Berita Internasional Terkini

Ratusan Mahasiswa Harvard Walk Out Saat Wisuda, Protes Konflik Israel dan Palestina Kian Memanas

Ratusan mahasiswa walk out saat wisuda Harvard, buntut dari protes konflik Israel dan Palestina yang kian memanas.

Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Dzakkyah Putri
New York Post
MAHASISWA HARVARD WALK OUT - Ratusan mahasiswa walk out saat wisuda Harvard, buntut dari protes konflik Israel dan Palestina yang kian memanas. 

TRIBUNKALTIM.CO - Ratusan mahasiswa walk out saat wisuda Harvard, buntut dari protes konflik Israel dan Palestina yang kian memanas.

Ratusan orang walk out atau keluar dari gedung kampus Universitas Harvard pada hari Kamis, (23/05/2024).

Setelah berbulan-bulan terjadi protes di Harvard yang dipimpin mahasiswa untuk menyuarakan atas perang yang terjadi antara Israel dan Gaza, beberapa mahasiswa yang bergabung pada protes tersebut tidak dapat lulus.

Para mahasiswa pada upacara wisuda meneriakkan “Biarkan mereka berjalan” selama pemogokan, The Harvard Crimson melaporkan, merujuk pada 13 mahasiswa yang ditolak gelarnya karena keterlibatan mereka dalam perkemahan kampus untuk melakukan protes terhadap Israel dan mendukung free palestine selama berminggu-minggu.

Dalam kegiatan proters tersebut rratusan orang berpartisipasi dalam pemogokan tersebut, menurut Crimson dan The New York Times.

Baca juga: Dukung Palestina, Reality Club Mundur dari Festival SXSW, Buntut dari Sponsor yang Terlibat Genosida

Bendera Palestina juga dikibarkan oleh para siswa di bagian belakang upacara, lapor Crimson, sementara foto-foto yang diunggah secara online menunjukkan sebuah pesawat yang mengikuti bendera Israel tampak terbang di atasnya.

Pemogokan pada hari wisuda, yang terjadi setelah berbulan-bulan protes yang berpuncak pada perkemahan beberapa saat lalu, terjadi hanya satu hari setelah badan pengatur Ivy League melarang 13 siswa menerima ijazah mereka.

Demonstran pro-Palestina melakukan protes di luar Harvard Yard selama kuliah Universitas Harvard tahun 2024.
Demonstran pro-Palestina melakukan protes di luar Harvard Yard selama kuliah Universitas Harvard tahun 2024. (Forbes)

Dalam keputusannya, Harvard menolak rekomendasi fakultas yang mengizinkan mahasiswa tersebut yang berpartisipasi dalam perkemahan untuk menerima gelar mereka.

Pemogokan wisuda Harvard bukanlah protes pertama yang dimulai pada semester ini.

Kelompok mahasiswa pro-Palestina awal bulan ini mengganggu serangkaian upacara wisuda di Universitas California Berkeley, Universitas North Carolina, Universitas Xavier di Cincinnati, Universitas Virginia Commonwealth dan Universitas Texas di Austin.

Harvard menjadi pusat protes mahasiswa yang sebagian besar mengkritik perang Israel di Gaza, di mana lebih dari 35.000 orang telah terbunuh sejak bulan Oktober, menurut Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas (diperkirakan 1.200 orang tewas dalam serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan ).

Protes tersebut menjadi berita utama nasional dalam beberapa bulan terakhir, termasuk di Columbia, UCLA dan Universitas Michigan.

Para pengunjuk rasa di Harvard membubarkan perkemahan mereka awal bulan ini setelah sekolah tersebut setuju untuk meninjau skorsing beberapa siswa dan bertemu dengan siswa mengenai divestasi dari perusahaan-perusahaan yang terkait dengan militer Israel (meskipun sekolah tersebut tidak setuju untuk melakukan divestasi dari perusahaan-perusahaan tersebut, sebuah proposal yang kontroversial). Namun, pihak sekolah mengatakan 13 mahasiswa sarjana “tidak bereputasi baik” karena dugaan perilaku mereka dalam protes tersebut, dan tidak akan menerima gelar saat ini.

Protes tersebut juga memicu kritik dari beberapa donor dan anggota parlemen yang berpendapat bahwa sekolah tersebut tidak cukup menghukum retorika antisemit, termasuk penolakan besar-besaran oleh miliarder megadonor seperti Len Blavatnik dan Ken Griffin.

Dalam sebuah wawancara di bulan Januari, Griffin mengatakan bahwa dia tidak akan lagi mendukung Harvard, dengan mengutip para mahasiswa yang “terjebak dalam retorika penindas dan penindas” yang dia anggap sebagai “kepingan salju yang cengeng” (juru bicara Griffin kemudian mengklarifikasi bahwa miliarder tersebut tidak mengacu pada mahasiswa Harvard. secara khusus).

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved