Amalan dan doa

Keutamaan Puasa Arafah Menjelang Hari Raya Idul Adha 2024 Menurut Ustaz Adi Hidayat

Sebelum merayakan Hari Raya Idul Adha, umat muslim disunnahkan melaksanakan puasa Arafah.

Editor: Nur Pratama
Tribunnews.com/YouTube Ustadz Adi Hidayat
Ustaz Adi Hidayat menjelaskan tentang keutamaan puasa Arafah menjelang Hari Raya Idul Adha 2024. 

TRIBUNKALTIM.CO - Setiap muslim sebelum merayakan Hari Raya Idul Adha 1445 H disunnahkan melaksanakan puasa Arafah.

puasa Arafah sendiri adalah puasa yang dilakukan menjelang Hari Raya Idul Adha dan dilakuan tepat sesudah melaksanakan puasa Tarwiyah.

Lantas apa itu puasa Arafah sebenarnya ?

puasa Arafah merupakan puasa sunnah yang dilaksanakan pada tanggal 9 Zulhijah atau sehari sebelum hari raya Idul Adha.

Pada tanggal tersebut orang-orang yang sedang berhaji melakukan kegiatan wukuf di Arafah.

Baca juga: Kapan Puasa Tarwiyah dan Arafah 2024? Lengkap Bacaan Niat dan Doanya

Dan untuk kaum muslimin yang tidak sedang berhaji maka disunnahkan untuk puasa Arafah pada hari itu.

Oleh karena itu disebutlah dengan puasa Arafah karena bersamaan dengan pelaksanaan wukuf di padang Arafah.

Pelaksanaan puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Zulhijah sesuai dengan terlihatnya hilal (awal bulan) di negara masing-masing.

Pelaksaan tersebut tepat sehari sebelum pelaksanaan shalat idul adha dan kurban.

Pada Tahun ini puasa Arafah dilaksanakan pada 9 Dzulhijjah 15 Juni 2024

Sebenarnya ada perbedaan pendapat tentang pelaksaan puasa Arafah apakah menyesuaikan tempat dan waktu ketik wukuf di Arafah atau sesuai dengan negara masing-masing.

Namun yang lebih kuat adalah sesuai dengan terlihatnya hilal di negara masing-masing.

Dalilnya yaitu di tahun ke 2 H,3 H,4 H dan 5 H Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat telah melaksanakan puasa tanggal 9 dzulhijjah tanpa ada seorang pun yang melaksanakan wukuf di Arafah.

Saat disyari’atkan, puasa Arafah tidak dikaitkan dengan peristiwa wukuf di Arafah. (lihat Zaadul Ma’aad II/101 oleh Imam Ibnu Qayyim, Fathul Baari III/442 oleh al-Hafizh Ibnu Hajar dan Subulus Salam I/60 oleh Imam ash-Shon’ani).

Syaikh Abdurrahman Al Juzairi dalam Fiqih Empat Madzhab menjelaskan tentang puasa Arafah ini :

“Di antara puasa yang dianjurkan adalah puasa hari Arafah, yaitu berpuasa pada tanggal sembilan Dzulhijjah. Namun puasa ini hanya khusus dilakukan oleh selain jamaah haji saja, sedangkan untuk para jamaah haji maka para ulama berbeda pendapat mengenai hukumnya.”

Hukum dari puasa Arafah adalah sunnah muakkadah (sangat dianjurkan) bagi kaum muslimin yang sedang tidak menjalankan ibadah haji.

Untuk yang sedang mengerjakan ibadah haji, maka tidak ada keutamaan apapun untuk puasa Arafah.

Dari Ikrimah, ia mengatakan: “Aku masuk ke rumah Abu Hurairah lalu bertanya tentang puasa hari Arafah bagi (jamaah haji yang sedang) di Arafah.” Lalu Abu Hurairah menjawab, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melarang puasa hari Arafah di Arafah” (HR. Ibnu Majah dan Ahmad) (2)

“Dari Ummul Fadhl binti Al Harits, bahwa orang-orang berbantahan di dekatnya pada hari Arafah tentang puasa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagian mereka mengatakan, ‘Beliau berpuasa.’ Sebagian lainnya mengatakan, ‘Beliau tidak berpuasa.’ Maka Ummul Fadhl mengirimkan semangkok susu kepada beliau, ketika beliau sedang berhenti di atas unta beliau, maka beliau meminumnya.” (HR. Bukhari no. 1988 dan Muslim no. 1123).

Kata Imam Tirmidzi bahwa ulama memandang puasa Arafah merupakan sunnah bagi orang yang tidak berhaji, dan tidak disunnahkan untuk orang yang berhaji.

Menurut Syaikh Musthofa Al Bugho dan Muhyidin Wistu tidak disunnahkan untuk yang berhaji karena menyebabkan badan lemah dan amalan ibadah ketika wukuf di Arofah menjadi terganggu.

Selain itu, terdapat pula puasa Tawiyah yaitu puasa yang dilaksanakan 8 Zulhijah atau sehari sebelum puasa Arafah.

Namun hukumnya adalah sunnah ghairu muakkadah atau tidak begitu dianjurkan bagi kaum muslimin yang tidak berhaji.

Tata Cara dan Niat puasa Arafah

Untuk niat puasa Arafah sebenarnya tidak ditemui di berbagi hadits tentang pelafalannya.

Rasulullah dan para sahabat melaksanakan puasa Arafah tanpa melafalkan niat.

Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu menjelaskan bahwa semua ulama sepakat bahwa tempat niat adalah hati.

Melafalkan niat bukanlah syarat, namun ia disunnahkan oleh jumhur ulama selain mazhab Maliki dengan maksud membantu hati dalam menghadirkan niat.

Sedangkan menurut mazhab Maliki, yang terbaik adalah tidak melafalkan niat karena tidak ada sumber dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Keutamaan puasa Arafah

Pendakwah Ustaz Adi Hidayat menjelaskan keutamaan puasa Arafah Idul Adha sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW.

Dipaparkan Ustaz Adi Hidayat, puasa Arafah memiliki nilai pahala yang sangat besar bagi umat Islam yang menjalankannya.

Ustaz Adi Hidayat menjabarkan ganjaran pahala puasa Arafah adalah Allah akan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya setahun lalu.

Kini umat muslim telah memasuki bulan Zulhijjah, yakni bulan kedua belas dalam kalender hijriyah.

Diketahui, Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Kurban atau juga Hari Raya Haji dirayakan setiap 10 Zulhijjah.

Ada sejumlah puasa sunnah yang dianjurkan di 10 awal Zulhijjah bagi umat Islam, di antaranya puasa Arafah.

puasa Arafah jatuh pada 9 Zulhijjah di tahun Hijriyah, yakni hari ketika jamaah haji sedang melaksanakan wuquf di Arafah. puasa ini sangat dianjurkan bagi mereka yang tidak sedang menunaikan ibadah haji.

Ustaz Adi Hidayat menjelaskan keutamaan yang didapatkan umat muslim kala menunaikan puasa Arafah adalah sangat besar pahalanya.

"Menggugurkan dosa setahun ke belakang, tidak disebutkan kecil atau besar. Artinya jangankan yang kecil dosa besar pun berpeluang untuk diampuni," jelas Ustaz Adi Hidayat dilansir Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Ceramah Pendek.

Meski demikian, tidak semua umat muslim yang mengerjakan puasa Arafah mendapatkan pahala tersebut.

Syaratnya adalah bagi yang mengerjakan puasa Arafah harus sesuai dengan sunnahnya.

Ustaz Adi Hidayat mengungkapkan nama Arafah bukan untuk menginformasikan waktu, namun cenderung kepada cara yang dilakukan dalam berpuasanya.

"Berpuasalah Anda di hari sebelum Idul Adha itu seperti orang wukuf di Arafah, Orang wukuf pertama kali aktivitasnya taubat, maka saat Anda puasa Arafah isi dengan taubat, kenali kekurangan diri Anda," papar Ustaz Adi Hidayat.

Karena itu Ustaz Adi Hidayat mengimbau agar memperbanyak mengingat kesalahan yang telah diperbuat lalu beristighfar memohon ampun di kala puasa Arafah.

"Hal itu yang dimaksudkan, Anda beristighfar mengingat dosa-dosa, dosanya akan gugur minimal setahun ke belakang," tutur Ustaz Adi Hidayat.

Adapun cara mengerjakan puasa Arafah, serupa dengan puasa sunnah lainnya, diawali niat, disunnahkan sahur di sepertiga malam, dan diakhiri berbuka pada waktu maghrib tiba.

Untuk durasinya, sama seperti puasa pada umumnya, yaitu dari mulai terbit fajar sampai terbenamnya matahari.

Selama durasi tersebut ia mesti mencegah dari hal-hal yang membatalkan puasa sebagaimana puasa-puasa lain.

puasa sunnah lainnya di bulan Zulhijjah selain puasa Arafah adalah pada tanggal satu sampai sembilan Zulhijjah. Khusus tanggal delapan dinamakan puasa Tarwiyah.

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya

Artikel ini telah tayang di TribunWow.com dengan judul Jadwal Pelaksanaan Puasa Dzulhijjah, Arafah, Tarwiyah Jelang Hari Raya Idul Adha 17 Juni 2024, 

Artikel ini telah tayang di TribunnewsWiki.com dengan judul : Mengenal Puasa Arafah, Puasa Sunnah Menjelang Idul Adha yang Bisa Gugurkan Dosa Setahun Lalu

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved