Berita Balikpapan Terkini
Toko Satoedjoan Ajak Pelanggannya Bernostalgia ke Tahun 2000-an
Di masa sekarang, tak jarang budaya masyarakat berkiblat ke era sebelum milenium. Tepatnya, gaya jadul (jaman dahulu) khas tahun 80-90an
Penulis: Ardiana | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Di masa sekarang, tak jarang budaya masyarakat berkiblat ke era sebelum milenium. Tepatnya, gaya jadul (jaman dahulu) khas tahun 80-90an. Mulai dari gaya hidup, mode, musik, hingga konsep kuliner.
Seiring dengan perkembangan budaya tersebut, toko Satoedjoan hadir sejak 2023 lalu dengan konsep vintage.
Hal ini juga terlihat dari nama warung kopi tersebut yang menggunakan ejaan lama.
Melalui pantauan Tribunkaltim.co di lapangan, warung kopi berkapasitas 50 orang itu menghadirkan barang-barang vintage seperti mesin ketik, telepon rumah jadul, hingga khiasan khas Chinese.
Termasuk juga foto presiden dan wakil presiden tahun 1999 hingga 2001, Abdurrahman Wahid (Gusdur) dan Megawati.
"Berdiri pertama kali di Jalan Belibis, no.110 dan memang dengan konsep lawas, tapi gak sedetail sekarang. Setelah 8 bulan, baru pindah," jelas Owner Toko Satoedjoan, Vino, Sabtu (11/5/2024).
Baca juga: 8 Rekomendasi Kuliner Indonesia di Balikpapan Spot Estetik dan Cocok Untuk Lokasi Kumpul Keluarga
Baca juga: Hadir saat Pandemi Covid-19 Melanda, UMKM Buen Kanam Produksi Beragam Camilan Jadul nan Sehat
Warung kopi yang terletak di kawasan Jalan Serindit, Gunung Bahagia, Balikpapan Selatan itu terinspirasi dari warung kopi di kota Surabaya.
Uniknya, Toko Satoedjoan menghadirkan ciri khas Jawa, Sumatera dan Chinese, baik dari segi interior maupun menunya.
Siapa sangka, baik generasi muda maupun generasi X mampir untuk nongkrong. Tak jarang pula, mereka mampir sembari menunggu pencucian kendaraan roda 2-nya di Alor Pantar.
"Aku terinsipirasi dari sana memang. Dari ornamennya," ucapnya.
"Semenjak buka cukup rame. Apalagi hari Rabu gaul dan malam Minggu, dan tentu naik turun grafik ramenya," lanjutnya.
Lebih lanjut, Vino membeberkan, Satoedjoan diambil dari 2 makna, yakni "Satu Tujuan" dan "Setujuan". Nama ini mengarah pada tujuan owner dan pengelola kafe tersebut untuk membuat Satoedjoan.
"Ada dua makna. Satu tujuan dan setujuan. Jadi, pemilik dan pengelolanya satu tujuan, yaitu membangun kedai ini karena emang senang bikin konsep disini," jelas Pengelola Toko Satoedjoan, Malik.
Baca juga: Gara-gara Unggah Foto Jadul di Medsos, Ridwan Kamil Dianggap Ditipu Laporan Anak Buahnya
Uniknya, warung kopi yang buka mulai pukul 10.00 hingga 24.00 Wita ini menyajikan menunya dengan cara tradisional. Bahkan, menu kopi Satoedjoan disajikan dengan sederhana dan tidak menggunakan mesin kopi.
"Apalagi karena keterbatasan modal. Aku gak perlu beli mesin kopi lagi, dan menurutku mainstream. Makanya, disini penyajian dan pengolahannya pakai cara tradisional. Gak pakai mesin kopi. Cuma disiram air panas," pungkasnya. (*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya
Atlet Softball Balikpapan Charisma Azizah Dipanggil Seleknas SEA Games 2025 |
![]() |
---|
Polresta Balikpapan Gagalkan Peredaran 11 Paket Sabu di Graha Indah |
![]() |
---|
Residivis Sabu Balikpapan Ditangkap Lagi, Polisi Masih Kejar Pemasok |
![]() |
---|
Brimob Polda Kaltim Coret Tiga Anggota Indisipliner, 12 Personel Berprestasi Diganjar Penghargaan |
![]() |
---|
Santri di Balikpapan Didorong Jadi Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.