Pilkada Balikpapan 2024

Harapan Pilkada Balikpapan 2024 tanpa Kotak Kosong, 2 Calon Penantang Rahmad Mas'ud Jajaki Koalisi

Harapan Pilkada Balikpapan 2024 tanpa kotak kosong. 2 calon penantang Rahmad Mas'ud menjajaki koalisi untuk bisa ikut berkontestasi.

Penulis: Zainul | Editor: Amalia Husnul A
TribunKaltim.co/Dwi Ardianto-Zainul
PILKADA BALIKPAPAN 2024 - Dari kiri ke kanan: Joy Nashar Utamajaya, Rahmad Mas'ud dan Syukri Wahid. Harapan Pilkada Balikpapan 2024 tanpa kotak kosong. 2 calon penantang Rahmad Mas'ud menjajaki koalisi untuk memastikan ikut berkontestasi di Pilkada Balikpapan 2024. 

Dengan jatah itu, sudah cukup bagi Partai Golkar untuk mendaftarkan Rahmad Mas'ud ke KPU.

Dosa Pimpinan Parpol

"Jika kotak kosong kembali muncul, dosa itu ada pada beliau-beliau ini (para pimpinan partai politik).

Mereka yang memutuskan rekomendasi," ujar Pengamat Politik Balikpapan, Piatur Pangaribuan saat menjadi narasumber pada program podcast Tribun Kaltim Menuju Pilkada: Siapa Berani Lawan Petahana?, Rabu (19/6/2024).

Selain Piatur, hadir pula dua pemimpin partai politik di Balikpapan yakni Ketua DPD Partai NasDem, H. Ahmad Basir dan Ketua DPC PDIP Kota Balikpapan, Budiono, dan dimoderatori oleh Koordinator Digital Activity Tribun Kaltim, Januar Alamijaya.

Piatur berharap program podcast ini didengar para pimpinan parpol level pusat, sehingga mereka tidak hanya fokus pada kepentingan nasional tetapi juga memperhatikan kepentingan daerah-daerah.

"Mudah- mudahan diskusi kita ini bisa didengar oleh DPP sehingga juga bisa membantu daerah-daerah.

Jangan DPP mementingkan kepentingan nasional saja, tetapi harus mementingkan kepentingan daerah-daerah ini juga dan bisa menjawab keresahan masyarakat Kota Balikpapan," ungkapnya.

Baca juga: Bagus Susetyo Dapat Tugas DPP Gerindra Maju Pilkada Balikpapan, Jalin Komunikasi ke PKB dan PKS

Dia menjabarkan, Pilkada Balikpapan 2021, kotak kosong memperoleh 38 persen suara.

Perolehan suara tersebut, menurutnya, menunjukkan bahwa masyarakat bergerak sendiri karena ketidakpuasan terhadap kinerja pemerintahan saat itu.

Mantan Rektor Universitas Balikpapan itu juga menilai ketidakmampuan pemerintahan dalam memenuhi harapan masyarakat menjadi faktor utama munculnya kotak kosong.

“Kalau pemerintahan kinerjanya bagus, tidak mungkin lahir kotak kosong. Fakta bahwa kotak kosong muncul menunjukkan banyak persoalan yang tidak terjawab,” tegasnya.

Piatur juga mengkritisi praktik politik uang yang seringkali menjadi penghalang bagi calon potensial untuk maju dalam pemilihan.

“Balikpapan sudah menjawab bahwa tidak selalu begitu (mahar politik) lewat kotak kosong juga bisa” katanya.

Dia juga menyebut, meskipun ada upaya untuk mendorong politik uang, masyarakat mampu memberikan suara mereka untuk pilihan alternatif. Pentingnya pilihan yang beragam dalam pemilihan tidak bisa diabaikan.

“Jika ada banyak pilihan, harus dibuka. Jangan ditutup. Kalau ditutup lagi, demokrasi juga tidak baik,” jelasnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved