Pilkada Kaltim 2024
Ada PR di Balikpapan! Peta Kemenangan Isran Noor 2018 dan 3 Titik Lumbung Suara Pilgub Kaltim 2024
Saat ini, sudah ada 4 nama yang mengemuka maju sebagai kandidat calon Gubernur di Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada Kaltim 2024.
TRIBUNKALTIM.CO - Saat ini, sudah ada 4 nama yang mengemuka maju sebagai kandidat calon Gubernur di Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada Kaltim 2024.
4 nama itu yakni, Isran Noor (Gubernur Kaltim periode 2018 - 2024), Rudy Masud (anggota DPRI RI), Mahyudin (Wakil Ketua DPD RI), dan Andi Harun (Walikota Samarinda).
Sejauh ini, sudah ada 2 nama yang cukup siap, yakni Isran Noor akan maju lewat jalur independen, dan Rudy Masud yang sudah mendapatkan surat 'mandat" dari DPP Golkar.
Pengamat Politik sekaligus Akademisi dari Universitas Mulawarman, Budiman, mengungkap bahwa ada sejumlah faktor yang bisa menjadi penentu kemenangan di Pemilihan Gubernur Kaltim atau Pilgub Kaltim 2024.
Baca juga: Alasan Pengamat Sebut Restu Rita Widyasari Bisa jadi Penentu Siapa Pemenang Pilgub Kaltim 2024
"Untuk memenangkan Kaltim ini simple. Simple-nya bagaimana? Siapa bisa menguasai Samarinda, Kukar, dan Balikpapan, siapa bisa menguasai tiga (wilayah) ini, itulah pemenangnya," ujar Pengamat Politik sekaligus Akademisi dari Universitas Mulawarman, Budiman, saat menanggapi hasil rekapitulasi suara partai dan calon legislatif Pemilu 2024, Rabu (12/3/2024) lalu.
"Karena kenapa? Hampir 70 persen Daftar Pemilih Tetap (DPT) ada disitu, ibarat kata Golkar kuasai Balikpapan, Samarinda Gerindra, Kukar dikuasai PDIP," ucap Budiman.
Sebagai informasi, sesuai hasil rekapitulasi KPU untuk Kaltim, Partai Golkar berada di posisi tertinggi dengan 538.147 suara.
Di posisi kedua Partai Gerindra dengan perolehan suara 307.259.
Selain itu, PDIP juga mendapat perolehan suara sebesar 252.714.
Kemudian Partai NasDem berada di posisi keempat dengan 227.803, disusul PKS yang mendapat suara 145.538 di posisi kelima.
Di Kabupaten Kutai Kartanegara misalnya, PDIP mendominasi dengan 115.102 suara terpaut tipis dari Golkar yang mendapat 93.197 suara.
Namun ketika melihat Kota Balikpapan, Golkar sangat mendominasi dengan 126.953 suara sementara PDIP dengan 38.915.
Namun dua partai ini, di 8 Kabupaten/Kota lainnya masih mempunyai kans mendulang suara kecuali di Mahulu-Kubar yang mana PDIP bersaing dengan Gerindra.
Begitu pula di Ibu Kota Kaltim, Samarinda.

Kedua partai ini juga mendominasi perolehan Pileg tingkat provinsi di bawah Partai Gerindra (104.250 suara), Golkar mengantongi 94.690 suara, sedangkan PDIP 56.240 suara.
Sebenarnya lebih bahaya lagi, jika pada kontestasi Pilkada Kaltim mendatang jika kuning dan merah bersatu.
Menurut Budiman, ini bisa saja terjadi, meski kemungkinan ini sangatlah kecil melihat hubungan antara pembesar Golkar maupun PDIP di Kaltim, apalagi di kancah perpolitikan nasional.
Namun demikian, apapun bisa saja terjadi, kata Budiman, melihat PDIP juga belum memiliki tokoh yang akan menjadi kandidat untuk disorong ke KT 1.
"Jika bergabung (koalisi), dua partai ini (Golkar-PDIP) bisa kuasai Kukar dan Balikpapan. Ada (peluang) dalam politik segala sesuatu mungkin, tetapi apakah cerdas, pintar dan jeli melihat itu, kalau boleh dikata, petahana sudah bergerak. Kalau ini disatukan, petahana punya lawan sengit," kata Budiman.
Masih ada faktor lain sebenarnya untuk memenangkan konstestasi KT 1 menurut Budiman.
Ia menyebut ada tabungan suara dari Bupati Kukar terdahulu yakni Syaukani HR dan anaknya Rita Widyasari yang belum tersentuh.
Artinya, Rita Widyasari juga bisa menjadi penentu dalam memberi restu calon Gubernur mendatang, karena ia pun tak bisa ikut dalam kontestasi.
Tentunya Rita Widyasari yang kini masih mendekam di jeruji besi, juga masih punya segi 'magis' untuk ikut memberi dukungan ke salah satu calon nantinya di Pilkada.
"Menarik sebetulnya untuk ditelusuri, karena pemilih fanatik Kaltim sebagian besar juga yang memilih Syaukani dan Rita dengan tabungan masa lalunya, yang mengakar (dukungan) intinya," kata Budiman.
Baca juga: Terbaru Hasil Survei Pilkada Jawa Timur 2024, Risma dan Cak Imin Jadi Penantang Serius Khofifah
Peta Kemenangan Isran Noor di Pilkada Kaltim 2018
Komisi Pemilihan Umum telah mengumumkan hasil rekapitulasi suara dari sejumlah pemilihan kepala daerah (pilkada), termasuk Pilkada Kalimantan Timur bulan Juli 2018 lalu.
Dari hasil rekapitulasi KPU, pasangan Isran Noor-Hadi Mulyadi dinyatakan sebagai pemenang dengan perolehan suara 417.711 suara (31,33 persen).
Posisi kedua ditempati pasangan Rusmadi-Safaruddin dengan 324.226 suara (24,32 persen).
Sementara, pasangan Syaharie Jaáng-Awang Ferdian di posisi ketiga dengan perolehan 302.987 suara (22,73 persen), dan pasangan Andi Sofyan H-M Rizal Effendi dengan 288.166 suara (21,62 persen).
Bagaimana peta kemenangan masing-masing pasangan ini?
Berikut infografik Kompas.com yang menggambarkan peta kemenangan masing-masing pasangan di kabupaten/kota di Kalimantan Timur:
Perolehan Suara Isran Noor - Hadi Mulyadi

Sebaran Suara

Mahyudin Maju Lewat Jalur Independen atau Parpol?
Langkah politik Mahyudin masih menjadi pertanyaan besar, apakah maju lewat jalur independen atau mendaftar ke partai politik (parpol).
Berbeda dengan dua figur lainnya, Isran Noor atau Rudy Mas'ud, Mahyudin berencana membuat tim besar dalam menyambut Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2024.
Beberapa partai yang telah membuka pendaftaran seperti Demokrat, PDI Perjuangan, PKB, hingga Golkar di tingkat provinsi kini menjadi incaran Mahyudin.
Baca juga: Sirajuddin Mahmud Jadi Saksi Kasus Korupsi Gereja, Dana Rp500 Juta dan Pencalonan Pilkada Diungkit
Relawannya yang tengah bergerak mengumpulkan KTP tentu bisa direkrut menjadi tim ketika Mahyudin benar telah mendapat perahu dalam Pilgub 2024 mendatang.
"Kita paralel ya, ada juga relawan yang telah mengumpulkan KTP. Kita maunya tim besar dan tetap melobi di parpol-parpol, harapannya lebih ringkas, mudah administrasinya daripada independen. Kita akan mendaftarkan diri di parpol yang buka, mendapat perahu, parpol juga jaringannya hingga daerah sehingga relawan juga bergabung membentuk suatu tim besar," ungkapnya, Rabu (17/4/2024).
Parpol yang belum ada figur calon juga jadi target Mahyudin, kecuali Golkar yang telah mengusung Rudy Mas'ud.
Meski peluangnya kecil, mantan bupati Kutai Timur (2003-2005) ini tetap optimis karena semua peluang masih terbuka.
Jika melobi partai lain tentunya butuh 12 kursi untuk bisa memajukan dirinya sebagai bakal calon gubernur.
"Kalau melobi di luar Partai Golkar kan ada beberapa partai seperti PAN, PKB, PKS, NasDem, Demokrat, banyak partai kan. Kita mulai mendaftarkan diri ke parpol yang membuka pendaftaran," jelasnya.
Disinggung terkait Golkar yang membuka pendaftaran hanya untuk wakil gubernur saja, karena calon tunggal yang diusung yakni Rudy Mas'ud, Mahyudin mengetahui informasi tersebut.
Setahunya, calon kuatnya memang Rudy Mas'ud, tetapi ia mengenal Golkar merupakan partai yang sangat realistis.
Jika bertanding pasti ingin menang, sehingga acuan survei juga bakal menjadi penentu untuk siapa yang akan diusung nantinya.
"Jika Golkar berminat (meminang) tentu potensinya ada, harus ada pembicaraan lagi, berdiskusi panjang untuk menentukan siapa nomor satu dan duanya," ungkap Mahyudin.
Terkait relawannya yang bergerak untuk pemenuhan persyaratan dukungan paslon independen, Mahyudin mengatakan bahwa tengah berusaha maksimal untuk dapat memenuhi hal tersebut.
Merujuk pasal 41 ayat 1 dan ayat 2 UU 10/2016 diatur persentase batasan pemenuhan dukungan mengacu jumlah daftar pemilih tetap (DPT) pada pemilu sebelumnya.
Pemilu sebelumnya, Pileg 2024 pada Februari lalu, menurut KPU bahwa jumlah DPT Kaltim sebesar 2.778.644 sehingga persentase pemenuhan syarat merujuk UU 10/2016 sebesar 8,5 persen.
Artinya, jumlah dukungan perlu dikumpulkan paslon independen sekitar 236.185 dukungan berupa KTP elektronik.
Tak hanya itu, dukungan itu harus tersebar minimal di enam dari 10 kabupaten/kota se-Kaltim.
"Optimis bisa tercapai, ada cara kerja kita. Pengumpulan KTP tim akan mengumpulkan di Kabupaten/Kota baik itu direct langsung maupun fasilitas online, insya Allah, akan jalankan minggu ini. Akan menyampaikan ke masyarakat link online-nya, sehingga dengan kesadaran dan kemauan mereka menyampaikan dukungannya, meng-upload KTP-nya. Saya kira cara ini lebih cepat dan satu bulan kira-kira sudah rampung," pungkasnya. (*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.