.
Hal itu memungkinkan para penggemar Lazio untuk mengingat kedua gelar Liga Italia Serie A bersama-sama.

Menjelang pertandingan melawan Lecce pada bulan Januari lalu, fans Lazio mengangkat spanduk untuk mendukung mantan pelatih asal Swedia tersebut, dengan mengatakan:
"Pertempuran telah dimulai. Tuan Sven, kami bersama Anda!"
Berpikir positif meski hidup divonis tinggal setahun
Sosok Sven-Goran Eriksson yang pernah melatih Sampdoria dan Lazio sempat bekerja sebagai direktur olahraga di klub divisi tiga Swedia, IF Karlstad.
Kemudian pada Februari tahun lalu, Eriksson yang kini berusia 76 tahun mengundurkan diri karena masalah kesehatan.
Ia menyebut masalah kesehatannya itu sebagai sesuatu yang sulit dijelaskan.
Belakangan, dalam wawancara dengan radio Swedia P1, Eriksson mengungkapkan bahwa saat ini ia sedang berjuang melawan penyakit kanker.
Eriksson yang juga pernah menangani Timnas Inggris bahkan mengaku harapan hidupnya tinggal setahun lagi.
"Semua orang mengerti bahwa saya sedang tidak sehat, mereka membayangkan itu adalah kanker dan memang benar," kata Eriksson, dikutip dari Football Italia.
Baca juga: Sahabat Ungkap Rutinitas Eks Pelatih Lazio Sven-Goran Eriksson Usai Divonis Sisa Hidup 1 Tahun
"Saya harus berjuang selama saya bisa. Dalam skenario kasus terbaik, (harapan hidup) satu tahun atau bahkan lebih, paling buruk bahkan kurang dari itu."
"Pada kenyataannya tidak ada yang bisa memastikannya, lebih baik tidak memikirkannya," tutur sosok kelahiran Sunne tersebut.

Eriksson menceritakan, ia pernah tiba-tiba pingsan ketika sedang berlari dengan jarak 5 kilometer.
Setelah melakukan pemeriksaan, ia dinyatakan terkena stroke dan memiliki tumor.
"Saya tiba-tiba pingsan ketika sedang berlari sejauh 5 kilometer."
"Setelah konsultasi medis, saya mengetahui bahwa saya terkena stroke dan saya sudah memiliki tumor. Saya tidak tahu berapa lama, mungkin sebulan, mungkin setahun," ucap Eriksson.
Baca juga: Ingat Sven-Goran Eriksson? Eks Pelatih Lazio Peraih Scudetto Kini Putuskan Menjauh dari Sepak Bola
Meski divonis menderita kanker dan harapan hidupnya tidak lama lagi, Eriksson tetap berpikir positif.
"Anda bisa mengelabui otak Anda. Berpikir positif dan melihat segala sesuatunya dengan cara yang terbaik, jangan tersesat dalam kesulitan."
"Ini jelas merupakan yang terbesar dari semuanya, tetapi tetap mendapatkan sesuatu yang baik dari pengalaman ini," ucap Eriksson.
Profil Sven-Goran Eriksson
Nama Sven-Goran Eriksson mulai tenar di dunia sepak bola pada era 90an hingga awal 2000an.
Selama kurun waktu tersebut, Sven-Goran Eriksson malang melintang melatih klub Liga Italia Serie A, hingga beberapa tim nasional.
Pelatih asal Swedia itu pertama kali tiba di Italia pada 1984, menghabiskan tiga tahun bersama klub AS Roma.
Setelah itu, dia menghabiskan dua musim bersama Fiorentina sebelum berangkat ke Benfica, di mana dia menghabiskan tiga tahun.
Eriksson kembali ke Liga Italia Serie A pada tahun 1992, memimpin Sampdoria.
Selanjutnya pindah ke Lazio pada tahun 1997, di mana dia membawa klub tersebut meraih Scudetto kedua mereka.

Semasa aktif di dunia sepak bola, Sven-Goran Eriksson dikenal sebagai pelatih bertangan dingin.
Ketika membawa Lazio Scudetto, dia juga terpilih sebagai pelatih terbaik Serie A untuk musim 1999-2000.
Eriksson memenangkan sejumlah penghargaan besar di semenanjung Italia, termasuk Scudetto, empat Coppa Italia, dan dua Supercoppa Italiana.
Baca juga: Kata Igor Tudor Usai Debut Manis di Lazio Gantikan Sarri, Juventus Korban Pertama
Setelah meninggalkan Lazio pada 2001, pelatih asal Swedia itu menghabiskan lima tahun bertugas menangani Timnas Inggris, mengawasi dua Piala Dunia dan Piala Eropa 2004.
Dia juga sempat menukangi Manchester City, Timnas Meksiko, Timnas Pantai Gading, Leicester City, hingga Timnas Filipina.
Biodata Sven-Goran Eriksson
Tanggal kelahiran: 5 Februari 1948
Tempat kelahiran: Torsby, Swedia
Umur: 75 tahun
Kewarganegaraan: Swedia
Avg. syarat sebagai pelatih: 2,15 Tahun
Lisensi Kepelatihan: Lisensi Pro UEFA
Riwayat Klub:
- IF Karlstad Fotboll - Direktur Olahraga (2022-2023)
- IF Karlstad Fotboll - Penasihat (2022)
- Timnas Filipina - Pelatih Kepala (2018-2019)
- Shenzhen FC - Pelatih Kepala (2016-2017)
- Shanghai SIPG - Pelatih Kepala (2014-2016)
- Guangzhou R&F - Pelatih Kepala (2013-2014)
- Al-Nasr SC - Direktur Sepak Bola (2013)
- BEC Tero Sasana - Direktur Sepakbola (2012)
- Leicester City - Pelatih Kepala (2010-2011)
- Timnas Pantai Gading - Pelatih Kepala (2010)
- Notts County - Direktur Sepak Bola (2009-2010)
- Timnas Meksiko - Pelatih Kepala (2008-2009)
- Manchester City - Pelatih Kepala (2007-2008)
- Timnas Inggris - Pelatih Kepala (2001-2006)
- Lazio - Pelatih Kepala (1997-2000)
- Sampdoria - Pelatih Kepala (1992-1997)
- Benfica - Pelatih Kepala (1989-1992)
- Fiorentina - Pelatih Kepala (1987-1989)
- AS Roma - Pelatih Kepala (1984-1987)
- Benfica - Pelatih Kepala (1982-1984)
- IFK Goteborg - Pelatih Kepala (1979-1982)
- Degerfors IF - Pelatih Kepala (1977-1978)
Gelar:
- Scudetto Liga Italia Serie A - Lazio (1999/00)
- UEFA Supercup Winner - Lazio (1999/00)
- UEFA Cup Winner - IFK Goteborg (1981/82)
- Europapokal der Pokalsieger - Lazio (1998/99)
- Coppa Italia - Lazio (1999/00), Lazio (1997/98), Sampdoria (1993/94), AS Roma (1985/86)
- Supercoppa Italiana - Lazio (2000/01), Lazio (1998/99)
- Juara Liga Portugal - Benfica (1990/91), Benfica (1983/84), Benfica (1982/83)
- Piala Portugal - Benfica (1982/83)
- Piala Super Portugal - Benfica (1989/90)
- Juara Liga Swedia - IFK Goteborg (1981/82)
- Piala Swedia - IFK Goteborg (1981/82), IFK Goteborg (1978/79).
(tribunkaltim.co/ful)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Daftar Pemain yang Menolak Diuangkan AC Milan, Ismael Bennacer Ogah Main di Liga Arab |
![]() |
---|
Burnley vs Lazio, Pasukan Sarri Siap Kenakan Jersey Ketiga, Bagaimana Penampakannya? |
![]() |
---|
Napoli dan AC Milan Sama-sama Kedatangan Legenda, Ini Perbandingan De Bruyne dengan Luka Modric |
![]() |
---|
4 Pemain Menolak Dijual AC Milan, Ada Alessandro Nesta-nya Jerman Hingga Gelandang Prancis |
![]() |
---|
AC Milan Siaga 1 Menanti Kepastian Masa Depan Federico Chiesa di Liverpool |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.