Berita Nasional Terkini

Profil Anis Matta dan Sepak Terjang, Diprediksi Jadi Menteri Perhubungan di Kabinet Prabowo-Gibran

Jelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih 2024-2024 pada 20 Oktober mendatang, prediksi Kabinet Prabowo-Gibran juga bermunculan.

Editor: Doan Pardede
HO/GELORA
Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat ( Gelora ) Indonesia Anis Matta. 

TRIBUNKALTIM.CO - Jelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih 2024-2024 pada 20 Oktober mendatang, siapa saja nama yang diprediksi mengisi Kabinet Prabowo-Gibran bermunculan.

Terbaru, sebuah daftar berisi 64 nama yang disebut-sebut menjadi Menteri, Wakil Menteri dan pimpinan lembaga beredar.

 Salah satu posisi yang diprediksi berganti adalah Menteri Perhubungan, yang saat dijabat Budi Karya Sumadi.

Posisi Budi Karya Sumadi disebut-sebut akan digantikan oleh Anis Matta, yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Gelora.

Baca juga: KIM Belum Sepakati Bacagub di 3 Provinsi, AHY sebut tak Terkait Jatah Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

64 Nama yang Diprediksi Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

Inilah 64 nama yang diprediksi mengisi kabinet Prabowo-Gibran, seperti dilansir Tribunnews.com dengan judul Beredar Lagi Nama-nama Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Loyalis Jokowi 'Terpental', Ini Kata Koalisi

1. Menko Bidang Perekonomian: Airlangga Hartarto

2. Menko Bidang Energi, Investasi dan Lingkungan Hidup: Hatta Rajasa

3. Menko Bidang Politik, Hukum dan Keamanan: Tito Karnavian

4. Menteri Pertahanan dan Koordinator Pangan & Gizi & Kesehatan Masyarakat: Glenny Kairupan

5. Menteri Sekretaris Negara: Ahmad Muzani

6. Menteri Sekretaris Kabinet: Sugiono

7. Menteri Dalam Negeri: Ari Dono Sukmanto

Tangkapan layar sebuah unggahan disertai foto yang menampilkan draft susunan kabinet pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
KABINET PRABOWO-GIBRAN - Tangkapan layar sebuah unggahan disertai foto yang menampilkan draft susunan kabinet pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. (X)

8. Wakil Menteri Dalam Negeri: Musa Bangun

9. Menteri Luar Negeri: Lalu Muhammad Iqbal

10. Wakil Menteri Luar Negeri: Juri Ardiantoro

11. Menteri Pariwisata & Ekonomi Kreatif: Sandiaga Salahuddin Uno

12. Wakil Menteri Pariwisata & Ekonomi Kreatif: Helmi Yahya

13. Menteri Agama: Irfan Yusuf Hasyim

14. Wakil Menteri Agama: Asep Saepudin Jahar.

15. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia: Yusril Ihza Mahendra

16. Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia: Fahri Hamzah

17. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Teknologi: Pratikno

18. Wakil Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Teknologi: Arif Satria

19. Menteri Kesehatan dan Badan Kesehatan: Benny Oktavianus

20. Wakil Menteri Kesehatan dan Badan Kesehatan: Budi Wiweko

21. Menteri Sosial, Kesejahteraan, Perempuan dan Anak: Rahayu Saraswati

22. Wakil Menteri Sosial, Kesejahteraan, Perempuan dan Anak: Grace Natalie

23. Menteri Riset & Kepala BRIN: Amarulla Octavian

24. Menteri Ketenagakerjaan: Nusron Wahid

25: Wakil Menteri Ketenagakerjaan: Agus Jabo

26. Menteri Perindustrian: Jeffrie Geovanie

27. Wakil Menteri Perindustrian: Haris Rusly Moti

28. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral: Rauf Purnama

29. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral: Oki Muraza

30. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat: Ridwan Kamil

31. Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat: Afriansyah Noor

32. Menteri Perhubungan: Anis Matta

Baca juga: Kata PSI soal Nama Calon Menteri Kabinet Prabowo-Gibran Beredar Viral, Belum Ada Susunan Resmi

33. Wakil Menteri Perhubungan: Yohana Murtika

34. Menteri Keuangan dan Kepala Bappenas: Budi Gunadi Sadikin

35. Wakil Menteri Keuangan dan Kepala Bappenas: Eddy Soeparno

36. Menteri Investasi: Bahlil Lahadalia

37. Wakil Menteri Investasi: Jerry Sambuaga

38. Menteri Komunikasi, Informatika & Digital: Sufmi Dasco Ahmad

39. Wakil Menteri Komunikasi, Informatika & Digital: Kaylani

40. Menteri Perdagangan: Zulkifli Hasan

41. Wakil Menteri Perdagangan: Riyano Panjaitan

42. Menteri Pertanian: Andi Amran Sulaiman

43. Wakil Menteri Pertanian: Bambang Eko

44. Menteri Lingkungan Hidup & Ekonomi Hijau: Pandu Sjahrir

45. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara & Reformasi Birokrasi: Fadli Zon

46. Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara & Reformasi Birokrasi: Frederikus Gebze

47. Menteri Desa, Daerah Tertinggal & Transmigrasi: Yaqut Cholil Qoumas

48. Wakil Menteri Desa, Daerah Tertinggal & Transmigrasi: Dedy Permadi

49. Menteri Tata Ruang, BPN & Kehutanan: Agus Harimurti Yudhoyono

50. Wakil Menteri Tata Ruang, BPN dan Kehutanan: Raja Juli Antoni

51. Menteri BUMN: Rosan Perkasa Roeslani

52. Wakil Menteri BUMN: Aminudin Ma'ruf

53. Menteri Kelautan dan Perikanan: TB Heru Rahayu

54. Wakil Menteri Kelautan dan Perikanan: Eko Djalmo

Baca juga: 5 Kementerian Paling Basah Tahun 2024 dan Prediksi Menteri yang Menjabat di Kabinet Prabowo-Gibran

55. Menteri Pemuda & Olahraga: Dito Ariotedjo

56. Wakil Menteri Pemuda & Olahraga: M. Pradana Indraputra

57. Menteri Koperasi, UMKM & Pasar Tradisional: Ahmad Doli Kurnia

58. Wakil Menteri Koperasi, UMKM & Pasar Tradisional: Sudaryono

59. Menteri Sekretaris Pengendalian Pembangunan: Syafrie Syamsudin

60. Kepala BIN: Budi Gunawan

61. Wakil Kepala BIN: I. Nyoman Cantiasa

62. Kapolri: Listyo Sigit

63. Jaksa Agung: Didi Tasidi

64. Kepala Badan Pangan Nasional: Arief Prasetyo Adi

Profil Anis Matta, Bermula dari Dakwah hingga Jadi Ketua Umum Partai Gelora

Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora Indonesia) adalah sebuah partai politik baru di Indonesia.

Ketua Umum Partai Gelora saat ini adalah Muhammad Anis Matta.

Di masa lalu sosoknya dikenal sebagai politikus dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat DPR pada 2009 sampai 2013.

Dikutip dari situs resmi, Anis Matta lahir di Welado, Bone, Sulawesi Selatan, pada 7 Desember 1968.

Anis menghabiskan masa kecil dan remaja di beberapa daerah di Indonesia Timur.

Dia menempuh sekolah dasar di SD Katolik Mathias I di Tual, Maluku Tenggara, lalu kembali ke Bone dan lulus dari SD Inpres Welado, Bone.

Setelah lulus SD, Anis lalu masuk pondok pesantren pada usia SMP-SMA di Pesantren Darul Arqam, Gombara, Makassar.

Anis kemudian melanjutkan pendidikan setelah mendapat beasiswa di Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA), Jakarta.

Ia merampungkan sarjana jurusan syariah pada 1992.

Sambil kuliah, Anis mengikuti kursus bahasa Inggris di bilangan Salemba, Jakarta Pusat.

Selesai kuliah, Anis sempat menjadi dosen agama Islam di Program Ekstension Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok.

Salah satu aktivitas yang ditekuni Anis adalah berdakwah di masjid-masjid perkantoran di Jakarta.

Ia juga menekuni profesi sebagai pembicara dan konsultan pengembangan organisasi dan manajemen sumber daya manusia.

Anis kemudian terjun ke dunia politik pada 1998.

Dia adalah salah satu pendiri Partai Keadilan (PK) yang dideklarasikan di Jakarta pada 20 Juli 1998.

Setelah pemilihan umum 1999, seperti dilansir Kompas.com, PK berganti nama menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada 2 Juli 2003.

Anis menjadi sekretaris jenderal sejak partai berdiri hingga diangkat oleh Majelis Syuro PKS menjadi presiden partai pada 1 Februari 2013 sampai 10 Agustus 2015.

Anis terpilih menjadi anggota DPR periode 2004-2009 dan 2009-2014 dari daerah pemilihan Sulawesi Selatan I (Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, dan Kepulauan Selayar).

Pada periode keduanya di Senayan, Anis terpilih menjadi Wakil Ketua DPR RI hingga memutuskan mengundurkan diri pada saat diangkat menjadi Presiden PKS.

Anis diangkat menjadi presiden dalam situasi sulit.

Pada 2013 Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq dalam kasus suap kuota impor daging sapi.

Selain itu, pada saat itu juga terdapat perselisihan di kalangan dalam PKS yakni antara mantan Ketua Majelis Syuro Hilmi Aminuddin dengan sejumlah tokoh senior PKS.

Ketika kasus itu menerpa PKS, Anis kemudian menggalang konsolidasi internal.

Dia lantas mengubah jargon partai menjadi “Cinta. Kerja. Harmoni.”

Saat itu banyak pihak khawatir PKS tak bakal selamat di pemilihan umum (Pemilu) 2014.

Namun, ternyata mereka masih bisa lolos ke parlemen.

Walaupun jumlah kursi turun karena dinamika sistem pemilu, tetapi angka suara pemilih naik sekitar 3,3 persen menjadi 8,48 juta suara.

Akan tetapi, karena konflik internal membuat PKS memutuskan memecat Anis dan salah satu sahabatnya, Fahri Hamzah.

Alhasil keduanya bekerja sama membangun Partai Gelora bersama dengan sejumlah mantan kader PKS yang memilih hengkang.

Anis yang merupakan anak keenam dari delapan bersaudara ini cukup produktif menulis buku.

Sejak 2002 hingga 2014 sudah 10 buku, yaitu Delapan Mata Air Kecemerlangan (2009), Momentum Kebangkitan (Kumpulan Pidato) (2014), Gelombang Ketiga Indonesia (2014), Menikmati Demokrasi (2002), Model Manusia Muslim: Pesona Abad ke-21 (2002), Membentuk Karakter Cara Islam (2003), Mencari Pahlawan Indonesia (2004), Dari Gerakan Menuju Negara (2006), Integrasi Politik dan Dakwah (2007), Serial Cinta (2008).

Ikuti berita populer lainnya di Google News Tribun Kaltim

Ikuti berita populer lainnya di saluran WhatsApp Tribun Kaltim

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved