Amalan dan doa
6 Keistimewaan Berkurban dan Dilengkapi 7 Amalan Sunnah Sebelum Mengerjakan Sholat Idul Adha
Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Haji disebut pula Hari Raya Kurban, itulah sebabnya umat islam dianjurkan berkurban.
TRIBUNKALTIM.CO - Sebentar lagi umat muslim akan memasuki Hari Raya Idul Adha atau hari raya kurban 1445 H.
Ummat muslim yang mampu disunnahkan menyembelih hewan kurban. Ustaz Abdul Somad menjelaskan keistimewaan orang yang berkurban.
Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Haji disebut pula Hari Raya Kurban, itulah sebabnya umat islam dianjurkan berkurban.
Hari Raya Idul Adha dirayakan pada 10 Dzulhijah setiap tahunnya dalam sistem kalender Islam.
Apa keistimewaan orang yang berkurban?
Ustadz Abdul Somad menjelaskan hewan kurban nanti akan datang pada hari kiamat dengan tanduknya, bulunya, dan kukunya.
Baca juga: 3 Amalan Sunnah Menyambut Datangnya Hari Raya Idul Adha 2024 yang Dicontohkan Rasulullah SAW
"Kenapa tidak disebut daging dan tulang, justru disebut tanduk, kuku, dan bulu? Karena tanduk, kuku, dan bulu adalah sampah yang dibuang, yang dibuang saja nanti akan datang bersaksi bahwa kau sudah beribadah apalagi dagingnya, tulangnya lemaknya, kulitnya maka semuanya kan bersaksi bahwa engkau sudah beribadah, patuh, tunduk kepada Allah," jelas Ustadz Abdul Somad dari kanal youtube semuthitamTV.
Maka keistimewaan orang yang berkurban adalah hewan kurban meliputi seluruh anggota tubuh dan organnya akan bersaksi atas ibadah yang dilakukan di akhirat kelak.
Nabi Muhammad SAW menuntun umatnya agar memilih hewan kurban yang cukup umur, jenis kambing kampung berumur tiga tahun, kambing domba berumur dua tahun, sedangkan unta masuk tahun kelima.
"Jangan berikan binatang cacat, matanya buta, hubungannya jika mata buta tidak dapat melihat rumput yang bagus maka dagingnya tidak gemuk, tidak, enak, dan tidak berkualitas," terangnya.
Kemudian dianjurkan bagi yang berkurban memakan sebagian daging kurbannya, yang paling afdhol dimakan adalah hatinya.
Ia menambahkan, itulah yang makanan pertama yang afdhol dimakan di tanggal 10 Dzulhijah.
Namun, makan tersebut dilakukan setelah selesai shalat Idul Adha. Inilah perbedaan Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, dimana ketika ingin shalat Idul Fitri disunnahkan makan terlebih dahulu.
Sedangkan Hari Raya Idul Adha, selepas subuh disunnahkan tak makan, pergi ke mesjid shalat ied, selepas shalat pulang dan menyembelih hewan kurban, makanan pertama yang dimakan adalah hati hewan kurban tersebut.
Setelah mengambil bagian hati dan menyantapnya, sisa daging lainnya dibagikan ke penduduk sekitar terutama yang fakir miskin dan kaum dhuafa.
Sunnah-sunnah lainnya berdasarkan ajaran Nabi Muhammad SAW, bagi yang ingin berkurban dilarang untuk mencukur bulu atau rambut yang ada di badan dan menggunting kuku.
Larangan tersebut berlaku pada 1- 10 Zulhijah dan dihukumi sunnah atau tidak wajib.
"Hal tersebut bertujuan semacam terapi yang diajarkan Nabi Muhammad SAW, dari tanggal 1-0 Zulhijah semua rambut dan kuku panjang, pada pagi harinya tanggal 10 semua dicukur dan digunting, maka akan memunculkan semangat baru," paparnya.
Menyembelih sendiri hukumnya sunnah, kalaupun diwakilkan kepada orang lain misalnya panitia kurbannya hukumnya sah.
Memakan sedikit daging kurban sunnah, sedangkan tak bisa memakan karena alergi atau penyakit tertentu tetap sah, lalu bagikan ke orang yang membutuhkan di sekitar tempat tinggal.
"Maka orang Islam mesti kaya, bagaimana umat muslim bisa berkurban harga sapi Rp 2,5 juta per ekor. Jadi orang Islam bekerja itu tujuannya supaya bisa berkurban, lawan hawa nafsu supaya tidak muncul sifat kikir dan pelit," tukasnya.
Keistimewaan berkurban di Hari Raya Idul Adha adalah sebagai berikut:
1. Amalan yang Disukai Allah Swt
Berkurban di Hari Raya Idul Adha adalah salah satu amalan yang paling disukai Allah SWT sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh al-Tarmidzi, Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
"Aisyah menuturkan dari Rasulullah Shallallâhu Alaihi Wasallam bahwa beliau bersabda: Tidak ada suatu amalan yang dikerjakan anak Adam (manusia) pada hari raya Idul Adha yang lebih dicintai oleh Allah dari menyembelih hewan. Karena hewan itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, dan kuku-kuku kakinya. Darah hewan itu akan sampai di sisi Allah sebelum menetes ke tanah. Karenanya, lapangkanlah jiwamu untuk melakukannya," (Hadits Hasan, riwayat al-Tirmidzi: 1413 dan Ibn Majah: 3117)
2. Mengikuti Sunnah Nabi
Dalam hadis riwayat Aisyah. Rasulullah bersabda:
من ذَبَحَ قَبلَ الصَّلاةِ فَإِنَّمَا يَذْبَحْ لنفْسِهِ، وَ مَنْ ذَبَحَ بَعْدَ الصَّلاةِ فَقَدْ ثم نسكه و أصاب سنة المسلمين
(رواه البخاري ومسلم)
Artinya: "Barang siapa yang menyembelih (hewan kurban) sebelum shalat Idul Adha, maka sesungguhnya ia menyembelih untuk dirinya sendiri (dalam riwayat yang lain, maka hendaklah ia mengulanginya). Dan barang siapa yang me- nyembelihnya setelah shalat Idul Adha, maka telah sempurnalah ibadahnya. dan perbuatannya itu telah sesuai dengan sunnah kaum muslimin." (HR. Al- Bukhari dan Muslim)
3. Nabi Muhammad SAW Berkurban
“Nabi Muhammad SAW berkurban dengan dua kambing gemuk dan bertanduk. Saya melihat Nabi Saw. meletakkan kedua kakinya di atas pundak kambing tersebut, kemudian Nabi Saw. membaca basmalah, takbir dan menyembelih dengan tangannya sendiri.” (HR Bukhari)
4. Ancaman bagi Umat Muslim yang tidak mau berkurban, Padahal Mampu
“Barangsiapa mendapatkan kelapangan tetapi tidak berkurban, maka janganlah dia mendekati tempat salat kami.” (HR. Imam Ahmad dan Ibnu Majah)
Selain hadist, terdapat dalil keutamaan berkurban lainnya dari Al Qur'an.
1. Mendekatkan diri pada Allah
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ
“Maka laksanakanlah sholat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah).” (QS. Al-Kautsar: 2)
2. Bentuk taqwa kepada Allah
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنسَكًا لِّيَذْكُرُوا۟ ٱسْمَ ٱللَّهِ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُم مِّنۢ بَهِيمَةِ ٱلْأَنْعَٰمِ ۗ فَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَٰحِدٌ فَلَهُۥٓ أَسْلِمُوا۟ ۗ وَبَشِّرِ ٱلْمُخْبِتِينَ
“Dan bagi tiap-tiap umat telah kami syariatkan penyembelihan (qurban) supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan yang Maha Esa, karena itu berserahdirilah kamu kepada-Nya, dan berilah kabar gembira pada orang-orang yang tunduk (patuh) pada Allah.” (QS: Al-Hajj: 34)
7 Amalan Sunnah Sebelum Shalat Idul Adha
1. Takbiran
Mengumandangkan takbir sangat dianjurkan saat Hari Raya Kurban atau Idul Adha.
Takbir dilakukan sejak terbenamnya matahari memasuki 10 Dzulhijjah hingga hari tasyrik (13 Dzulhijjah) waktu Ashar.
Hal itu merupakan sesuatu disyariatkan dalam Islam.
2. Mandi Besar
Melaksanakan mandi besar sebelum shalat Idul Adha dianjurkan sebelum berangkat shalat Idul Adha.
"Dari Nafi’, beliau mengatakan bahwa Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma mandi pada hari Idul Fitri sebelum berangkat ke lapangan". (HR. Malik dan asy-Syafi’i dan sanadnya shahih)
3. Kenakan Pakaian Terbaik
Hari Raya dianjurkan menggunakan pakaian terbaik yang dimiliki seseorang, khususnya saat melaksanakan shalat Idul Adha.
Pakaian dimaksud bukan berarti yang terbaru dan termahal, melainkan pakaian terbaik yang sudah dimiliki saat ini.
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata:
"Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kami untuk memakai pakaian terbaik yang kami miliki pada dua hari raya." (HR. Hakim)
4. Semprot Parfum
Ketika shalat Idul Adha, disunnahkan memakai minyak wangi namun tidak berlebihan, agar orang-orang di sekitar bisa nyaman saat beribadah.
"Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kami untuk memakai pakaian terbaik yang kami miliki pada dua hari raya dan memakai minyak wangi" (HR. Hakim)
5. Menunda Makan Sebelum Shalat
Disunnahkan menunda makan sebelum melaksanakan shalat Idul Adha, hal ini sebagaimana diriwayatkan Abdullah bin Buraidah dari ayahnya Buraidah bin al Hushaib.
"Rasulullah saw pada hari Idul Fitri tidak keluar sebelum makan, dan pada hari Idul Adha tidak makan hingga selesai salat." (HR. At Tirmidzi)
Hikmahnya adalah agar daging kurban bisa segera disembelih dan dinikmati selesai shalat Ied.
Baca juga: Takbir Idul Adha Versi Pendek dan Panjang, Dilengkapi Tulisan Arab serta Latinnya
6. Pergi dan Pulang Lewat Jalan Berbeda
Pergi dan pulang shalat Idul Adha disunnahkan melewati jalan yang berbeda, hikmahnya agar banyak bagian bumi yang menjadi saksi ketika seseorang beramal.
Diriwayatkan dari Muhammad bin Ubaidillah bin Abi Rafi’ dari ayahnya dari kakeknya:
“Nabi Saw mendatangi shalat Id berjalan kaki dan beliau pulang melalui jalan lain dari yang dilaluinya ketika pergi”. (HR. Ibnu Majah)
7. Hadir saat Shalat Idul Adha
Menghadiri shalat Ied itu sendiri merupakan sunnah. Untuk itu, mari mengajak keluarga hingga sahabat dan kerabat untuk menghadiri shalat Idul Kurban.
Sangking sunnahnya, Nabi Saw sampai memerintahkan wanita yang sedang haid sekalipun untuk hadir.
Bagi yang sedang haid, cukup hadir dan tidak perlu masuk ke shaf shalat.
Diriwayatkan dari Ummu ‘Athiyah al-Anshariyah ia berkata:
"Rasulullah saw memerintahkan kami untuk menyertakan gadis remaja, wanita yang sedang haid, dan wanita pingitan. Adapun wanita yang sedang haid supaya tidak memasuki lapangan tempat salat, tetapi menyaksikan kebaikan hari raya dan dakwah yang disampaikan khatib bersama kaum muslimin." (HR. Ahmad)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Wajib Tahu, Ini 7 Amalan Sunnah Sebelum Shalat Idul Adha, Melimpah Pahala di Hari Raya,
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Begini Penjelasan Ustaz Abdul Somad, Keistimewaan Berkurban saat Hari Raya Idul Adha,
Kapan Puasa Ayyamul Bidh Juli 2025? Simak Jadwalnya, Lengkap Niat dan Tata Cara Melaksanakan |
![]() |
---|
Jadwal Puasa Ayyamul Bidh Juli 2025, Sampai Kapan? Lengkap Bacaan Niat dan Tata Cara Menunaikannya |
![]() |
---|
Kapan Malam 1 Suro 2025? Cek Tanggal Satu Suro Jatuh pada Tanggal Berapa di Bulan Juni Ini |
![]() |
---|
Teks Khutbah Jumat 20 Juni 2025, Ingatkan Soal Janji Umat Manusia pada Allah sebelum Lahir ke Dunia |
![]() |
---|
Bacaan Niat Puasa Arafah sebelum Idul Adha, Hukum Puasa Arafah Jika Masih Punya Utang Puasa Ramadhan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.