Ada yang Janggal dengan Nomor Punggung Pemain Timnas Indonesia, STY Keluarkan Jurus Lama Lawan Irak

TRIBUNKALTIM.CO - Ada yang janggal terkait nomor punggung pemain Timnas Indonesia kala menghadapi Tanzania di laga uji coba.

Ternyata, pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong kembali mencoba jurus lama yang pernah diterapkannya kala melatih Korea Selatan.

Jurus lama ini akan diterapkan kala Timnas Indonesia bertemu Irak pada matchday kelima Grup F Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Simak pula skenario kelolosan Timnas Indonesia ke putaran 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Baca juga: Rafael Leao Dijual? Paolo Scaroni Blak-blakan Siap Paketkan Megabintang AC Milan ke Klub Peminat

Baca juga: Trending, Putra Nababan Sentil PSSI, Minta Pemain Timnas 60 Persen Lokal, Jangan Semua Naturalisasi

Diketahui, skuad besutan Shin Tae-yong dipaksa bermain imbang 0-0 melawan Tanzania di Stadion Madya, Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta.

Pada laga itu, Shin memainkan jurus lamanya yang pernah dipakai saat menangani Korea Selatan.

STY pernah mendapat sorotan ketika menangani Timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2018.

Shin Tae-yong disoroti lantaran kecerdikannya mengacak nomor punggung pemain Korsel.

Pada sesi latihan Korea Selatan jelang lawan Swedia, Shin Tae-yong merasa ada mata-mata dari tim Swedia.

Ia lantas memutuskan untuk mengacak nomor punggung pemainnya agar membingungkan penyusup tersebut.

Hanya Son Heung-min dan kapten Korsel, Ki Sung-yueng, yang tidak diacak karena mudah dikenali.

Baca juga: 6 Fakta Timnas Indonesia vs Irak, Siasat/Taktik STY Acak Nomor Punggung Pemain saat Jumpa Tanzania

Baca juga: Pemain Timnas Indonesia Jay Idzes Rangkul Eks Inter Milan Usai Venezia Promosi ke Serie A

"Kami mengacak nomor punggung karena kami tidak ingin menunjukkan segalanya kepada lawan kami dan mencoba untuk membingungkan mereka," ucap Shin Tae-yong.

"Mereka mungkin mengenal beberapa pemain kami. Namun, sangat sulit untuk orang Barat (Eropa) membandingkan orang Asia dan itulah alasan kami melakukannya."

"Semua pelatih mungkin merasa bahwa lawan selalu memata-matai mereka."

"Saya pikir itu wajar karena kami semua mencoba untuk mendapatkan informasi satu sama lain sebanyak mungkin," jelas STY kala itu.